Sukses

Beauty

Lansia Lebih Berisiko Alami Depresi, Seperti Apa Faktanya?

Menjaga kesehatan tubuh dan kinerja otak berlaku untuk semua orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa, terutama jika usia sudah menginjak lanjut usia. Akan lebih banyak lagi kesehatan yang perlu dijaga ketika tubuh menjadi tua.

Seringkali penuaan tubuh juga berpengaruh pada menuanya otak, itulah mengapa banyak orang lansia mengalami pikun atau menurunnya kemampuan mengingat. Namun bagaimana dengan risiko depresi? Karena seringkali orang tua jadi lebih mudah tersinggung karena hal-hal kecil.

Dilansir dari Medical Daily, ada beberapa mitos mengenai penuaan yang seringkali salah dipahami banyak orang.

1. Olahraga tak aman untuk lansia
Banyak orang lanjut usia justru mengurangi aktivitas fisik bahkan tidak beraktivitas sama sekali dan hanya duduk di dalam rumah karena alasan fisik yang sudah tidak kuat. Persepsi ini salah besar.
Orang lanjut usia sebaiknya tetap melakukan olahraga, namun jangan yang berat. Cukup jalan kaki rutin atau bersepeda santai. Bisa juga melakukan senam lansia dan lain sebagainya karena aktivitas fisik itu sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan.

Diungkap Dr Chhanda Dutta, kepala Clinical Gerotology Branch di National Institute on Aging, "Ada mitos yang berkembang bahwa menjadi tua artinya menjadi jompo. Itu tidak benar. Beberapa orang di usia 70, 80, dan 90-an masih mampu lari maraton dan menjadi atlet body builder," ujarnya.

2. Menua membuat sedih dan depresi
Depresi di usia tua memang sering terjadi. Menurut Dr Robert Roca, ketua American Psychiatric Association's Council on Geriatric Psychiatry, depresi di usia tua sering kali disebabkan oleh rasa kehilangan.

"Mereka kehilangan orang yang dicintai atau teman-teman. Mereka kehilangan identitas karena pensiun, kemampuan fisik menurun dan mereka tak lagi mampu melakukan banyak aktivitas yang biasanya mereka lakukan," jelas Dr Roca. Hal-hal inilah yang kemudian memicu stres yang bisa berkembang menjadi depresi.

Mitos tentang kesehatan orang lanjut usia/copyright Pexels.com/Pixabay

3. Otak berhenti memproduksi sel baru ketika menua
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sel-sel baru tetap dibentuk di otak pada individu usia 79. jadi salah besar jika ada yang mengira kalau sel-sel otak berhenti memperbarui diri ketika usia sudah tua.
Penulis utama penelitian, Ddr Maua Boldrini, mengatakan "Kami menemukan, orang tua memiliki kemampuan serupa untuk memproduksi ribuan neuron hippocampus baru dari sel-sel dewasa seperti pada orang muda."

Penyebab beberapa orang mengalami penurunan fungsi otak bisa jadi karena kurangnya aliran darah, kurangnya aktivitas fisik sehingga kurang aktif dan menurunkan fungsi kognitif.

4. Faktor genetika lebih berpengaruh dibanding kebiasaan harian
Gen ternyata hanya mempengaruhi sebagian kecil kehidupanmu. Hal ini diungkap pula oleh dokter anti-aging Dr Christopher Calapai, "Bagaimana Anda menjalani hidup, apa yang Anda konsumsi, serta bagaimana pola pikir Anda memiliki dampak lebih besar dibandingkan gen."

"Gen bisa berubah karena pola makan, olahraga, meditasi, serta paparan kimiawi. Jadi keunggulan gen sebenarnya juga bisa diatur," jelasnya. Jadi, meski seseorang punya risiko genetika terkena Alzheimer, bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.

Itu dia sekian mitos terkait penuaan yang ternyata masih sering salah dipahami banyak orang. Yuk mulai sekarang memahami lebih baik mengenai penuaan, ladies.

Sumber: Liputan6.com

(vem/feb)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading