Sukses

Fashion

Review: Cinta yang Marah - Kumpulan Puisi M. Aan Mansyur

Judul: Cinta yang Marah (Kumpulan Puisi)
Penulis: M. Aan Mansyur
Penyunting: Irfan Ramli dan Bhavagad Sambadha
Desain sampul dan isi: emte
Sumber materi kliping berita: Pusat Informasi Kompas
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Suatu hari kelak, sebelum salah satu di antara aku dan kau tersangkut maut, pada hari ulang tahun kau, ketika tidak ada pekerjaan kantor yang melarang kau cuti, aku akan mengajak kau menjadi tua renta, kemudian mengajak kau kembali menjadi anak-anak.

***

Ketika membaca judul buku kumpulan puisi ini, Cinta yang Marah,hal pertama yang terlintas di kepala adalah kalau isi puisi ini membahas soal cinta dan asmara. Tapi saat membuka halaman 5 buku ini, tertera kata persembahan, "kepada mereka yang berjuang dan tidak bernama". Hm, jadi tema dan topik apa yang diangkat di buku kumpulan puisi ini?

Sosok "aku" dan "kamu" dalam kumpulan puisi ini awalnya terasa seperti sepasang kekasih. Tapi kemudian mereka mulai mengkritisi banyak hal. Termasuk soal berbagai isu dan hal-hal yang terjadi di sekitar mereka. Yang paling terasa menonjol adalah soal reformasi 1998.

Kumpulan puisi karya Aan Mansyur./Copyright Vemale.com/Endah

Kita kembali diingatkan bahwa bangsa ini pernah memiliki sejarah dan pergolakan revolusi yang cukup panas. Ada sejarah penting yang tak bisa kita lupakan begitu saja. Meski mungkin masih ada kemarahan dan luka dari semua tragedi itu, tapi kita selalu bisa belajar dari sejarah.

Buku kumpulan puisi ini juga memiliki tata letak yang unik. Puisi-puisi di dalamnya dilengkapi dengan kliping artikel yang pernah dimuat di koran pada tahun 1998. Meski mungkin tak semua isi artikelnya bisa terbaca dengan jelas, judul-judul dalam artikel tersebut kembali jadi pengingat kalau ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil dari masa-masa reformasi tersebut.

Ada potongan-potongan artikel koran di dalamnya./Copyright Vemale.com/Endah

pagi ini biarlah orang-orang menyebutnya tragedi sepiring bubur otak dan dua cangkir batu celup ketika melihat aku menikmati sarapan dan kebun belakang sambil membayangkan kau yang telah mati bicara tentang daftar belanja bulan ini dan nasib anak aku dan kau yang bercita-cita jadi dokter

Sosok "aku" dan "kamu" ini juga seakan mewakili perasaan dan kehidupan rakyat biasa. Yang berusaha untuk tetap bertahan hidup di tengah kerasnya situasi dan lingkungan mereka. Soal harapan dan impian yang terkadang harus direlakan pergi karena harus menghadapi kenyataan yang ada di depan mata.

Menurut saya, Cinta yang Marah ini sangat cocok dibaca oleh anak-anak muda Indonesia. Agar bisa kembali diingatkan kembali soal sejarah penting yang selamanya akan menjadi bagian penting negeri ini. Dan pastinya berusaha untuk terus menjaga cinta pada hidup, pada orang lain, pada diri sendiri, dan pada tanah air sekalipun harus memendam rasa marah.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading