Sukses

Parenting

Pola Makan Buruk Sebabkan Bayi Ini Tak Jelas Jenis Kelaminnya

Sedikitnya 35 dari 3.500 bayi yang kelahirannya ditangani Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, selama kurun waktu 2010 terlahir ambigous genitalia.

Konsultan Ahli Genetik Kedokteran untuk Kelainan Kromosom Unit Bedah Urologi RSSA Malang Prof Fatchiyah, Senin, mengungkapkan, ke 35 bayi yang pada saat lahir tidak jelas jenis kelaminnya itu salah satunya disebabkan oleh kesalahan pola makan ibu pada tiga bulan pertama kehamilan.

"Artinya, pada tiga bulan pertama kehamilan, sang ibu tidak mengontrol asupan gizi dan makanannya, bahkan pola makannya tidak seimbang," kata Guru Besar Ilmu Genetika Molekuler Fakultas MIPA Universitas Brawijaya (UB) tersebut.

Seharusnya, kata Fatchiyah, pola makan dan konsumsi ibu hamil sebagai asupan gizi janin seimbang terutama pada triwulan pertama kehamilan, sebab pada triwulan kedua merupakan tahapan pembentukan profil.

Ia mengatakan, perubahan "sex-reversal male to female" ini akibat adanya kelainan gen-gen pada awal perkembangan embrio saat setelah terjadi fertilisasi sel telur oleh sperma.

Menurut dia, gen-gen ini bukan pada kromosom kelamin, tapi pada kromosom autosomal, dan apabila perubahan ini berlangsung pada tri semester pertama kehamilan akan mempengaruhi penentuan kelamin embrio dalam kandungan pada trisemester kedua dan selanjutnya.

Ia mengemukakan, kelainan ekspresi pada gen-gen trisemester pertama kehamilan dapat pula menyebabkan kelenjar adrenal tidak berfungsi sebagaimana mestinya dalam menyediakan kebutuhan nutrisi dan energi yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin dalam rahim ibu (prenatal) maupun awal kelahiran (postnatal).

"Oleh karena itu, pola makan pada triwulan pertama tidak perlu diatur-atur dengan tujuan untuk mendapatkan jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Pola makan harus seimbang dan yang terpenting harus mengandung gizi tinggi demi tumbuh kembangnya janin agar tetap sehat," katanya, menegaskan.

Menyinggung upaya agar bayi yang terlahir ambigous itu bisa kembali sempurna, Fachiyah mengatakan, banyak cara dan treatment yang bisa dilakukan secara medis. "Untuk menyempurnakan kembali bayi-bayi yang terlahir ambigous ini ada ahlinya sendiri, saya hanya menangani genetikanya," tandasnya.

(vem/bee/ant)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading