Sukses

Lifestyle

Single Itu Pilihan, Bukan karena Belum Move On

Punya pengalaman tak menyenangkan atau tak terlupakan soal pertanyaan 'kapan'? Kata 'kapan' memang bisa jadi kata yang cukup bikin hidup nggak tenang. Seperti kisah sahabat Vemale yang disertakan dalam kompetisi Stop Tanya Kapan! Ungkapkan Perasaanmu Lewat Lomba Menulis Juli 2018 ini. Pada dasarnya kamu nggak pernah sendirian menghadapi kegalauan dan kecemasan karena pertanyaan 'kapan'.

***

Di awal aku mengakhiri hubunganku dengan mantan pacarku dulu, aku merasakan kebimbangan. Mengingat tidak ada permasalahan serius seperti orang ketiga yang menyebabkan hubungan kami yang sudah empat tahun lebih itu harus kandas. Aku hanya tidak tahan dengan sikapnya yang kekanak-kanakan. Labil. Aku merasa cukup lelah, empat tahun bukan waktu yang singkat kan untuk menunggunya berubah. Aku capek mengalah dan mengalah untuk mempertahankan hubungan kami.Kebimbangan pun kurasakan saat mendengarkan apa kata teman-temanku. Menurut mereka tidak seharusnya aku memutuskannya karena dia lelaki yang baik. Terlepas dari kekanak-kanakannya itu. Sementara menurutku, dia setia, itu saja kebaikannya. Tapi untuk berpikir akan masa depan hubungan kami, masih sangat jauh. Saat aku tegas, dia menanggapi dengan bercandaan yang garing. Gimana aku tidak stres?  Beberapa bulan setelah putus dia masih terus memohon untuk balikan. Dia berjanji akan berubah lebih dewasa. Tapi tidak ada tanda-tanda dia berubah. Bahkan kelabilannya jelas-jelas terlihat saat dia bolak balik memblokir semua akun media sosialku. Saat aku dekat dengan seseorang dia juga datang membawa masalah. Dia memposting di grup kami, kalau aku wanita yang sombong, tidak pemaaf, dll. Bahkan sempat aku berantam dengan sahabatku sendiri karena dia.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/riki ramdaniAku mengerti ketidakterimaan yang dia rasakan saat aku meninggalkannya. Kadang terbersit dalam hati, haruskah kuberi kesempatan lagi? Tapi sudah terlalu banyak, rasanya aku capek dan muak. Ditambah lagi, menjalani status single beberapa bulan ini ternyata cukup menenangkan. Benar-benar tenang.Setahun berlalu aku masih sendiri. Sulit bagiku dekat dengan orang lain. Aku trauma menjalani hubungan dengan pria seumuran. Aku heran, kenapa rata-rata lelaki yang mencoba mendekatiku seumuran denganku atau bahkan ada yang di bawah umurku. Memang sih sebenarnya umur tidak menjamin kedewasaan. Tapi aku kekeuh tak mau lagi menjalani hubungan dengan lelaki yang pola pikirnya tidak cukup dewasa.Tahun kedua, aku mulai khawatir. Mulai merasa kesepian. Teman-teman pun bilang, jangan-jangan aku belum move on dari mantanku. Spontan aku menjawab, NO! Dan pertanyaan-pertanyaan itu pun mulai sering kudengar. Kapan kamu punya pacar? Kapan lagi kamu nikmati masa muda? Gimana mau nikah kalau pacar aja belum punya? Ingat umur! Kenapa tidak balikan saja dengan mantan pacarmu?Semua pertanyaan itu pun masih kuterima sampai saat ini, di tahun ketiga aku sendiri.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/marco xuAku sempat down. Aku bertanya-tanya, Tuhan apa yang salah denganku? Lelaki seperti apa yang aku mau? Mengapa sampai saat ini tak ada yang mengisi hatiku? Aku sangat-sangat kesepian. Tapi setelahnya, aku bangkit. Aku harus memperbaiki diri dan lebih menikmati keadaan. Ada keyakinan dalam diriku Tuhan pasti tunjukkan nanti pada waktunya. Kubuktikan kepada orang-orang bahwa aku bukan single yang kesepian. Aku menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, dan aktivitas bermanfaat lainnya di luar pekerjaan. Di saat teman-teman sudah mulai merencanakan pernikahan, bahkan ada yang sudah menikah, aku tak boleh berkecil hati. Satu hal yang tak boleh lupa, jodoh sudah ada yang atur. Sebagai perempuan, tidak salah kan kita meminta lelaki yang baik untuk jadi pendamping kita nanti. Dan saat kita meminta itu kepada Tuhan, seharusnya kita bersedia menunggu. Jadi tidak perlu memaksa, ataupun harus kembali ke masa lalu seolah kita tak punya pilihan lain. "Single itu pilihan, bukan karena belum move on!"

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading