Sukses

Parenting

Mengalami Pendarahan Setelah Disunat, Bayi 2 Tahun Meninggal Dunia

Beberapa ahli medis mengungkapkan jika sunat adalah salah satu aktivitas yang sangat bermanfaat untuk kesehatan pria. Khususnya, untuk kesehatan organ vital. Sunat sendiri berfungsi agar organ vital pria bisa terbebas dari infeksi ataupun gangguan kesehatan lainnya. Meski begitu, prosedur sunat harus tetap dilakukan sebaik mungkin agar sunat tak menjadi bahaya untuk seseorang. Jika terjadi kesalahan prosedur saat sunat, hal ini bisa jadi membuat seorang yang disunat sakit atau bahkan meninggal dunia.

Dikutip dari laman metro.co.uk, seorang bayi berusia 2 tahun di Kanada harus meninggal dunia setelah ia melakukan sunat. Bayi tersebut diketahui bernama Ryan Heydari. Setelah melakukan sunat, bayi yang lahir pada bulan Januari 2013 tersebut mengalami pendarahan hingga beberapa minggu. Karena pendarahan inilah, ia kehabisan cairan dan darah dalam tubuh hingga membuatnya meninggal dunia.

Bayi Ryan | Photo: Copyright metro.co.uk

Singkat cerita, awalnya orang tua Ryan yakni Homa dan John Heydari tidak setuju ketika dokter menyarankan agar buah hati mereka melakukan sunat. Tapi, setelah beberapa waktu dokter membujuk, orang tua ini mengizinkan buah hatinya disunat dengan metode operasi bedah. Sayang, setelah disunat buah hatinya justru mengalami pendarahan dan meninggal dunia.

Menurut beberapa laporan, kemungkinan besar dokter yang melakukan sunat pada Ryan melakukan kesalahan medis sehingga bayi lucu tersebut mengalami pendarahan. Atas apa yang menimpa putranya, Homa dan John mengaku bahwa mereka sangat kecewa dan sedih. Mereka mengatakan "Kami sangat terkejut, kecewa dan sedih dengan apa yang menimpa Ryan. Kamu tak tahu bagaimana cara kami menghibur diri atas kematiannya. Kami berharap peristiwa seperti ini tidak pernah terjadi lagi. Kami minta agar semua dokter lebih berhati-hati terhadap pasiennya agar apa yang menimpa buah hati kami tidak menimpa buah hati orang tua lainnya."

Orang tua Ryan | Photo: Copyright metro.co.uk

Sebelum kematiannya, Ryan diketahui mengalami syok hypovolemik atau sebuah keadaan di mana seseorang kehilangan cairan tubuh. Jantung dan darah dalam tubuh Ryan tidak bisa bekerja normal seperti biasanya dan ia pun juga kehilangan hampir 40 persen darah dalam tubuhnya. Atas apa yang menimpanya, orang tuanya telah mengajukan keluhan dan gugatan terhadap otoritas medis setempat.

Homa dan John berharap bahwa semua dokter lebih berhati-hati saat mengobati pasiennya. Kasihan sekali ya Ladies. Semoga insiden seperti ini tak pernah terjadi lagi dan semoga seluruh dokter di dunia selalu bisa melakukan yang terbaik untuk pasiennya. Semoga Homa dan John bisa menerima dengan lapang kepergian Ryan.

(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading