Sukses

Lifestyle

Kunci Pintu Keluar dari Liku Kehidupan Pahit Jenny Jusuf

Inspiring Woman, Jenny Jusuf: Kisah Hidup yang Berat Hingga Raih Tiga Penghargaan

Jenny Jusuf/Foto dokumen pribadi

Menjalani hidup tentu saja tak semudah membalikkan telapak tangan. Setiap orang pasti punya kisah perjuangan, hingga akhirnya sukses, atau setidaknya bisa mulai merasa bahagia. Seperti yang terjadi pada Jenny Jusuf, seorang yang mewujudkan mimpi masa kecilnya, menjadi penulis, membagi cerita untuk orang-orang di sekitarnya lewat rangkaian kata. Bukan hal mudah bagi wanita kelahiran 30 Januari 1984 ini untuk melangkah hingga meraih segalanya.

Empat tahun yang lalu, Jenny berada di apartemen kosong milik sahabatnya, dengan hati yang hancur berantakan. Pertunangan yang batal, tanpa pekerjaan, tak ada tempat pun yang bisa dijadikan rumah. Ia merasa tak ada masa depan yang dia bayangkan selama ini. Wanita ini pun mulai berpasrah. Ia lalu berserah pada hidup, bersiap menerima segalanya, apapun yang akan terjadi esok hari nanti.

"Aku siap sekarang. Bawa aku ke manapun Kau mau, aku akan turut. Kau bisa melakukan apapun sekarang, karena aku sudah siap," tulis Jenny, seperti yang dikisahkan panjang lebar dalam akun Instagram @jennyjusuf miliknya, saat mengunggah foto dirinya memeluk beberapa penghargaan yang ia dapat belakangan ini.

Jenny Jusuf/Foto dokumen pribadi

Hidup memang bekerja dengan cara tak terduga, dan kita hanya perlu bersiap diri saja atas apapun yang akan terjadi. Seperti halnya Jenny Jusuf, yang pada akhirnya berserah, tak lagi ingin segala hal buruk semakin menjadi beban pikiran dan hidupnya. Ya ladies, dengan berserah, setidaknya ada satu beban yang diangkat. Kita bisa lebih ringan melangkah dan melanjutkan hidup.

Well, beberapa minggu setelah Jenny membuang segala kepahitan dalam dirinya, dia memutuskan untuk pindah ke Bali. Ia meninggalkan apartemen kosong milik sahabatnya itu, untuk memulai hidup baru di Pulau Dewata. Tentu saja ada banyak kalimat-kalimat menyudutkan yang mampir ke telinganya. Beberapa orang menyayangkan keputusannya, dan menganggap ia 'bunuh diri'.

"Orang-orang bilang, aku bunuh diri atas karirku, ini adalah akhir dari karir menulisku, bahwa tak ada rumah produksi yang bakal bekerja denganku di sini, jauh dari kota, dan masih banyak lagi," tuturnya, masih dalam unggahan foto yang sama dalam akun Instagram miliknya.

Jenny Jusuf/Foto dokumen pribadi

Tanpa peduli apa kata orang, karena ia pun sudah berserah, wanita ini lalu memulai perjalanannya dengan tiga koper dan sisa tabungan yang masih dimilikinya. Tak tahu apa yang akan terjadi esok hari, Jenny masih menyimpan sedikit harapan untuk bisa menulis lagi suatu saat. Pada hidup, dia juga menyerahkan harapan itu, tanpa berekspektasi terlalu tinggi. Hanya berserah.

Setahun setelahnya, Jenny menandatangani lembar kesepakatan kerjasama untuk sebuah film, di sebuah cafe kecil tak jauh dari tempat tinggalnya di Ubud. Dan apa yang terjadi? Dua tahun berselang, film Filosofi Kopi akhirnya membawa wanita ini naik podium untuk menerima tiga penghargaan hanya dalam rentang waktu enam bulan. Segalanya berubah. Hidupnya pun berubah. Selamanya.

Jenny Jusuf/Foto dokumen pribadi

"Truth is, my life changed when I said 'Yes' in that empty apartment (Kenyataannya, hidup saya berubah sejak saya bilang 'iya' di apartemen kosong itu)," poin paling penting dari perjalanan hidup Jenny Jusuf ada dalam kalimatnya ini.

Tak ada resep rahasia untuk menjadi seorang penulis sukses. Tak ada tips ataupun trik dalam menjalani karir hingga bisa memeluk tiga piala itu. Tak ada apapun yang bisa dibagi, selain kunci pintu keluar dari liku hidupnya yang pernah pahit. Dan tentu saja kita sudah tahu, kunci itu adalah 'berpasrah', menyerahkan apapun yang akan terjadi pada hidup, tanpa membawanya jadi pikiran berat.

"Say yes to Life. Stop when She says no. Walk with a grateful, trusting heart in every step knowing that the best gift you can give yourself comes from the place of no regrets. And live (Katakan ya pada hidup. Berhentilah jika dia mengisyaratkan untuk berhenti. Berjalanlah dengan syukur, hati yang yakin bahwa dalam tiap langkah ada hadiah terbaik yang bisa kamu berikan untuk diri sendiri dari tempat di mana tak ada kata sesal. Dan hiduplah.)," Jenny Jusuf mengakhiri cerita yang sangat menginspirasi dalam Instagram-nya ini dengan resep hidup yang bukanlah rahasia baginya.

 

Four years ago I stood at my best friend @amrazing's empty apartment, heart shredded into pieces after a cancelled engagement, without a job, without a place to call home, without a future I had always imagined. I stood, and without even looking up I started to speak, to anyone, Anyone Out There who would listen. . "I'm ready now. Send me where You want me to be, I'll go. You can do Your part now because I'm ready." . A few weeks later I moved to Bali. People said I was committing career suicide (not that I actually had something substantial); that it was the end of my writing career, no production houses would want to work with me so far away from the city, etcetera. I embarked the journey with three suitcases and small savings without knowing what would happen next and with a small hope that maybe, maybe someday I will write a script again. I surrendered that hope too. One year later, I signed a movie deal in a small café five minutes away from the Ubud village I lived in. Two years later, #FilosofiKopiMovie gave me three awards in a span of six months and changed my life forever. Truth is, my life changed when I said "Yes" in that empty apartment. . I have said lots of yeses since. People asked about the secret to be a good writer. The secret to live the way I do. Asked for recipes, tips and tricks... and the truth is there is no secret. I say Yes and I surrender. I let myself be a vessel of ideas, inspirations, love, creativity, energy and vibrations to flow through as freely as possible... and Life takes care of me. Life has given me everything I have ever wanted (well except for 10 million dollars but it's on its way! 😜) in a literal sense, so much that I have to be careful of the words I speak. . So here's some not-so-secret super-simple answers: Say yes to Life. Stop when She says no. Walk with a grateful, trusting heart in every step knowing that the best gift you can give yourself comes from the place of no regrets. . And live.

A post shared by Jenny Jusuf (@jennyjusuf) onJun 5, 2017 at 7:24am PDT

Dalam obrolan lewat surel dengan tim Vemale.com, Jenny sedikit menambahkan beberapa hal soal keputusannya empat tahun yang lalu, menyerahkan diri pada hidup. Berserah memang membuat segalanya lebih mudah dijalani, karena dalam berserah kita tak lagi memikul beban sendirian. Begitulah kira-kira, seperti yang dirasakan dan dijalani wanita ini sepanjang empat tahun belakangan.

"Di sisi lain, dan ini yang belum banyak disadari, saat kita berserah, kita membuka peluang bagi keajaiban, campur tangan, berkah yang di luar akal dan kemampuan manusiawi yang sangat terbatas ini. Surrender gives Life the chance to fill you up," ungkap wanita yang juga menulis script untuk film Wonderful Life dan yang terbaru, Critical Eleven.

Jenny juga mengingatkan, sebagai perempuan, kerap kali kita luput menyadari bahwa sebagaimana kita memiliki rahim secara fisik, kita juga dibekali dengan 'rahim spiritual' yang fungsinya sama: melahirkan kehidupan. Namun masalahnya, makin ke sini, makin banyak wanita yang ingin setara dengan pria. Mereka berjuang dan melawan mati-matian, tanpa tahu cara mengalir dengan hidup.

"Ini yang ingin saya bagikan dengan banyak perempuan di luar sana: stop fighting and being like men, start embracing your womanhood. It's the only way to live (berhentilah bersikeras menjadi seperti para pria, mulailah terima dirimu sebagai wanita dan segala hal tentangnya. Itu adalah satu-satunya cara untuk menjalani hidup)," pungkasnya.

Well ladies, saat merasa berbeban berat, selalu ingatlah bahwa hidup akan bekerja bersama kita, dan memudahkan segalanya. Maka, seperti Jenny Jusuf, mari serahkan segalanya pada hidup, dan tunggu apa yang akan diberikan semesta pada kita. Terdengar terlalu mengada-ada? Tentu saja ladies bisa menerapkan dan mencobanya sendiri. Karena kekuatan spiritual setiap orang tentu tergantung seberapa seseorang itu percaya akan dirinya.

(vem/dew)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading