Sukses

Parenting

Kasus Ibu Mutilasi Anak, Halusinasi & Gejala Postpartum Psychosis

Kabar mengenai seorang ibu yang rela memutilasi anaknya sendiri, di kawasan Tegal Alur Cengkareng, Jakarta Barat memang meresahkan. Pelaku dengan inisial M ini diduga menganut ilmu hitam, dan berdalih mendapat bisikan untuk memutilasi anak kandungnya yang masih berumur satu tahun. Sangat miris dan bertolak belakang, mengingat seorang Ibu seharusnya menyayangi anaknya.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ternyata sang Ibu mengalami masalah psikologis yaitu Post Partum Psychosis (PPP). "PPP bisa terjadi bersamaan dengan baby blues atau PPD, atau bahkan setelahnya, namun sering dialami dalam waktu lebih panjang," ujar Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani. PPP sebenarnya suatu kondisi yang jarang terjadi tapi, namun merupakan masalah yang sangat serius. PPP menyerang wanita dengan perbandingan 1:1000.

Gejala awal jika seorang Ibu mengalami PPP ialah tidak bisa tidur, ketakutan berlebih bahkan menganggap teman-teman dan sang suami jahat, tidak mempercayai siapa pun. Wanita dengan PPP kehilangan kontak dengan kenyataan, yang dapat berbahaya bagi mereka dan bayi mereka, hal serupa diungkapkan Susan Hatters Friedman, MD, seorang profesor kedokteran psikologis di University of Auckland di Selandia Baru. Akibatnya, dalam beberapa kasus seorang wanita dengan PPP tidak mampu untuk memiliki ikatan batin dengan bayinya, bahkan sulit untuk memastikan bayi tetap aman saat di sampingnya.

"Gejala-gejala PPP sering muncul tanpa peringatan, biasanya terjadi setelah melahirkan antara beberapa hari atau beberapa minggu, meskipun kondisi dapat muncul kapan saja pada tahun pertama," tambah Anna.

Mom, berikut adalah gejala Post Partum Psychosis:

    Delusi Paranoid

    Keadaan ini membuat seorang wanita memiliki keyakinan irasional tentang bayi atau pasangan mereka. Dalam pikirannya Ia akan kehilangan bayi dan bahwa pasangannya adalah seorang yang jahat.

    Suasana Hati Cepat Berubah

    Kebanyakan wanita yang mengembangkan PPP memiliki gejala yang mirip dengan gangguan bipolar. Saat mereka bahagia, dengan cepat akan berubah menjadi sedih.

    Depresi

    Meskipun tidak umum, beberapa wanita dengan pengalaman PPP tidak hanya mengalami depresi seperti kehilangan minat pada kegiatan normal, susah tidur dan merasa cemas secara berlebihan. Penderita PPP seringkali mengalami kecemasan yang irasional dan terputus dari realita, sehingga tidak dapat membedakan antara kenyataan atau halusinasi.

    Kebingungan

    Penderita PPP akan mudah mengalami kebingungan, meskipun saat melakukan hal yang sering dilakukan seperti bagaimana membuat susu atau bagaimana memilih botol susu yang seharusnya digunakan.

    Pikiran Ingin Menyakiti Bayi

    Dalam kurung waktu yang ada terdapat 10 persen wanita dengan kasus PPP memiliki pikiran menyakiti bayi mereka. Dan 4 persen diantaranya bahkan sampai membunuh bayinya.

Selain hal di atas Mom juga perlu berhati-hati dengan tanda di bawah ini.

  1. Memilki gangguan insomia dan bahkan tidak tidur
  2. Terlalu energik dan selalu gelisah
  3. Merasa takut hingga tidak ingin meninggalkan tempat tidur
  4. Sering bertindak tidak masuk akal dan di luar kebiasaan
  5. Terlalu takut dan paranoid
  6. Mempercayai hal-hal aneh, seperti bayi adalah iblis

Dukungan dari keluarga dan orang terdekat sangat penting bagi wanita penderita PPP. Jika perlu rutin berkonsultasi kepada psikolog dan selalu berkomunikasi bersama suami. PPP bisa terjadi kepada siapa saja, maka sangat penting mencari tahu tentang PPP sedini mungkin. Semoga bermanfaat.

(vem/asp/apl)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading