Sukses

Parenting

Otoritative : Gaya Pengasuhan Tepat Untuk Perkembangan Emosi Anak

Oleh Yulina Eva Riany

Mahasiswa Program Doktoral bidang Pendidikan dan Rehabilitasi Anak Berkebutuhan Khusus di The University of Queensland, Australia, juga Dosen Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB)

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa gaya pengasuhan memiliki pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan anak, tidak hanya bagi perkembangan fisik, melainkan juga perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak. Pengasuhan dipercaya sebagai media pengontrol perkembangan anak karena di dalamnya terdapat interaksi antara anak dengan lingkungan yang menyiapkan anak mengenal, beradaptasi, dan memahami konteks lingkungan sosial di sekitarnya.

Oleh karena itu, para ahli pengasuhan pada umumnya mengkategorikan pengasuhan anak menjadi tiga gaya pengasuhan penting, yaitu gaya pengasuhan otoriter (authoritarian style), gaya pengasuhan permisif (permissive style), dan authoritative style atau gaya pengasuhan otoritatif (Baumrid, 1978). Pengkategorian ini didasarkan pada beberapa faktor, seperti, strategi pendisiplinan anak, kehangatan dalam pengasuhan, gaya komunikasi, dan kematangan ekpektasi, serta kontrol.

Berbeda dengan gaya pengasuhan otoriter yang lebih identik dengan disiplin tinggi/penuh control dan gaya pengasuhan permisif yang lebih bersifat memanjakan anak, gaya pengasuhan otoritatif dianggap paling mampu untuk menghasilkan perkembangan yang optimal pada anak karena gaya pengasuhan ini dipercaya dapat menghasilkan anak dengan tingkat kedewasaan yang tinggi, perkembangan social yang baik, dan capaian akademik yang baik di sekolah.

Hal ini disebabkan karena gaya pengasuhan otoritative menerapkan pola asuh yang lebih demokratis yaitu orang tua memegang control terhadap anak namun anak tetap diberikan ruang untuk berdiskusi terhadap peraturan yang diterapkan. Selain itu, gaya pengasuhan ini memberikan ruang bagi orang tua untuk mendisiplinkan anak dengan tidak menggunakan kekerasan, baik kekerasan fisik maupun mental. Orang tua juga tetap bersikap responsive atas kebutuhan anak. Sehingga anak diberikan kebebasan dalam berekspresi dan berkreasi dengan tetap mematuhi aturan disiplin yang telah ditetapkan bersama dengan orang tua.

Melalui gaya pengasuhan yang demokratis, kedewasaan anak dalam menghadapi lingkungan perkembangannya yang dinamis akan lebih terasah. Gaya asuh otoritatif yang lebih membuka peluang diskusi dan menyediakan tempat anak untuk mengerti mana yang salah dan benar harus dibarengi dengan kematangan emosi anak. Sehingga, karakter anak yang dihasilkan cenderung terkontrol oleh nilai dan norma sosial yang menjadi akar budayanya.

(vem/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading