Sukses

Parenting

8 Tanda Anak Sengaja Melukai Dirinya Sendiri

Tindakan melukai diri sendiri (self-harm) terbilang cukup banyak dilakukan oleh anak-anak muda. Sebagai orangtua, kita harus lebih hati-hati atau waspada dengan hal ini. Jangan sampai kita luput memperhatikannya dan membiarkan anak terus melukainya dirinya sendiri.

Dikutip dari selfharm.co.uk, 13% dari anak usia 11-16 tahun sengaja melukai dirinya sendiri dengan berbagai alasan. Orangtua harus benar-benar lebih peka dengan hal ini. Meski mungkin sulit untuk mendeteksi tindakan atau perilaku melukai diri sendiri pada anak ini, tapi ada beberapa hal yang bisa kita jadi indikatornya. Seperti delapan hal berikut ini.

1. Munculnya luka-luka yang mencurigakan
Tindakan melukai diri sendiri tidak hanya sebatas pada membuat luka pada bagian tubuh tertentu, tapi bisa juga sengaja membenturkan tubuh dan menjambak rambut. Orangtua perlu waspada bila di tubuh anak muncul luka-luka yang mencurigakan, apalagi kalau anak malah tampak berusaha untuk menyembunyikan luka dan tak memberi penjelasan yang logis.

2. Selalu menutupi tangan dan kakinya
Kebiasaan anak dalam berpakaian juga perlu diperhatikan. Bila ia tampak sengaja menutupi anggota tubuhnya tanpa alasan jelas, bisa jadi ia sedang menyembunyikan luka-lukanya.

3. Semakin menutup diri
Bila perilaku anak berubah jadi makin menutup diri atau sengaja menghabiskan waktu selalu sendirian dalam jangka waktu lama, orangtua perlu lebih waspada. Seorang anak yang sering sengaja melukai dirinya sendiri punya kecenderungan makin menutup diri.

4. Semakin sering menghabiskan waktu di dunia maya
Anak-anak muda yang punya kebiasaan melukai dirinya sendiri biasanya akan menghabiskan lebih banyak waktunya di dunia maya (online). Selain itu, ia juga akan makin posesif dengan ponsel atau smartphone-nya setiap hari.

5. Munculnya noda darah di baju, handuk, dsb
Kalau kita sebagai orangtua menemukan ada noda darah pada baju, handuk, sprei, selimut anak, saatnya untuk lebih waspada. Tindakan anak yang melukai dirinya pun bisa menimbulkan jejak noda darah yang mungkin luput dari perhatiannya.

6. Enggan berpartisipasi di kegiatan olahraga
Ruth Ayres, pekerja sosial dari SelfharmUK memaparkan, "Karena anak-anak muda yang melukai dirinya sendiri biasanya tak ingin memperlihatkan anggota tubuhnya, mereka akan kesulitan mengikuti pelajaran olahraga di sekolah atau pergi berenang." Bila anak jadi enggan dan tak mau berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, perlu dicurigai ia sedang menyembunyikan sesuatu.

7. Benda-benda tajam di rumah banyak yang hilang
Nah, hal ini juga patut dicurigai. Bila benda-benda tajam di rumah yang berpotensi bisa dipakai untuk melukai diri di rumah hilang, kita harus benar-benar waspada.

8. Tidak punya semangat
Dilansir dari nspcc.org.uk, depresi, motivasi rendah, kebiasaan makan yang berubah, rasa percaya diri yang rendah, perubahan berat badan yang ekstrem, dan makin gampang tersinggung atau menangis merupakan ciri-ciri emosional tindakan melukai diri sendiri. Dengan kata lain, kalau anak menunjukkan perubahan emosi seperti kehilangan semangat, ada kemungkinan ia melakukan tindakan melukai dirinya sendiri.

Ada banyak faktor dan indikator lain yang bisa digali lebih dalam untuk mencari tahu apakah anak sengaja melukai dirinya sendiri atau melakukan sesuatu yang seharusnya tak dilakukannya. Sebagai orangtua, kita perlu lebih peka dan waspada lagi bila anak menunjukkan perilaku atau kebiasaan yang lain dari biasanya.




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading