Sukses

Lifestyle

Selama Apapun Sebuah Hubungan, Jika Belum Berjodoh Nanti Akan Pisah Juga

Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.

***

Bagi seorang gadis, tidak ada hal yang lebih dinantikan daripada menikah dengan seseorang yang dicintainya. Seperti sebuah dongeng, “Sang pangeran bertemu dengan sang putri dan mereka jatuh cinta, lalu menikah, dan hidup bahagia selamanya.”

Sayangnya tidak semua orang dapat mendapat akhir yang bahagia dalam setiap kisah cintanya. Bertemu dan menjalin hubungan dengan seseorang yang tahu caranya melengkapi kekurangan maupun kelebihan satu sama lain pun bukan jaminan akan bersatunya sebuah hubungan ke jenjang pernikahan. Bahkan selama apapun hubungan, bila memang belum digariskan untuk berjodoh sekuat apapun tangan menggenggam dia akan terlepas dengan sendirinya. Seperti menggenggam tangkai mawar, genggaman yang terlalu erat pun akan terlepas jika tangan kita terluka oleh durinya.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/joshua rawson harris

Menikah. Bagiku menikah bukan hanya perkara sah di mata semua orang dan di mata Allah SWT. Bagiku menikah adalah tanggung jawab atas keputusan terbesar dalam hidupku. Orang lain pasti berkata, “Ya menikahlah. Selagi kamu masih muda, masih cantik dan masih masih banyak lainnya." Dan ketika ditanya pacar kamu mana? Dan seketika jawaban yang keluar adalah belum ada, pasti semua langsung bilang, "Kok nggak ada sih. Umur kamu udah berapa, kamu mau nikah nggak sih? Udah jangan kebanyakan jadi pemilih, nggak usah galak galak jadi cewek dan  bla bla bla." Sampai ada pula yang bilang, "Jangan nyari yang ketinggian kamu nggak akan berjodoh dan itu ekspektasi terlalu tinggi untuk orang biasa seperti kamu. Lulusan SMA saja, anak orang nggak mampu, nggak tinggi dan nggak cantik lagi."

Semua itu sudah dan bahkan nggak jarang membuat aku miris, rasanya aku ingin kerja jauh lagi, mandiri di negeri orang terasa lebih damai dan meskipun keinginan menikah itu tetap ada setidaknya tidak seperti dikejar deadline di mana kamu harus menikah secepatnya. Kenyataan yang aku harus jawab pahit.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/leexoos

Aku belum memiliki pacar bukan karena aku terlalu pemilih, aku hanya tidak mau dikecewakan atas suatu harapan yang telanjur aku pupuk tinggi. Ketika hati sudah memilihnya dan pada akhirnya perpisahan yang tidak terduga harus terjadi. Aku memilih untuk menjadi asing atas nama cinta untuk sementara waktu. Bukan karena belum bisa move on, tapi hati ini belum siap patah untuk kesekian kalinya. Mungkin tidak banyak yang tahu, bagaimana kisah cintaku. Biarlah aku saja yang tahu dan merasakan pahitnya harapan yang tidak selaras dengan kenyataan itu.

Kapan kamu menikah? Itu salah satu alasan pertanyaan yang aku segani untuk menjawabnya. Serta alasan kenapa aku malas berkumpul dengan keluarga maupun teman teman, karena teman-teman sebayaku beberapa sudah berpasangan, tidak jarang juga yang umurnya masih di bawahku pun sudah memiliki pasangan dan anak. Meskipun aku sangat menyukai intensitas perkumpulan dan kebersamaan tersebut.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/thirteen j

Pertanyaan itu membuatku kurang nyaman. Dan karena pertanyaan tersebut, membuatku ingin bekerja di tempat yang jauh, jauh dari keluarga dan teman yang hanya mendikte akan kapan aku harus menikah. Bukan karena tak sayang keluarga. Tapi karena aku sangat ingin menikah, bukan saat semua orang mendebatkan usia maupun statusku.

Aku ingin menikah saat hati ini benar-benar siap, siap menerima seseorang  yang mampu aku percayai untuk menjalani hidup berdua dengannya sampai akhir sisa hidupku kelak, aku ingin menikah sekali dan untuk selamanya. Dan doaku dalam sujudku hanya satu. Semoga Sang Maha Pembolak balikkan hati mempertemukanku dengan kekasih pilihan-Nya yang terbaik, yang akan membimbing serta menjadikanku orang yang lebih baik dan tumbuh bersama dalam keadaan apapun. Karena aku yakin, Allah sudah siapkan jodoh terbaik di saat yang tepat, tidak akan nyasar dan salah alamat.  




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading