Sukses

Lifestyle

Ribut Rabbit Town, Wisata Selfie yang Dituding Tiru Karya Seniman Asing

Bandung, Jawa Barat, menjadi perbincangan para pecinta selfie ketika ada nama Rabbit Town. Ini adalah pusat wisata swafoto yang baru dibuka pada 11 Januari 2018 silam. Daya tarik utamanya berupa ragam gambar latar yang indah untuk diabadikan dalam foto.

Konsep yang diusung Rabbit Town sendiri ialah sebuah tempat wisata yang memadukan unsur pusat wisata kuliner, fashion serta kebun binatang. Serta terdapat kurang lebih 14 wahana permainan di antaranya, LA Store, Museum Of Ice Cream, Love Lock, Hollywood Land, Cookie Monster, Bambi Love, Lala Story.

Sayangnya, objek wisata Rabbit Town milik Chairman Kagum Group, Henry Husada, yang dibangun di atas lahan seluas dua hektare dan terdiri dari 30 ruangan ini diduga menjiplak karya seniman lain. Menjiplak atau plagiat menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai pengambilan karangan atau karya (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri tanpa ada sumber yang dicantumkan, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri.

Kesamaan beberapa interior ruangan untuk foto selfie antara lain ruangan Patricco Sticker Room yang begitu mirip dengan karya Yoyoi Kusama yang ada di National Gallery Singapore. Atau Love Light area yang mirip dengan Urban Lights di Lacma Los Angeles Country Museum of Art.

Tuduhan plagiarisme ini dimulai dari akun Instagram milik Ario Kiswinar Teguh. Ario membeberkan kesamaan interior antara ruangan-ruangan tersebut. Ario juga me-mention nama Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, dan mengadukan plagiarisme dari Rabbit Town.

Ario Kiswinar menyoal karya seni Rabbit Town/Ario Kiswinar Instagram

Sontak, unggahannya memunculkan berbagai komentar dari para netizen. Namun, dari pihak Rabbit Town sendiri sudah mematikan kolom komentar dan hanya mengunggah foto-foto selfie para pengunjungnya.

“Meniru dan mengambil inspirasi itu dua hal yang berbeda. Mereka jiplak karya orang lain murni karena "aesthetics" tapi menghiraukan value lain yang diproyeksikan dari karya itu sendiri. Not only is this blatant plagiarism, it also reduces the meaning these arts carry entirely,” ujar pendapat akun Twitter @deepfriedoreo_

Nah jika kamu penasaran dan ingin berkunjung ke sini kamu wajib mengisi saldo E-Card minimal Rp25.000. Dengan jam operasional Senin – Jum’at 13.00 – 20.00 WIB dan Sabtu – Minggu 13.00 – 21.00 WIB. Beralamat di Puncak Ciumbuleuit Bandung. Di sana kamu bisa lihat apakah benar-benar tempat wisata tersebut plagiat dari karya seniman luar negeri atau tidak yah Ladies?

(vem/zzu)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading