Sukses

Beauty

Stop Doakan 'Cepat Punya Anak' Buat Pengantin Baru, Karena....

Doa untuk mereka yang berdiri di pelaminan selalu berkisar tentang 'semoga langgeng', 'awet sampai tua', dan terakhir 'cepat punya momongan'. Ucapan terakhir ini ternyata bisa membuat nyawa seorang anak terancam. Kenapa?

Karena momongan yang tidak disiapkan dengan matang, malah hanya akan membawa kematian pada ibu dan sang bayi. Demikian disebutkan dr.Eni Gustina, MPH, Direktur Kesehatan Keluarga dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Ucapan dr.Eni ini berdasarkan data angka kematian ibu di Indonesia di mana pada tahun 2014 ada 5.048 kasus kematian.

Meski sempat turun menjadi 897 kasus di tahun 2015, angka ini kembali melonjak di tahun 2016 menjadi 4.834 kasus kematian. Angka kematian ini bisa ditekan andai saja dengan pemberian nutrisi yang tepat, gaya hidup yang sehat, dan deteksi dini kehamilan berisiko.

"Ubah paradigma doa nikah cepat punya momongan. Doa yang lebih baik adalah semoga sehat, ekonomi yang kuat, dan barulah punya anak. Kehamilan sehat itu yang dipersiapkan secara berbahagia dengan orangtua yang juga sudah siap," ujar dr.Eni dalam ‘Forum Diskusi Kesehatan Philips Indonesia: Jaga Kehamilan untuk Generasi yang Lebih Sehat' di bilangan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/12).

Ilustrasi/Pixabay.com

Kesehatan ibu hamil dimulai sejak persiapan menikah. Di mana para calon pengantin akan diberi pendidikan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) perkara kesehatan diri dan hukum-hukum pernikahan. Khusus untuk kesehatan, calon pengantin wanita diharapkan sudah berusia di atas 23 tahun.

"Pada tahun 90-an, kematian ibu yang melahirkan berusia di atas 35 tahun dan sekarang banyak terjadi kematian ibu usia di bawah 20 tahun. Sekitar 40% dari kematian tersebut diakibatkan karena ibu belum siap fisik—rahimnya belum matang, belum siap untuk hamil," ujar dr.Eni lagi.

Ditambahkan Dr. dr. Ali Sungkar, Sp.OG-KFM, dari 100 ribu angka ibu melahirkan, terjadi 305 kejadian di mana ibu yang melahirkan meninggal. Tiga penyebab terbesar kematian itu adalah hipertensi, pendarahan, dan keracunan kehamilan.

"Perbaiki dulu gizi sebelum hamil, lakukan pre-marital test untuk mengetahui kondisi mental dan fisik calon suami, juga termasuk pemeriksaan talasemi, hepatitis, dan diabetes bagi para calon ibu," saran dr.Ali.

Para pengisi acara 詮orum Diskusi Kesehatan Philips Indonesia: Jaga Kehamilan untuk Generasi yang Lebih Sehat'/Vemale.com

Selain itu wajib diperhatikan pula kondisi diri dan bayi agar tak terjadi kelahiran prematur. Dr.Ali menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kelima negara di dunia dengan jumlah bayi prematur terbanyak --lebih dari 15.5 per 100 kelahiran. Bandingkan dengan data dari UNICEF, di mana kelahiran prematur di Swedia hanya 8%, Jepang 6%, dan AS 11%.

"Satu dari tujuh bayi lahir di Indonesia merupakan preterm (prematur) sebuah kondisi di mana otak bayi dan organ belum sempurna. Jikalau pun bisa hidup, kemungkinan dia akan hidup dengan penyakit-penyakit tertentu seperti asma atau bahkan buta," tambahnya.

Peningkatan kesadaran masyarakat
Phillips sebagai produsen alat kesehatan macam Doppler Ultrasound mencoba memberi edukasi pada masyarakat soal kesehatan kehamilan. Dikatakan Suryo Suwignjo sebagai Presiden Direktur Phillips Indonesia, pihaknya ingin membantu masyarakat dengan membuat aplikasi Mobile Obstetrical Monitoring (MOM) yang diberikan kepada bidan-bidan di daerah-daerah.

Dilengkapi pula alat-alat periksa standar seperti timbangan, tensi, untuk evaluasi berkala ibu-ibu hamil di desa. "Harapannya adalah dengan aplikasi ini, dokter ahli kandungan dapat memantau dan memberikan info ke bidan, terutama jika ada kemungkinan kehamilan dengan risiko tinggi. Bidan kemudian bisa info ke ibu hamil untuk diperiksakan lebih lanjut atau dicegah resiko kehamilannya," ujar Suryo.

(vem/zzu)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading