Sukses

Lifestyle

3 Kali Jalin Cinta dengan Pria Beda Agama, Hidayah Jadi Jawabnya

Tulisan berikut ini merupakan kiriman sahabat Vemale, Renny Febriani, untuk mengikuti Lomba Kisah Ramadan 2016. Ia menceritakan pengalamannya yang pernah menjalin hubungan dengan tiga pria yang berbeda keyakinan, bahkan sempat dilamar oleh salah satu di antaranya. Sampai akhirnya ia pun menjemput hidayah.

***

Lahir di keluarga muslim yang tidak religius, semasa kecil aku termasuk anak yang rajin belajar agama bahkan dapat mengkhatamkan Al Quran di usia 11 tahun. Tidak ada paksaan shalat. Aku pun jarang melihat kedua orang tuaku berjamaah di masjid atau sekedar jamaah di rumah. Meski begitu, keluargaku adalah keluarga yang harmonis dan demokratif.

Pendalaman agamaku terhenti tahun 1999 hingga 2009. Lebih tepatnya sejak lulus sekolah dasar karena orang tua memasukkanku di sekolah non-Islam hingga aku lulus sekolah menengah atas. Tepat di tahun 2000 Allah menjemput papa di usianya yang masih sangat muda, 42 tahun.

Kehidupan pun berubah. Tidak ada lagi kebutuhan bersenang-senang yang terpenuhi. Semua serba pas karena hanya mama yang bekerja untuk kami sekeluarga. Sejak saat itu aku tumbuh menjadi anak yang kuat dan mama berpesan, "Jaga dirimu sendiri, kamu perempuan satu-satunya dan tidak ada yang melindungi selain Allah."

(vem/nda)

Ketika Aku Merasa Pacar Bisa Jadi Pengganti Figur Papa

Aku pun mulai mengenal pria saat masih di sekolah menengah pertama setelah papa pergi meninggalkan kami. Aku merasa pacar dapat menjadi pengganti figur papa. Perjalananku mengenal cinta di antara dua manusia terus berlanjut sejak saat itu. Aku merasa hubungan remeh-temeh ini semacam workshop mengenal cinta dan lawan jenis.

Aku pun menyimpulkan beberapa teori saat itu, salah satunya yang pakai hingga sekarang adalah, "Ketika kita melepaskan seseorang atau hal baik dengan ikhlas, maka pasti akan digantikan dengan yang jauh lebih baik oleh Allah." Teori ini aku temukan di usia 22 tahun, saat aku tersesat dan belum mengenal Allah kembali.

Perjalanan kisah ini membuatku selalu bertemu dengan pria yang berbeda agama. Terlebih lagi saat aku memutuskan bekerja di Bali untuk menjemput rezeki. Mereka banyak memberikan pelajaran hidup dan cukup berguna. Aku pernah berturut-turut menjalin hubungan dengan tiga pria yang masing-masing berbeda keyakinan denganku.

Aku memang ingin menikah muda. Saat remaja impianku adalah menikah di usia 23 tahun dan aku merasa seolah-olah Allah akan mengabulkannya.Tapi tunggu, di usia 23 tahun itu aku memang dilamar oleh sosok pria mapan yang baik hati dan sangat menyayangiku dan keluargaku. Tapi benarkah dia yang dikirim Allah? Karena dia menganut agama yang berbeda denganku.

Dilamar Pria yang Berbeda Agama

Sejak tahun 1999 hingga saat itu 2009 aku bahkan tidak pernah menyapa Allah dalam doa maupun ibadahku. Namun, aku terus membawa nama-Nya di setiap peristiwa yang terjadi, termasuk saat pria yang berbeda agama denganku itu melamarku. Saat itulah aku mulai mengambil air wudhu kembali dan sedihnya aku lupa urutan berwudhu dan doanya. Aku mencoba shalat, dan aku lupa bacaan surat pendek yang dulu sewaktu kecil aku banggakan sebagai pemenang lomba hafalan.

Aku menangis sejadi-jadinya. Aku bersimpuh dan memohon ampun. Mengapa aku tersesat sejauh ini tapi Allah masih memelukku? Masih menggiringku untuk berwudhu meskipun aku lupa caranya? Mengajakku untuk memakai mukena meskipun aku lupa bacaan suratnya?

Sejak saat itu aku berusaha kembali mencari jalan yang hilang itu. Mencari buku tuntunan sholat dan belajar dari awal seolah-olah aku ini seorang mualaf. Saat itulah teori ini kutemukan, "Allah Maha Baik bahkan sebelum aku mengenal-Nya."

Menjemput Hidayah

Setelah belajar shalat, aku mulai menyentuh Al-Quran yang ternyata tak ada satu huruf pun yang aku ingat. Padahal dulu aku adalah pemenang lomba baca Al-Quran semasa sekolah dasar dan khatam di usia 11 tahun. Sambil menarik napas panjang, aku berjalan menyusuri rak sebuah toko buku dan mencari tuntunan membaca Al-Quran dimulai dari Iqro'.

Perjalananku menemukan Allah kembali kumantapkan di tahun 2011, saat aku mendapat tugas kerja di Kalimantan. Aku membuka telinga, mata, dan hatiku dan aku menjemput hidayah itu dengan memakai hijab. Sejak saat itu hidupku penuh dengan niatan belajar menjadi seorang muslimah dan keyakinanku bertambah pada Allah, "Bahwa tidak ada hal buruk yang Allah berikan untuk kita sebagai sebuah hukuman, melainkan menghindarkan umat-Nya dari hal yang lebih buruk lagi karena Allah Maha Baik." Berprasangka baiklah pada Allah.

-oOo-

LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM

Mengulang sukses Lomba Kisah Ramadan Vemale.com 2015, kami kembali mengajak para sahabat untuk membagi kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya menjadi istri pada puasa pertama, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatanmu dengan Allah SWT.

Kirim kisahmu melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net 

Subjek email: KISAH RAMADAN VEMALE

Hadiah Lomba:

  • 20 kisah yang ditayangkan akan mendapat koleksi hijab Ria Miranda.
  • 5 kisah terbaik akan mendapatkan koleksi hijab dan koleksi busana muslim dari Ria Miranda.

Kami tunggu kisahmu hingga tanggal 5 Juli 2016. Pemenang akan kami umumkan tanggal 13 Juli 2016.

Contoh kiriman pembaca pada Lomba Kisah Ramadan Vemale.com 2015:

Allah Akan Mengabulkan Doa di Waktu yang Tepat, Bukan di Waktu yang Kita Inginkan

6 Tahun Pacaran Beda Keyakinan, Perpisahan Menjadi Jawaban Dari Allah SWT

Kutemukan Hijab Setelah Terpuruk Dalam Dosa Duniawi

Dari satu kisah, kamu bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.

Share your story :)

[pos_1]

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading