Sukses

Lifestyle

Adit Penjual Es Tenyata Bohong, Pelajaran Agar Kita Lebih Awas di Medsos

Tidak semua yang kamu lihat di media sosial itu benar. Verifikasi terlebih dulu untuk mendapatkan kebenaran sejati.

Demikian pelajaran yang bisa kita petik dari kasus seorang bocah cilik bernama Adittia April Setiawan. Nama Adit, demikian sapaannya, sempat menjadi viral di media sosial karena sebagai penjual es yang mengaku anak yatim piatu yang tinggal di jalanan Cilincing, Jakarta Utara. 

Namanya kemudian mengundang simpati dan empati. Banyak media dan orang yang datang ke rumahnya untuk memberi bantuan. Tapi nyatanya itu semua bohong.

Yes. Ladies. Adit masih memiliki ayah dan ibu, nama ayahnya Winarno dan ibunya Purwanti. Namun kedua orangtuanya sudah berpisah, sang ayah entah pergi ke mana dan sang ibu bekerja sebagai TKW di luar negeri.

Adit pun masih memiliki kakek dan nenek yang menaunginya dengan rumah yang termasuk bagus dibanding para tetangga. Si kakek bernama Jangke adalah nelayan yang masih segar dan punya usaha bagan. Sedangkan neneknya, Ibu Tri, menurut keterangan warga punya usaha meminjamkan uang kepada warga yg membutuhkan. Semua penjelasan ini dipaparkan akun Facebook resmi Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Senin (28/8).

Aditia penjual es/Facebook Dinsos DKI Jakarta

"Dan celakanya si Adittia ini juga tidak jujur. Dalam berdagang dia kerap mencari sensasi dari orang yang melihatnya, mengatakan bahwa ayah ibunya sudah meninggal dunia dan dia tidur juga di jalanan, Padahal si Adittia ini kalau dagangannya belum habis dia bagi-bagikan kepada teman-temannya dan dia sendiri bermain Warnet sampai menjelang pagi karena dia mendapatkan uang banyak dari orang-orang yg kasihan melihat dirinya," demikian penjelasan akun tersebut.

"Beberapa hari ini sejak si Adittia ini diekspos dan menjadi viral di medsos, rumahnya kedatangan banyak pengunjung. Baik dari instansi pemerintahan, kepolisian, wartawan, media TV dan berbagai kalangan masyarakat, Sehingga menjadi polemik di warga masyarakat sekitar, Karena warga mengetahui persis keadaan sehari-hari keluarga tersebut dan warga berpendapat bahwa bantuan yang datang dari berbagai pihak itu adalah salah sasaran, Karena di sekitar rumah dari keluarga Jangke dan Ibu Tri itu justru banyak keluarga yang betul-betul tidak mampu dan layak mendapatkan perhatian dan bantuan dari pemerintah," tambah keterangan itu lagi.

"Ini hanya sekedar penjelasan kecil agar bpk/ibu/sdr/i janganlah mudah percaya atas pemberitaan yg terkadang hanya sensasi belaka," tutupnya.

Ini bisa jadi pelajaran kesekian soal berita bohong di media sosial. Kitalah yang harus menjadi tameng dari berita-berita macam ini. Lindungi diri kamu dengan edukasi media yang tepat dan jangan sungkan untuk cross-cheked kabar yang ada. Yuk bermedia sosial dengan bijak :)

(vem/zzu)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading