Sukses

Lifestyle

Alasan Mengapa Syahrini Seharusnya Tidak Berfoto di Monumen Holocaust

Memiliki hobi travelling membuat penyanyi Syahrini, memiliki foto-foto yang indah untuk dipamerkan. Namun, bukan Syahrini namanya jika tidak menuai sensasi di setiap postingan Instagramnya.

Setelah foto di jalan tol Surabaya yang dikomentari negatif oleh para netizen. Pemilik nama lengkap Fatimah Syahrini Jaelani ini kembali menuai kritik pedas dari para pengguna media sosial. Diketahui, perempuan asal Bogor ini memberikan komentar yang kurang pantas dalam perjalanannya di Berlin, Jerman.

"Foto bisa ya? Bagus ya, di tempat Hitler bunuh-bunuhan dulu," ujar Syahrini dengan santai.

Komentar tersebut dikeluarkan oleh Syahrini pada story Instagramnya, ketika mengunjungi Monumen Holocaust yang menjadi tempat bersejarah bagi masyarakat Jerman. 

Syahrini bikin kontroversi./Copyright instagram.com/princessyahrini

Bukan hanya, pada story Instagramnya saja. Syahrini pun memposting foto di monumen tersebut. Namun, setelah ditelusuri foto tersebut telah dihapus pada akun Instagramnya.

Wah, jangan sampai kita sembarang ambil foto ya ladies./Copyright instagram.com/princessyahrini

Mungkin Syahrini tidak mengetahui atau tidak sadar akan sejarah kelam warga Jerman. Dilansir dari ushmm.org, Holocaust sendiri merupakan persekusi dan pembantaian sekitar enam juta orang Yahudi yang dilakukan secara sistematis, birokratis dan disponsori oleh rezim Nazi beserta para kolaboratornya. "Holocaust" berasal dari bahasa Yunani yang artinya "berkorban dengan api." Nazi, yang mulai berkuasa di Jerman pada bulan Januari 1933, meyakini bahwa bangsa Jerman adalah “ras unggul” sedangkan kaum Yahudi dianggap “inferior,” yaitu ancaman luar terhadap apa yang disebut dengan masyarakat rasial Jerman.

Selama masa Holocaust berlangsung, pemerintah Jerman juga menjadikan kelompok-kelompok lain sebagai target karena mereka dianggap memiliki “ras inferior”: Orang Roma (Gipsi), penyandang cacat, dan sebagian bangsa Slavia (Polandia, Rusia, dan yang lainnya). Kelompok lainnya dipersekusi karena alasan politis, ideologis, dan perilaku, di antaranya kaum Komunis, Sosialis, Kesaksian Yehova, serta kaum homoseksual.

Pada tahun 1933, populasi Yahudi di Eropa berjumlah lebih dari sembilan juta orang. Kebanyakan kaum Yahudi Eropa tinggal di negara-negara yang akan diduduki atau dipengaruhi oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II. Banyak korban dalam kejadian tersebut, akhirnya dibangunlah monemen Holocaust tersebut.

Dilansir dari visitberlin, setelah perdebatan panjang, akhirnya Parleman Jerman memutuskan untuk mendirikan monumen Holocaust untuk mengenang tragedi pembantaian Yahudi oleh Nazi Jerman. Lokasinya ada di dekat gedung DPR Jerman. Monumen ini diresmikan tahun 2005 di atas tanah seluas 19.000 m2.

Didesain oleh arsitek New York, Peter Eisenman. Ia menempatkan 2711 lempengan beton dari ketinggian yang berbeda. Area ini buka siang dan malam dan dari keempat sisinya  yang berada di lereng landai dan bentuk ombaknya berbeda di mana pun kamu berdiri. Dengan ketinggian bervariasi dan ada museum bawah tanah kecil bernama Ort der Information dengan nama-nama orang Yahudi korban Holocaust.

Hal inilah yang membuat masyarakat Jerman, khususnya keluarga Yahudi sangat menghormati monumen tersebut. Sekadar selfie atau bermain di monumen ini adalah hal tabu bagi masyarakat setempat. Untuk itu, para wisatawan yang berkunjung kesana harus menghormati bahwa tempat tersebut bukan tempat rekreasi.

Namun, bukan hanya Syahrini, yang mengabadikan moment di tempat bersejarah tersebut. Ada banyak wisatawan lain yang juga melakukan selfie atau menaiki lempengan beton tersebut. Seperti halnya foto di bawah ini, para wisatawan dengan bebas melakukan selfie, namun latar belakang foto tersebut di edit menjadi tulang belulang korban kejahatan Nazi oleh artist sekaligus author Yahudi, Shahak Shapira. Projek tersebut disebut Yolocaust.

Jangan ditiru deh pokoknya./Copyright petapixel.com

Nah ladies sebagai wisatawan kita diwajibkan untuk selalu mematuhi semua tata kerama yang ada di kota yang dikunjungi. Jangan karena ingin eksis hingga kita lupa menghormati.



(vem/asp/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading