Sukses

Lifestyle

Uang SPP Mahal Hanya Bisa Kutebus Dengan Menjual Ginjal

Pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia, tanpa pandang status sosial dan tempat tinggal mereka. Sudah seharusnya pendidikan dirasakan oleh setiap anak, entah miskin atau kaya. Sayang, di Indonesia masih banyak sekali kejadian putus sekolah karena orang tua tidak mampu membiayai pendidikan buah hatinya. Sungguh menyedihkan, karena pendidikan selayaknya ditangguh oleh pemerintah, tapi kenyataannya banyak yang masih berpendidikan rendah.

Bisa mencapai jenjang universitas merupakan prestasi dan perjuangan besar, terlebih untuk mencapai gelar sarjana yang diidamkan. Tapi biaya pendidikan yang mahal membuat banyak mahasiswa harus mengurut dada karena himpitan biaya yang mendesak mereka. Biaya kuliah yang selangit, membuat orang tua sedih dan sakit.

Sudah tersudut tak memiliki uang sebanyak itu untuk membayar SPP selama satu tahun, beberapa mahasiswa di Universitas Brawijaya, Malang menggelar aksi menjual ginjalnya demi membayar biaya kuliah mereka. Salah satu mahasiswa yang menawarkan ginjalnya untuk dibeli adalah Ahmad Saifudin. Ahmad mengatakan bahwa menjual ginjal adalah langkah terakhir yang dilakukannya dengan sangat terpaksa. "Memang ada keinginan jual ginjal, kalau benar-benar tidak ada jalan keluar lagi," kata mahasiswa semester lima jurusan ilmu politik itu.

Potret mahasiswa yang melakukan aksi jual ginjal | (c) merdeka.com

Ahmad tidak ingin putus kuliah dan perjuangannya selama ini menjadi sia-sia. Uang kuliah yang melambung tinggi dan biaya hidup di Malang yang juga tidak murah membuatnya kesulitan. Walau sudah berusaha dengan bekerja part time alias paruh waktu, tetap saja tidak cukup untuk menutupi kekurangan biaya kuliahnya.

Sebelumnya, di Universitas Brawijaya diberlakukan sistem penundaan untuk membayar SPP. Tapi mulai tahun ajaran ini, kebijakan penurunan dan penundaan SPP dihapuskan oleh rektorat. Hal ini membuat mahasiswa semakin terdesak tak berdaya, belum lagi biaya untuk mengerjakan tugas-tugas yang juga menyita saldo rekening mereka.

Pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Brawijaya menawarkan untuk memberi solusi asal aksi ini dibubarkan. Mengingat problematika mahalnya biaya SPP ini berlaku di seluruh fakultas, maka solusi yang ditawarkan tidak akan menyelesaikan beban dari mahasiswa di fakultas lainnya. Mengharapkan beasiswa juga tidak bisa karena tidak akan bisa cair dalam waktu dekat dan batas akhir pembayaran SPP mereka adalah 23 Agustus 2013.

Secuil dari potret pendidikan di tanah air kita, membuka mata akan mahalnya mendapatkan edukasi berkualitas di negeri ini. Semoga pihak Universitas Brawijaya memberi kebijakan agar jangan sampai ada mahasiswanya yang kehilangan ginjal demi bisa membayar SPP yang mahal.

BACA JUGA

Berkah Cinta: Model Lingerie Putuskan Berjilbab Dan Masuk Islam Setelah Menemukan Jodohnya

Cinta Sampai Mati: 'Tolong Selamatkan Istriku Lebih Dulu'

Dukung Muslimah, Para Perempuan di Swedia Memakai Hijab

Uang Kuliah Begitu Mahal, Mahasiswa Ramai-Ramai Jual Ginjal

Kisah Mengharukan, Tya Menjadi Pembantu Agar Bisa Kuliah

Tak Punya Paspor, Pesawat Ini Tetap Memutar Balik Dan Menjemput Gadis Pengidap Kanker ke New York

(vem/sya)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading