Sukses

Lifestyle

Adikku, Berjanjilah Padaku Kita Akan Tetap Saling Menguatkan

Halo Dik, bagaimana kuliahnya? Aku harap kamu masih kuat ya walaupun aku tahu kuliahmu itu jauh lebih berat daripada rindu. Masih jelas teringat bagaimana beberapa bulan yang lalu mungkin adalah saat yang berat bagimu. Masa transisi dari anak sekolahan yang akan berubah menjadi mahasiswa, saat di mana tanggung jawabmu akan mulai bertambah. Tanggung jawab pada masa depanmu, tanggung jawabmu pada Ibu dan adik-adik kelak, dan yang paling penting tanggung jawabmu pada dirimu sendiri.

Jujur aku dan Ibu sedikit khawatir melihatmu pada saat itu perubahan yang cukup drastis mulai dari berat badanmu dan sikapmu yang membuat aku bertanya-tanya tentang kesanggupanmu untuk melanjutkan studimu di sana. Maaf aku tidak bisa memberimu banyak, yang aku bisa beri pada saat itu hanya dukungan dan motivasi agar kamu tetap kuat.

Dik, kakakmu ini sudah melalui fase itu terlebih dahulu, tenanglah semua itu tidaklah seburuk yang kamu pikirkan. Berhentilah mengeluh dan membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, percayalah kamu bisa jauh lebih hebat dari mereka mungkin bukan saat ini tapi nanti, yang terpenting adalah usaha dan doamu pada-Nya.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Seberat apapun masalah yang akan kamu lewati ingatlah Dik kamu sedang tidak berjuang sendiri, ada aku, ada Ibu, ada adik-adik dan banyak orang yang menyayangimu, yang akan selalu menjagamu dalam doa mereka. Menghabiskan waktu 19 tahun denganmu banyak yang telah kita lewati bersama banyak memori yang kita ukir berasama. Mulai dari berebut mainan, memakai benda-benda yang sama denganmu (kebiasaan yang dilakukan Ibu pada kita) yang sampai saat ini pun kita masih sering melakukannya.

Bukan hanya itu pertengkaran-pertengkaran kecil kita juga akan menjadi memori yang sulit untuk kulupakan, aku yang dulu selalu merasa terganggu saat kau dan teman-teman bocahmu itu bermain sehingga menimbulkan keributan yang sering menganggu konsentrasiku melakukan sesuatu. Masih ingatkah kau tentang sikap bocahmu dulu? Kau yang selalu merasa dibeda-bedakan denganku kau yang selalu merasa dibandingkan dengan kakakmu ini. Hm... lucu memang kalau diingat-ingat. Bukan hanya suka, duka pun telah kita lewati bersama.

Masih jelas teringat dibenakku bagimana enam tahun yang lalu saat Tuhan memanggil Bapak kembali ke sisi-Nya. Salah satu fase hidup paling berat yang harus aku lalui kau pun mungkin merasakan hal yang sama denganku. Aku yang saat itu masih berumur enam belas tahun dan kau yang baru berumur dua belas tahun yang notabenya masih anak-anak yang sudah harus mengalami situasi sulit seperti itu. Tak bisa kubayangkan bagaimana kita harus melanjutkan hidup tanpa sosok seorang Ayah. Untungnya Tuhan memberikanku keluarga yang hebat seperti kalian. Memiliki keluarga seperti kalian adalah salah satu hal yang selalu aku syukuri. Salah satu rasa terima kasih yang selalu aku panjatkan dalam setiap doaku.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Tak terasa kau yang dulu hanya setinggi lenganku sekarang malah sama denganku. Kamu kini bukan adik kecilku lagi kamu kini sudah tumbuh menjadi remaja yang hampir dewasa. Akan lebih banyak kerikil-kerikil hidup yang akan kau temui, bukan hanya kerikil mungkin batu yang nantinya akan menghalangi jalanmu.

Bila saat itu tiba dan saat kau tak merasa sanggup melewati masalahmu ingatlah ada aku ingatlah setiap masalah yang bisa kita lewati bersama, ingatlah bagimana Ibu yang selalu mengupayakan yang terbaik untukmu, ingatlah setiap harapan dari Ibu yang selalu digantungkan pada kita anak-anaknya. Jangan mudah menyerah, tak ada hidup tanpa masalah.

Sekali lagi berhentilah mendanding-bandingkan dirimu dengan orang lain (salah satu kebiasaan burkmu). Mereka semua punya masalah yang sama denganmu atau mungkin saja jauh lebih berat dari pada masalahmu yang membedakan hanyalah bagaimana cara kita menyikapi masalah tersebut. Jangan pernah segan untuk berbagi cerita denganku, jangan pernah ragu untuk mengungkapkan segala asamu padaku. Jika kau rasa tak bisa untuk berbagi denganku datanglah padaNya, Ia yang Maha Kuasa berceritalah padaNya ungkapkan segala yang kau rasa padaNya satu yang harus kau tahu Dik sebesar apapun masalahmu ia takkan melebihi besarnya Sang Maha Pencipta.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Saat kau datang pada-Nya percayalah Ia akan memelukmu. Ia tak akan pernah mengabaikanmu. Ia akan selalu mendengarkanmu. Ia secara tak langsung akan membantumu melewati setiap kerikil hidupmu. Selain itu ingatlah selalu masih ada Bapak yang akan selalu menjaga kita ingatlah selalu memohon restu untuk setiap hal yang  akan kau lakukan yakinlah beliau tak akan pernah mengabaikan kita yang sangat ia sayang. Walupun raga tidak berjumpa tapi tidak dengan jiwa.

Yang terakhir ingatlah ia yang tak pernah absen dalam setiap momen dalam hidup kita, ia yang akan tetap menerima kita seberapapun buruknya kondisi kita. Wanita kuat yang dikirim Tuhan untuk kita, Ibu. Jangan pernah lupa padanya seberapa sibuk dan jauh pun kamu dalam setiap hal ingatlah meminta restu dan doanya. Itu adalah salah satu mantra paling ajaib di dunia menrutku.  

Dengan perantara surat ini mungkin terkesan berlebihan menurutmu, haha aku tidak peduli.  Ini adalah salah satu caraku untuk bisa mengungkapkan betapa sayangnya aku pada adik kecilku ini. Sekali lagi maaf aku belum bisa memberimu banyak, maaf karena aku belum bisa mengabulkan setiap harapmu, maaf karena aku belum bisa mengiyakan setiap permintaanmu, maaf karena aku belum bisa menjadi sosok kakak sepeti yang sering kau impikan aku bukan selebgram hitz yang yang fisiknya sempurna. Aku juga bukan sosialita yang bisa mengajakmu ke tempat-tempat wow dengan benda-benda super wow.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Maaf karena aku belum bisa menjadi kakak yang baik untukmu sepenuhnya. Percayalah Dik aku saat ini juga sedang berjuang, berjuang untuk keluarga kita. Berjuang untuk harapan-harapan yang kalian buat untukku. Dan ketahuilah aku juga sedang menaiki anak tanggaku sama sepertimu saat ini. Dalam perjalanan kita ini bersepakatlah kita akan saling mendoakan dan menyemangati karena itu yang aku butuhkan.

Dalam bait terakhir suratku ini, izinkan aku mengucapkan rasa terima kasihku padamu. Terima kasih karena sudah menemaniku selama ini, terima kasih karena sudah selalu setia mendengarkan keluh kesahku yang terdakang tidak begitu penting yang terkadang atau bahkan seringkali menyita waktu tidurmu.

Terima kasih karena sudah menerima sikap mood swing dan sikap egoisku yang aku tahu sering kali membuatmu jengkel. Terima kasih sudah menjadi partner treavelling-ku, partner galau, partner baper dan partner in everything-ku. Berjanjilah padaku kita akan tetap saling menguatkan, kita akan tetap saling menjaga dan saling mendoakan walaupun aku tahu kelak kita tak akan seatap lagi.




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading