Sukses

Fashion

Review: Novel ''Satu Ruang'' Karya Aqessa Aninda

Judul: Satu Ruang

Penulis: Aqessa Aninda

Editor: Pradita Seti Rahayu

Penerbit: Elex Media Komputindo, 2017

"Kinan mungkin sedikit berbeda dengan tipe perempuan kesukaan Satrya. Gadis itu terlalu lembut, terlihat rapuh, dan sedikit tertutup. Mata kenarinya yang senantiasa menghipnotis sering kali dirundung awan kelabu.

Sementara Sabrina mengingatkan Satrya pada sebuah sosok dari masa lalu. Gadis itu penuh semangat, humoris, dan baik hati. Matanya begitu hidup setiap kali ia menceritakan hal yang ia sukai.

Dengan Kinan, Satrya seperti bercermin. Dengan Sabrina, rasanya hari-harinya menjadi lebih cerah.

Ini adalah bagian pertama dari kisah klasik di antara 4 orang yang saling mencari, ada 3 pintu hati yang terketuk, 2 orang yang kehilangan dan terjebak dengan bayangan masa lalu, serta 1 pertanyaan tentang berbagi ruang.

“Kalau memang benar perasaan ini namanya sayang, kenapa menyayangimu rasanya begitu menyesakkan?”

***

Sudah baca Secangkir Kopi dan Pencakar Langit? Kalau sudah, kamu pasti kangen banget sama sosok Satrya, kan? Atau buat yang belum baca novel itu, tenang saja belum terlambat kok untuk mengenal Satrya lebih dalam. Di novel Satu Ruangini, kamu akan mengenal lebih jauh soal Satrya beserta semua kelucuan dan juga kisahnya yang begitu menyentuh perasaan.

Patah hati dua kali. Yang satu karena sahabat yang diam-diam dicintainya menikah, satunya lagi karena wanita yang sempat dipacarinya pada akhirnya memilih pria lain. Satrya berusaha untuk menyembuhkan luka hatinya. Ia pun bertemu dengan Kinan ketika liburan ke Hong Kong. Dari situ, Satrya merasakan ada sesuatu yang berbeda. Kinan merupakan sosok wanita yang begitu berbeda. Selain cantik karena mata kenarinya yang begitu memesona, Kinan juga memiliki minat yang kurang lebih sama dengan Satrya, yaitu kuliner dan traveling.

Saat di Hong Kong, Satrya melewatkan kesempatan untuk mendapat nomor Kinan. Beruntung takdir mempertemukan mereka kembali di sebuah acara resepsi pernikahan. Di situ Satrya nekat meminta nomor Kinan meski dengan alasan yang sebenarnya mengada-ada saja. Satrya pun mulai melakukan pendekatan demi pendekatan untuk mengenal Kinan lebih dalam. Hanya saja ternyata Kinan menyimpan sebuah luka.

Adalah Prana, sosok pria yang tidak bisa dilupakan Kinan begitu saja. Meski mustahil untuk bisa bersama kembali, Kinan masih sulit untuk menerima kenyataan dan melanjutkan hidupnya. Semua kenangan dan masa lalu itu terus membayangi Kinan.

Cara terburuk kehilangan seseorang adalah ketika mereka pergi secara mendadak. Mereka tidak sempat mengucap selamat tinggal dan kita tahu ucapan selamat tinggal itu tidak diakhiri dengan kata-kata 'sampai jumpa lagi'.

(hlm. 87)

Novel Satu Ruang karya Aqessa Aninda./Copyright Vemale/Endah

Ketika Satrya dan Kinan saling terbuka soal masa lalu dan luka masing-masing, yang terjadi kemudian adalah mereka malah menjaga jarak. Sikap Kinan begitu sulit ditebak dan Satrya mengalami kesulitan untuk mencoba mendekatinya lagi. Hingga kemudian ada Sabrina yang hadir di dalam hidup Satrya.

Bersama Sabrina, Satrya juga merasa sangat nyaman. Bahkan ia bisa bercerita dan terbuka soal apa saja dengan begitu mudahnya. Pertemuan awal Sabrina dan Satrya pun cukup unik. Siapa sangka dari sebuah proyek yang dilakukan bersama, mereka jadi makin dekat. Tapi Sabrina juga punya kegalauannya sendiri, dia masih belum bisa melepaskan bayangannya dari seorang pria bernama Abi.

Kira-kira bisa nggak ya dua orang yang sedang terluka saling menyembuhkan satu sama lain? Mungkinkah ada ruang yang bisa disisakan untuk seseorang yang baru? Mampukan melupakan seseorang sudah meninggalkan jejak yang begitu dalam dan melanjutkan hidup seakan semuanya baik-baik saja? Membaca novel ini, perasaan kita akan ikut hanyut dan campur aduk rasanya.

He's broken. You're broken. Kenapa kalian nggak saling mengobati?

(hlm. 114)

Bisakah saling mengobati?/Copyright Vemale/Endah

Di novel ini, ada banyak hal menarik juga yang dibahas. Mulai dari kecintaan Kinan pada semua hal berbau Disney princess, lagu, musik, film, piano, hingga pembahasan Sabrina soal sendratari yang menurutnya begitu romantis. Pastinya juga soal memahami perasaan masing-masing. Mengikuti obrolan Satrya dan Kinan membuat kita jadi lebih paham soal tidak mudahnya berjuang melanjutkan hidup tanpa seseorang yang dulu begitu berkesan di hati kita. Juga soal hubungan Sabrina dan Satrya serta Sabrina dan Abi, dari mereka kita jadi belajar juga soal berusaha dewasa dari semua luka yang pernah dirasa.

"Kenapa penyesalan itu selalu menyisakan sesuatu yang kayaknya besaaar banget, mengganjal di dalam rongga dada ya, Mas?"
(hlm. 142)

Sama seperti karya Aqessa sebelumnya, di novel ini kita akan dibuat tertawa nggak ada habisnya dengan tingkah Geng Fogging (Ghilman, Satrya, Ganesh, Radhi, Fajar, Aldi, Davintara). Berbagai joke yang receh dan celetukan yang konyol benar-benar bikin ngakak sendiri. Tingkah mereka pun banyak yang absurd. Salah satunya adalah ketika Radhi mencoba untuk PDKT dengan seorang wanita. Bukannya mendapat simpati atau respon positif, dia malah dikasih uang recek 500 perak. Duh, kalau mengingat kejadian itu benar-benar bikin ketawa nggak ada habisnya. Belum lagi ketika Radhi malah dikasih serangkaian bilangan biner dan nomor geolocation saat meminta nomor HP dan alamat rumah, dia begitu gigih memecahkan misteri itu meski awalnya mencak-mencak nggak jelas.

Ada sebuah sisi yang begitu menarik dan bikin jatuh hati dari Satrya. Bahkan membuat Kinan dan Sabrina juga ikutan melting dibuatnya, yaitu kedekatan Satrya dengan keponakannya Mikha. Lucu banget pokoknya mengikuti interaksi Satrya (Om Iyya) dan Mikha, seperti ketika Satrya malah curhat ke Mikha soal sesuatu ketika Mikha sedang pup. Interaksi om dan keponakan ini jadi bumbu tersendiri yang bikin novel ini jadi sangat menghibur.

"Mungkin nggak kita menyayangi dua orang dengan kadar yang sama, Mas?"
(hlm. 371)

Ending novel ini juga nggak ketebak banget. Awalnya mungkin kita akan mengira akan ada cinta segitiga, antara Satrya, Kinan, dan Sabrina. Tapi ternyata lebih kompleks dari itu. Begitu banyak perasaan yang dilibatkan. Kita akan ikut sedih, galau, hingga merasa simpati dengan setiap liku dan kisah yang dialami mereka.

Setelah membaca novel ini jadi nggak sabar untuk mengikuti kelanjutannya. Pokoknya buat kamu yang ingin menikmati novel yang menghibur sekaligus memberi inspirasi soal cinta, keluarga, persahabatan, dan makna hidup, Satu Ruang bisa jadi pilihan yang pas banget buat kamu. Happy reading, ladies!

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading