Salah satu tahapan yang menyedihkan dalam hidup adalah saat seseorang merasakan putus cinta atau patah hati. Banyak orang yang merasakan depresi saat cintanya harus berakhir. Well, nyatanya patah hati bahkan bisa menyebabkan kematian lho Ladies. Ngeri banget ya.
Walau terkesan dramatis, hal ini adalah fakta. Berbagai studi menemukan, sindrom patah hati sangatlah nyata, dan bisa membuatmu mengalami gejala fisik yang mirip dengan depresi. Patah hati ternyata bisa memunculkan risiko bunuh diri. Jadi, mengalami patah hati jauh lebih berbahaya.
Jika seseorang tak bisa pulih dari patah hati, ia bisa mengalami stres tingkat tinggi. Stres tingkat tinggi ini bisa membuat tubuh melepaskan kortisol ke dalam tubuh. Kadar kortisol yang tinggi bisa berkontribusi pada beberapa gejala seperti keletihan, depresi, cemas, sakit kepala, dan tekanan darah tinggi. Tak cuma menimbulkan luka di hati, putus cinta nyatanya juga bisa menyebabkan bahaya fisik bagi tubuh.
Seseorang yang sudah memberikan komitmen dan investasi paling besar dalam sebuah hubungan mengalami tingkat depresi lebih tinggi sesudah putus. Ditemukan juga fakta yang tingkat depresinya lebih tinggi, lebih mungkin juga untuk bunuh diri.
Jika memang cinta harus berakhir, kamu harus tahu betul cara move on yang sehat. Jika dirasa memang kamu tidak bisa 'membantu' dirimu sendiri untuk bangkit dari keterpurukan, segeralah berkonsultasi dengan profesional.
Sumber: Liputan6.com
- Bertengkar Itu Baik, Ini Manfaatnya untuk Hubunganmu dengan Si Dia
- Ketika Cinta Bertepuk Sebelah Tangan, Apa yang Harus Dilakukan?
- 6 Tanda Sebaiknya Putus dengan Pacar, Jangan Biarkan Dirimu Menderita!
- 3 Alasan Mengapa TTM Lebih Menyakitkan Dibanding Pacaran Meski Tanpa Hati
- Jangan Menangis, Perpisahan Mungkin adalah Jalan Terbaik
- 6 Tanda Hubungan Asmaramu Sudah Nggak Sehat
(vem/ivy)