Sukses

Lifestyle

Bangga! Cerita Dua Pejuang Air Melestarikan Air di Daerahnya

Tak bisa dipungkiri lagi, bahwa air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan. Mulai dari bangun tidur hingga kita tidur kembali tentu membutuhkan air.

Sayangnya, masih banyak daerah Indonesia yang kekurangan air atau air yang tak layak dikonsumsi. Melihat masalah ini, ada dua sosok individu melakukan aktivitas yang berdampak besar dalam membantu komunitas untuk mengelola, menjaga, dan menjamin kelestarian air dengan menyediakan solusi yang berkelanjutan. Dua pejuang tersebut diantaranya:

1. Sugeng Handoko, Pejuang Air dari Yogyakarta

Berawal dari perhatiannya pada pepohonan di sekitar desa yang terus ditebangi untuk dijual, di tahun 1999 Sugeng Handoko bersama para senior Karang Taruna pemuda Desa Nglanggeran mulai melakukan gerakan kepeduliannya menanam pohon di kawasan gunung api purba. Gerakan konservasi yang sederhana ini kemudian berlanjut hingga bertahun-tahun berikutnya.

Salah satu konservasi yang Sugeng kembangkan di Desa Ekowisata Nglanggeran adalah melalui pengelolaan embung. Embung, atau waduk mini di atas bukit merupakan cekungan penampung yang digunakan untuk menampung suplai air hujan di musim penghujan untuk akhirnya dialirkan pada musim kemarau, yang berukuran 0,34 hektar ini telah dimanfaatkan untuk mengairi 20 hektar perkebunan durian dan kelengkeng. Dibangun pada tahun 2012 melalui dana hibah Gubernur D.I. Yogyakarta, embung yang diresmikan pada tahun 2013 ini merupakan embung pertama di Yogyakarta, oleh karenanya menjadi salah satu daya tarik utama Desa Wisata Nglanggeran bagi para wisatawan.

“Semoga upaya ini dapat menginspirasi masyarakat di Indonesia, terutama para anak muda, untuk turut berkontribusi dalam menjaga pelestarian air, mengingat pentingnya peran air bagi kehidupan kita yang tentunya tidak hanya untuk dikonsumsi ataupun sebagai irigasi namun bisa juga menjadi sumber penghidupan untuk pengembangan ekowisata,”ujar pria kelahiran Gunungkidul, 28 Februari 1988, saat ditemui dalam acara ‘Ades berikan Apresiasi kepada para Pejuang Air Ades,’ di Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

2. RM. Marselus Hasan, Pejuang Air dari Nusa Tenggara Timur (NTT) 



Dilatarbelakangi oleh penggunaan generator sebagai salah satu cara Desa Bea Muring menggunakan aliran listrik, yang menciptakan polusi udara dan suara, Rm. Marselus Hasan kemudian mencari jalan keluar dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), yang merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan potensi aliran air. Ide yang muncul di tahun 2011 ini lalu mulai dikembangkan dengan bantuan beberapa pihak sejak tahun 2012.

Berkat pembangunan PLTMH yang dananya diperoleh melalui dana swadaya masyarakat ini, kini Desa Bea Muring tidak lagi tercemar oleh polusi dari puluhan generator, dan dapat dengan leluasa menggunakan listrik untuk kepentingan penerangan, hiburan, serta usaha rumah tangga seperti menenun dan membuat kue. PLTMH juga telah mengurangi beban biaya warga yang sebelumnya harus membeli bensin untuk generator dengan perkiraan biaya yang dihemat mencapai Rp 540.000.000 di setiap desa. Kini, PLTMH telah dibangun di lima desa di Nusa Tenggara Timur dan dimanfaatkan oleh sekitar 1.290 Kepala Keluarga.

“Di daerah timur, keberadaan air berkelanjutan selalu menjadi kendala. Padahal jika ada air kehidupan masyarakat akan semakin mudah,” ujar pria kelahiran Langgo Ujung Pandang, 24 Oktober 1981.

Memperingati Hari Air, Hari Bumi Sedunia dan Lingkungan Hidup, kedua pejuang air tersebut pun mendapatkan penghargaan dari Ades yang bekerjasama dengan The Nature Conservancy (TNC) Indonesia. Penghargaan tersebut diberikan sebagai wujud apresiasi kepada individu-individu yang dinilai memiliki komitmen dalam menjaga pelestarian perjalanan air yang disebut sebagai para pejuang air Ades.

“Dalam momen ini, kami ingin terus menebarkan inspirasi positif dengan mengangkat cerita hidup dari dua sosok ‘pejuang’ yang sudah melakukan banyak hal terkait upaya pelestarian air. Kedua sosok ini telah memberikan kontribusi besar dalam menjaga kelestarian air sebagai sumber kehidupan sekaligus memberikan dampak positif yang nyata bagi pelestarian lingkungan. Lebih jauh lagi, berbagai inisiatif yang mereka lakukan juga telah berhasil mengangkat berbagai potensi yang ada di daerah mereka,” papar Mohamad Rezki Yunus, Marketing Manager Hydration, PT Coca-Cola Indonesia.

(vem/asp)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading