Sukses

Lifestyle

Kisah Pedagang Sayur: Harga Cabai Naik, Penghasilan Saya Turun

"Sayur, sayur, sayurnya bu.."
 
Teriakan ini akan terdengar setiap pagi. Kamu pasti akrab dengan teriakan seperti ini. Pak Endar adalah salah satu pria yang hampir setiap pagi meneriakkan kalimat tersebut. Bermodalkan sepeda motor dan gerobak yang dirancang khusus, pak Endar berkeliling komplek untuk menjajakan barang dagangannya yang berupa sayur mayur. 
 
Pria lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) ini mengawali berjualan sayur setahun lalu. "Satu tahun lalu saya mulai dagang sayur, sebelumnya saya kerja di pabrik tapi karena gaji yang kecil saya memutuskan untuk keluar dan memulai dagang saya ini," ujarnya saat ditemui tim vemale.com.
 
Walau penghasilannya tak begitu banyak, pria 28 tahun ini sudah mampu menghidupi istri dan satu anaknya. Selain itu, pak Endar berhasil melunasi motor yang ia gunakan untuk menjual sayur-sayurannya. "Sehari bisa dapat 140ribu total bersih dari berdagang sayur, yah lumayan untuk hidup sehari-hari," tambahnya.
 
Foto: vemale.com/Anisha S. P.
 
Seperti yang kita ketahui, sayuran adalah bahan pokok yang mudah sekali layu, inilah kesulitan pak Endar jika dagangannya tidak laku semua. "Biasanya sayur-sayur yang sudah tidak segar lagi saya sedekahin, atau kalau sudah busuk yah dibuang. Tapi alhamdulilah belum pernah merugi," tuturnya.
 
Saat harga kebutuhan pokoknya melonjak tinggi seperti cabai yang saat ini sangat mahal membuat penghasilan Pak Endar pun menurun. "(Harga) cabai naik sekarang, pengaruh banget sama penghasilan. Ibu-ibu jadi nggak beli cabai karena harganya yang mahal, atau kalau beli pun hanya sedikit. Padahal cabai bahan yang sering digunakan untuk memasak," ujarnya. 
 
Pak Endar yang bekerja dari jam 3 pagi subuh hingga jam 12 siang ini hanya ingin dagangannya ramai pembeli, tak ada keinginan yang muluk-muluk dari seorang pedangan sayur ini. 
 
(vem/asp/yel)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading