Sukses

Lifestyle

Bawa Bangkai Bayinya Berenang Berhari-Hari, Kisah Paus Ini Menyayat Hati

Ibu mana yang tak nelangsa ketika mendapati buah hatinya pergi untuk selama-lamanya. Terlebih lagi, ketika bayi itu pergi tak lama setelah ia lahir ke dunia. Bisa dipastikan, setiap ibu yang berada dalam kondisi ini akan merasa hancur, nelangsa dan menderita.

Tak hanya ibu manusia, ibu dari hewan pun nampaknya mengalami hal yang sama. Seperti apa yang dialami oleh ini paus pembunuh (orca) bernama Tahlequah di Lautan Pasifik ini.  

Melansir dari laman Liputan6.com, paus Tahlequah dilaporkan melahirkan bayinya pada Selasa, 31 Juli 2018. Sayang, bayinya mati setelah bertahan hidup selama beberapa jam. Kematian sang bayi nampaknya membuat Tahlequah sangat terpukul. Meski bayinya telah mati, paus orca ini menolak melepaskannya.

Tahlequah tetap membawa bayinya berenang di tengah lautan. Ia terus membawa bangkai bayinya dan mendorongnya berenang di lautan selama berhari-hari. Paus lain yang merupakan kawanannya dan keluarganya pun dilaporkan dengan setia berada di dekat Tahlequah.

Tahlequah nama paus juga dikenal sebagai J35, melahirkan pada Selasa 31 Juli, namun bayinya hanya bertahan hidup selama setengah jam. (AP)



Kawanan paus tersebut setia berada di dekat induk yang sedang berkabung tersebut di dekat Pulau San Juan di Laut Salish, lepas pantai British Columbia dan Negara Bagian Washington.

Taylor Shedd dari Soundwatch yang memantau kawanan paus itu berkata,

"Tak bisa dipercaya. Dia masih membawa bayinya dengan kepalanya, mendorongnya di air. Seluruh keluarganya juga terjaga di dekatnya. Ini adalah pemandangan paling indah di dunia. Tapi ini juga pemandangan menyedihkan dan mengharukan jika kamu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."



Mengenai Tahlequah, ia juga dikenal sebagai J35. Ia adalah induk paus pertama yang melahirkan setelah 3 tahun terakhir di spesiesnya. Sayang, bayi yang dilahirkannya harus mati. Paus Orca merupakan paus langka di dunia. Jumlahnya terus menurun setiap tahunnya sementara reproduksinya terus mengalami kegagalan selama tiga dekade terakhir.

Saat ini, hanya ada 75 paus pembunuh atau orca yang tersisa di tiga kawanan. Polusi lautan, pemanasan global dan kurangnya jumlah makanan bagi paus orca dianggap sebagai alasan utama kenapa paus ini jumlahnya terus menurun seiring waktu.



(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading