Sukses

Lifestyle

Cinta yang Tak Tersampaikan Selalu Meninggalkan Luka di Dalam Dada

Cinta, satu kata dengan berjuta rasa. Mencintai dan dicintai adalah fitrah setiap manusia, kita tidak bisa memilih kepada siapa hati ini berlabuh, kapan ataupun di mana. Ketika seseorang jatuh cinta, maka sebagian besar logika tergerus oleh rasa cinta yang hadir. Melakukan segala hal untuk orang yang dicintai tanpa peduli baik dan buruk dianggap hal yang wajar untuk membuktikan seberapa besar cinta yang dimiliki.

Aku tidak tahu apa yang orang sebut cinta. Jika cinta adalah saat hatiku berdebar kencang ketika melihat lawan jenis, maka artinya iya, aku mencintainya dan sampai saat ini hanya dia yang pernah mengisi relung hati dengan begitu dalam. Aku tidak ingat kapan dan di mana rasa itu mulai hadir membayangi.

Saat-saat awal aku mengenalnya, aku tidak menaruh peduli sedikitpun tentang dirinya, dia tidak berarti apapun untukku dan dia bukanlah hal yang penting dalam hidupku. Ketika setiap momen yang kami lewati bersama menjadi awal dari tumbuhnya perasaan asing di dalam hati, saat itu pulalah aku tidak lagi bisa mengelak bahwa aku telah jatuh untuknya.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Semakin aku mencintainya, semakin jauh pula jarak yang ada di antara kami. Aku tidak pernah mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaanku karena tidak ingin merusak pertemanan yang telah terjalin erat tapi nyatanya semua tetap tidak lagi sama. Dia memperlakukanku dengan dingin, datar dan selayaknya seorang musuh atau mungkin virus berbahaya yang harus dihindari. Bahkan hingga detik ini pun aku hanya bisa menebak alasan di balik semua perubahan itu, apakah karena dia menyadari perasaanku dan kemudian memilih menghindar karena aku tidak cukup baik dan layak untuk hidupnya? Aku tidak tahu, atau mungkin selamanya aku tidak akan pernah tahu jawaban dari pertanyaanku itu.

Tidak peduli seberapa banyak pengabaian, rasa sakit dan air mata yang aku rasakan dan yang aku keluarkan karena mencintainya tetap tidak bisa menghilangkan perasaanku sebab yang aku tau, rasa itu tumbuh semakin besar di setiap harinya. Bodohkah aku jika berpikir bahwa ada sebagian hatinya yang menjadi milikku, tidak akan pernah tergantikan terlepas dari semua sakit yang dia berikan untukku? Entahlah, setidaknya itulah yang selalu aku yakini untuk sekedar menghibur diri sendiri karena biasanya intuisiku selalu benar, semoga.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Orang bilang saat kamu mengeluarkan air mata untuk seseorang, itulah cinta yang sebenar-benarnya. Sampai pada akhirnya aku tiba di titik lelah akan penantianku terhadap dirinya, saat dia selalu lebih memilih perempuan lain dibandingkan aku, saat itu pulalah aku menyerah. Percayalah ketika itu terjadi, maka saat itu juga dia telah kehilangan wanita yang mencintainya dengan begitu besar dan tulus lebih dari wanita manapun yang pernah singgah di hidupnya, tidak sekalipun wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya.

Mencintainya bukanlah hal yang sulit untuk kulakukan tapi melepasnya tidaklah semudah mencintainya. Aku menanamkan dalam hati bahwa aku harus melupakannya, berbulan-bulan tidak melihatnya memang membuatku mulai tidak lagi memikirkannya tapi ketika takdir mempertemukan aku dengannya lagi lewat tatap mata dalam hitungan detik, pertahananku runtuh.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Cinta itu hadir lagi dan sakit itu muncul lagi ke permukaan. Aku lelah, aku memilih mendekatkan diri pada Allah dan memperbaiki diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik, di situlah Allah memberikan solusi dari permasalahan yang kuhadapi akan dirinya. Bukan melupakan, akan tetapi mengikhlaskan. Sulit memang, tapi ketika keikhlasan muncul di dalam hati, tidak peduli seberapa menyakitkannya masa laluku tentangnya, aku bisa menatapnya dengan senyuman tulus tanpa rasa sakit lagi. Sekarang aku telah melepasnya dengan penuh ketulusan dan keikhlasan segenap jiwa.

Mencintainya sudah mengajariku begitu banyak hal, tentang rasa sakit, kesabaran, ketulusan dan juga keikhlasan. Berkat dirinya, aku berubah menjadi wanita yang lebih tangguh untuk menghadapi kesulitan dan cobaan hidup yang akan datang bersamaan dengan langkah baru yang aku pijak di masa yang akan datang.

Cinta Pertamaku, I love you.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading