Sukses

Lifestyle

Curhat Cinta : Ketika Egomu Mengalahkan Cintaku

Perpisahan memang sangat menyakitkan, terlebih ketika kita berusaha meyakinkan orang yang kita cintai bahwa hanya dialah yang ada di hati kita. Namun, sayangnya ia kadang tak mengerti apa isi hati kita. Seperti yang tercurahkan dalam surat cinta ini, sebuah rasa yang harus dibunuh karena ketidakmampuan keadaan dan perasaan.

 

Dear kamu,

Kamu ingat nggak, waktu kita bercanda dan tertawa bersama? Kami ingat nggak sewaktu kita berjalan, berlari bersama? Kamu ingat nggak tiap kali aku bilang kata cinta Kamu ingatkah saat berduaan? Kamu ingat nggak saat kita saling memberi hadiah? Ingat waktu kita bertengkar? Ingat saat aku menangis memohon maaf darimu? Ingat kah kamu? Semua hal yang sudah pernah kita lalui?

Aku harap kamu tidak lupa semua itu, semua hal yang pernah terjadi di antara kita, perjuangan yang kita lakukan demi mempertahankan hubungan kita ini. Aku harap kamu tidak lupa betapa besar cintaku padamu.

Aku tahu surat ketikan tidak ada aroma romantisnya. Namun, maaf, kamu tahu bagaimana tulisanku. Aku harap kamu tidak lupa akan goresan tinta tulisanku. Aku ingin kamu memahami dengan sempurna arti tulisanku ini agar kamu mudah mengerti maknanya tanpa harus mengernyitkan keningmu untuk mengartikannya.

Aku akui, pertengkaran kita karena ulahku, kurang lebih. tapi aku selalu berusaha mengubah sifatku. Butuh waktu lama untuk mengubah sifatku, pergaulanku. Namun keluhanmu, adakah aku membantah?

Coba kau tengok ke dalam dirimu sendiri. Aku tetap meminta maaf kepadamu dan tak pernah mengungkit sifatmu lagi sampai sekarang. Kadang aku mengeluhkan semua perasaanku pada boneka panda pemberianmu. Aku juga menangis dalam kesendirian untuk mengobati hatiku yang sakit karena tak mau membebanimu.

Setiap pertengkaran, akulah yang meminta maaf. Aku juga cukup sabar menghadapi semua kemarahanmu, keegoisanmu. Yang dapat ku lakukan hanyalah diam dan menangis.

Aku juga ingat, kau pernah memutuskan hubungan kita 4 kali dan aku terus menerus memohon maafmu, bukan? Dan semalam, kau melakukannya lagi. Aku tetap berusaha bukan? Tidak kah kau sadar itu semua? Tidak kah kau rasakan bagaimana pedihku? Selama ini kau selalu berkata sakit hati karena mempunyai hubungan dengankku. Pernahkah aku berkata seperti itu padamu? Aku bertahan sekuat tenaga menghadapi tiap kata yang kau ucapkan. Karena kita pernah berjanji untuk selalu mencintai, ingat?

Mungkin aku pernah berkata aku jenuh padamu. Namun, jenuhku beralasan. Aku jenuh disalahkan, aku jenuh selalu mendengar emosi-emosimu padahal aku bertanya dengan baik dan sopan.

Kenapa kamu selalu mengungkit masa lalu itu? Tahukah aku tidak peduli akan hal itu lagi? Aku hanya ingin menghargai semua orang. Apakah aku seburuk itu di matamu? Setelah semua pengorbananku? Mungkin kamu tidak pernah mengingat semua hadiah-hadiah yang susah payah aku buat sendiri untukmu.

Kamu selalu menganggap aku jahat. Aku selalu kau salahkan. Aku terima karena aku tahu pertengkaran kita hanya emosi sementara. Aku selalu menyayangimu walaupun kau tak sadari itu.

Sekarang, di saat kita akan merayakan hari jadi kita, pertengkaran datang kembali. Kamu bereaksi berlebihan atau mungkin ini salahku? Lagi? Aku hanya mohon jangan tuduh aku menyayangi orang lain. Kamu tidak tahu bagaimana rasanya dituduh melakukan hal yang tidak dilakukan. Sakit rasanya.

Bukti apa lagi yang kau minta? Aku tidak pernah memilih orang lain selain kamu. Hanya kamu yang ada di dalam setiap hembusan nafasku. Haruskah aku berteriak dan mengatakan kalau aku menyayangi bukan dia?

Kini, aku letih mengemis maafmu. Ku serahkan semua keputusan padamu. Renungkanlah. Aku memang buruk namun aku pantas untuk dihargai.

Terima kasih sudah mau membaca suratku. Hatiku sekarang tumbuh lebih kuat. Tidak akan kupaksakan lagi perasaanmu untuk terus menjadi milikku. Terserah padamu sekarang. Namun, satu hal yang perlu kau tahu, cintaku tidak pernah terbagi menjadi dua untuk kamu dan dia, cintaku hanya satu untuk kamu semua.

Big hug,

 

your beam

Terkadang, ego membuat kita tidak berpikir dengan jernih, Ladies. Cobalah bicarakan apa yang menjadi permasalahan dalam hubungan kalian. Cari solusi bersama-sama. Jika perpisahan adalah jalan yang terbaik, mungkin akan ada sisi baik dari perpisahan tersebut.

(vem/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading