Sukses

Lifestyle

Cuma Dua Minggu Menyiapkan Akad Sederhana Tapi Semoga Bahagia Selamanya

Perjalanan cintaku bermula terjadi pada sekitar bulan Oktober tahun 2009. Saat itu aku merasa sakit hati dan susah move on dari mantan. Ketika itu aku minta beberapa nomor cowok dari temanku, akhirnya dia memberi 10 nomor telepon cowok dan saat itu juga aku langsung SMS ke semua nomor itu. Nah dari 10 nomor HP itu yang nanggepin SMS aku cuma 5 orang dan dari kelima itu beberapa hari kemudian mereka langsung “nembak” aku.

Ya namanya juga ABG yang baru umur 18 tahun dan butuh “pelampiasan” perasaan biar bisa move on, jadi aku terima aja mereka semua jadi cowok aku. Selama beberapa hari aku asyik sms-an sama semuanya sampai ada yang ngajakin ketemu terus, tapi aku nggak mau dan nggak menanggapi lebih. Nah, ada nih satu cowok anak Cengkareng yang menurut aku tuh beda dari semua cowok yang lain.

Cara dia SMS, telepon, kasih perhatian dan omongannya tuh beda dari yang lain. Kalau empat cowok lain gombal-gombal basi, nah kalau si cowok Cengkareng ini tuh dia cuek, dingin dan malah bikin aku penasaran. Beberapa hari berlalu, si cowok Cengkareng ini ngajakin ketemuan karena dia juga penasaran banget sama aku. Ya karena saat itu kita udah “pacaran” tanpa pernah ketemu, aku rasa wajar aja sih kalo dia ngajak ketemu. Tapi aku masih agak ragu dan takut. Cuma nggak tahu kenapa aku mengiyakan untuk ketemu sama dia.

Dari 5 cowok yang ngajakin aku ketemuan, cuma dia yang aku mau temuin. Kemudian, hari itu datang. Sepulang kerja di daerah Slipi, aku tunggu dia di bunderan Slipi tempat bus kota dan angkot pada ngetem. Jantungku rasanya dag dig dug nggak tahu harus ngapain dan gimana. Sampai akhirnya ada SMS dari cowok itu yang bilang bahwa dia udah sampai di tempat itu.

Saat itu aku berat buat nyamperin dan nyapa dia dan aku tau itu dia karena dia udah ngasih ciri-cirinya. Sampai akhirnya aku panggil dia dan dia nyamperin aku. Ya setelah ngobrol beberapa saat, aku izin pulang karena sudah hampir malam. Setelah itu aku naik bus dan dia juga pulang dengan motornya. Selama dalam perjalanan pulang aku bingung nggak tahu kenapa dan harus gimana. Apa dia tetap mau pacaran sama aku, apa dia ilfeel sama aku atau gimana?

Saat pacaran./Copyright Ayu Utami

Akhirnya semua perasaan itu terjawab. Ada pesan masuk ke HP yang isinya, “Gimana setelah liat aku, kamu mau kita tetap lanjut?” and I answered, “Iya, aku mau kita tetap jalanin hubungan ini." Nggak tahu kenapa aku bisa mengiyakan. Oh God.

Waktu demi waktu bergulir. Bulan pertama, bulan kedua, bulan ketiga hingga satu tahun kami pacaran aku masih belum bisa melupakan yang namanya mantan dan perasaan aku juga masih setengah-setengah ke dia. Tapi di tahun kedua aku pacaran sama dia, aku merasa dia itu berbeda dari cowok lain dan mantan-mantan aku sebelumnya.

Aku belum pernah menemukan dan mendapatkan cowok yang seperti dia. Memang pada saat itu dia overprotective tapi pengorbanan dan ketulusannya sungguh luar biasa. Dia rela jemput aku saat pulang kerja dan anter aku sampai rumah. Padahal jarak Cengkareng, JakBar (rumahnya) ke Condet, JakTim (rumahku) itu berapa jam yang harus ditempuh. Kepanasan, kehujanan, kemacetan, kelelahan. Tapi itu semua dia lalui cuma buat mastiin aku sudah sampai rumah. Setelah aku lihat pengorbanannya, aku mulai sadar bahwa dia adalah lelaki yang sangat baik luar biasa yang telah Allah kirimkan untuk aku. Tentunya untuk mengganti si masa laluku.

Yaa, dia adalah Ziki Zulfikar. Beda usia kami 4 tahun. Kami mulai berpacaran resmi tanggal 4 November 2009 dan dari tahun ke tahun kami menjalani segala macam peristiwa dan pengalaman yang sungguh membuat kami menjadi lebih bersikap dan berpikir lebih bijaksana. Hingga pada tahun ketiga aku merasa jenuh dan bosan menjalani hubungan yang begitu-begitu saja menurut aku.

Sampai akhirnya aku kasih dia target kalau sampai tahun depan (saat itu tahun 2012, targetnya tahun 2013) dia belum meminangku, mau nggak mau hubungannya disudahi saja. Tapi ketika itu dia minta waktu untuk berpikir dan minta aku kasih waktu 1,5 tahun untuk dia mempersiapkan segala sesuatunya. Akhirnya aku menyetujuinya.

Hari demi hari berlalu, tibalah waktunya 1,5 tahun itu datang. Aku mulai berani bertanya ke dia kapan dia siap untuk meminangku. Kemudian dia berani memastikan bahwa setelah lebaran Idulfitri 2014 dia akan meminangku. Aku benar-benar menantikan saat itu.

Saat lamaran./Copyright Ayu Utami

Sambil terus berdoa dan berikhtiar kami jalani hubungan itu seperti biasanya. Sampai suatu hari pada tanggal 1 Oktober 2014 aku menerima sebuah pesan singkat di HP-ku yang dikirim oleh dia dan isinya sangat membuat aku tercengang, kaget, campur aduk, bahagia dan bingung juga. Isi pesan itu, “De, tanggal 5 Oktober saat kamu ulang tahun nanti, keluarga aku mau datang ke rumah untuk silaturahmi sekalian ngomongin rencana kita."

Jeng jeeeeng, aku kegirangan, kaget, bingung karena tanggal 5 Oktober saat aku ultah itu tinggal 4 hari lagi. Dan akhirnya aku kasih tahu ortu aku saat itu juga, mereka pun kaget dan bingung tapi mereka senang dan menerimanya.

Sampai akhirnya hari itu datang. Aku benar-benar bahagia dan nggak nyangka ternyata kado dan kejutan dih ari ultah aku saat itu sangat sangat indah. Ya, di hari itu dia melamarku. Tanpa banyak persiapan dan menurut aku ini sangatlah mendadak karna tanpa rencana panjang, tapi itu semua bisa terlaksana.

Setelah akad./Copyright Ayu Utami

Alhamdulillah. Tapi saat itu kami belum menentukan tanggalnya. Hanya orangtuaku mau aku segera menikah dan tidak menunggu waktu lama lagi setelah lamaran. Akhirnya setelah diskusi keluarga, orangtua aku memutuskan bahwa aku harus menikah tanggal 19 Oktober 2014 (dua minggu setelah lamaran berlangsung).

Wow! Saat itu aku kaget, bingung, senang tapi ragu juga. Karena waktu itu cepat sekali dan kami hanya punya waktu 2 minggu untuk mempersiapkan semuanya. Tapi dengan mengucap bismillah, kami ikuti kemauan orangtuaku dan akhirnya pada tanggal 19 Oktober 2014 kami menikah.

Hanya akad sederhana yang kami adakan, mahar pun hanya berupa gelang emas 5 gram tanpa cincin kawin (karena aku tidak suka pakai cincin) dan uang sebesar Rp191.014. Undangan pun hanya keluarga dekat, teman-teman serta juga tetangga dekat yang hadir. Dua bulan kemudian setelah akad, kami melangsungkan resepsi pernikahan. Alhamdulillah semua berjalan lancar dan Allah mudahkan semuanya.

Saat resepsi./Copyright Ayu Utami

Sungguh kami tak menyangka bahwa doa yang selama ini kami panjatkan, usaha yang kami lakukan ternyata berbuah manis. Allah memang Maha Baik dan mengumpulkan semua doa kami serta mengabulkannya di saat yang tidak kami duga tapi tepat pada waktunya. Alhamdulillah, semoga kami menjadi keluarga sakinnah, mawaddah, warahmah. Aamiin aamiin ya robbal’alamiin.





(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading