Sukses

Lifestyle

Ekstrem, 7 Kisah Aksi Protes Yang Menyeramkan Sepanjang Sejarah

Dalam kehidupan bernegara, tentunya akan ada kubu-kubu politik yang bertentangan satu sama lain. Tak jarang pertentangan akan sebuah kebijakan akan memunculkan polemik dan perdebatan. Biasanya masyarakat akan melakukan aksi protes untuk melawan kebijakan yang dirasa bertentangan dengan kepentingan mereka.

Ternyata, aksi protes tak hanya dilakukan dengan demonstrasi atau melakukan long march. Tercatat oleh listverse.com, ada 7 aksi protes yang terkenal ekstrem yang dilakukan oleh masyarakat. Berikut kisah-kisahnya.

(vem/wnd)

Aksi Membakar Diri - Tibet

Seiring dengan kemajuan teknologi dan senjata yang mengendalikan massa, orang seringkali merasa takut menentang kekuasaan. Hal ini pulalah yang membuat rakyat Tibet mengambil tindakan ekstrem untuk melakukan aksi protes.

China memiliki sejarah penindasan terhadap rakyat Tibet. Rakyat Tibet melakukan protes dengan membakar diri mereka. Aksi ini tak selalu berhasil. Banyak di antara mereka justru menderita karena luka bakar yang sangat parah. Bagi rakyat Tibet, ini adalah satu-satunya cara bagi mereka untuk didengar.

Aksi Menjahit Mulut - Australia

Para pengungsi Australia kerap diperlakukan seperti penjahat. Akibatnya, banyak protes yang terjadi karena para pengungsi yang merasa tidak tahan akan perlakuan ini. Ada banyak protes yang dilakukan, misalnya bunuh diri dan mogok makan. Tetapi yang paling populer adalah protes dengan menjahit bibir.

Pada tahun 2002, 58 pengungsi melakukan protes di sebuah rumah penahanan dengan menjahit bibir mereka. Pada tauh 2010, kejadian serupa juga terjadi Pulau Christmas, Australia. Sekitar 10 orang melakukan protes dengan menjahit bibir mereka. Walaupun aksi protes ini menarik banyak perhatian, tetapi sepertinya aksi protes ini sangat tidak nyaman dan menyakitkan, bukan?

Aksi Berendam di Dalam Air Bendungan - India

Sekelompok warga India marah kepada pemerintah karena bendungan lokal yang akan dibuka menyebabkan desa mereka banjir. Akibatnya banyak rumah-rumah dan tanah yang rusak. Pemerintah mengatakan bahwa air naik terlalu tinggi di atas bendungan sehingga perlu dikeluarkan.

Tetapi, para warga menganggap pemerintah tidak adil terhadap mereka. Untuk memprotes kebijakan tersebut, para warga memilih menghabiskan waktu selama seminggu dengan berdiri di dalam air. Mereka berendam hingga sebatas dada orang dewasa.

Tentu saja aksi ini berdampak pada kesehatan mereka. Para pengunjuk rasa mengeluh mereka digigit oleh beberapa makhluk yang hidup di bawah air. Aduh.

Aksi Pengumpulan Darah - Thailand

Darah telah lama menjadi sebuah simbol kekuasaan. Ada banyak aksi demonstrasi yang menggunakan darah hewan sebagai simbol. Meskipun begitu, pengunjuk rasa di Thailand beberapa tahun belakangan ini banyak menggunakan darah manusia untuk mendukung aksi protes mereka!

Para pengunjuk rasa mendirikan tenda untuk mengumpulkan sumbangan darah dari masyarakat. Beberapa organisasi seperti Palang Merah menyatakn keberatannya terhadap ide tersebut, terutama tentang masalah kesehatan yang mungkin terjadi karena percampuran darah. Tetapi para pengunjuk rasa bersikeras bahwa cara ini adalah cara terbaik untuk mendapatkan perhatian dan orang-orang akan menghargai dedikasi mereka. Hmm, bagaimana menurut Anda?

Aksi Mengaitkan Kait Logam ke Tubuh

Popularitas sup sirip ikan hiu menyebabkan praktek penangkapan ikan hiu dilakukan secara besar-besaran. Para nelayan hanya mengambil siripnya dan membuang sisa dagingnya dan melemparkannya kembali ke laut. Rupanya hal ini menjadi perhatian seorang seniman bernama Alice Newstead.

Newstead melukis tubuhnya menyerupai ikan hiu kemudian mengaitkan sebuah kait ikan logam besar pada bahunya. Tak cukup sampai di situ, ia bergantung di udara selama 15 menit dengan darah mengucur deras dari luka-lukanya. Salah satu aksi protes yang cukup mengerikan, ya.

Aksi Menabrakkan Diri ke Kereta Api

Jepang, seperti yang Anda tahun, termasuk negara dengan tingkat bunuh diri yang tinggi. Terutama pada kaum muda. Tekanan hidup dan beban sekolah yang berat menimbulkan berbagai reaksi.

Salah satu kisah protes yang menyedihkan datang dari seorang anak berusia 11 tahun. Ia dan kawan-kawannya merasa sangat marah karena sekolahnya terancam ditutup. Merasa tak berdaya agar suaranya didengar, anak tersebut menabrakkan dirinya ke kereta api yang sedang melintas. Sebelumnya, ia meninggalkan catatan bertuliskan, "Tolong hentikan rencana penutupan sekolah yang ditukar dengan kematian orang yang tidak bersalah."

Aksi Memotong Alat Kelamin - Mesir

Bayangkan jika Anda sangat mencintai seseorang dan ingin menikah dengannya tetapi terhalang oleh kasta sosial yang berlaku. Kisah ini terjadi pada seorang laki-laki asal Mesir yang jatuh cinta dengan seorang gadis yang berasal dari kasta yang lebih rendah daripadanya. Ia berusaha untuk membujuk keluarganya agar memberikan ijin keduanya untuk menikah. Sayangnya, pasangan ini tidak berhasil.

Dengan rasa marah atas penolakan orang tuanya dan rencana untuk menikahkannya dengan gadis lain, laki-laki ini memutuskan untuk memotong Mr.P-nya sebagai wujud protes. Sayangnya, paramedis tidak dapat menyembuhkannya dan rencana pernikahannya hancur berantakanya. Sungguh menyedihkan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading