Sukses

Lifestyle

Cobaan Setelah Menikah Bisa Lebih Berat dari Ujian Saat Masih Lajang

Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti tulisan sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Kekuatan seorang perempuan diuji ketika sebelum dan setelah menikah. Kekuatan bertahan dari julukan perawan tua  untuk perempuan yang belum menikah, namun godaan setelah menikah adalah bila keluarga suami tidak menyambut kita dengan kasih sayang.Namaku Laras, saat ini usiaku 31 tahun dan aku masih belum memiliki anak. Ayahku meninggal ketika aku menempuh pendidikan di bangku kuliah. Setelah 4 tahun bekerja di salah satu perusahaan jasa keuangan mikro aku memutuskan untuk menikah dengan seorang laki-laki teman satu universitasku di kota Surabaya. Sebelum menikah aku sudah menjalin hubungan asmara dengan suamiku yang aku panggil dengan nama Mas Bram selama 4 tahun. Bram adalah putra pertama dari hasil pernikahan broken home. Dia tinggal serumah dengan ibu kandung, bapak tiri, dan adik tirinya.Menjelang pernikahan terdapat konflik, yaitu mertuaku tidak sudi bila pesta pernikahan diadakan di rumahku yang hanya dirayakan di bawah tenda.

Ilustrasi./Copyright pixabay.com

 

Setelah menikah dan satu hari tinggal di rumah mertua, aku baru tahu ternyata suamiku suka menabok pantat adik tirinya yang berusia 19 tahun dan mencium lehernya ketika bercanda dengan adiknya. Hatiku rasanya sakit melihat itu. Aku pengantin baru dengan suamiku tetapi kenapa mereka yang bermesraan di depanku? Namun aku masih mencoba memendam pikiran jelek tentang hubungan mereka yang lebih dari sekadar kakak dan adik tiri.Ujian awal pun datang dalam pernikahanku, aku terkena sakit kista yang membuat selama 6 bulan perut kiriku bagian bawah sakit . Mertua pada dasarnya ternyata tidak menyetujui hubunganku. Ibu mertuaku sendiri yang berkata padaku setelah pernikahan terjadi bahwa dia tidak pernah sudi aku jadi menantunya. Pernikahan aku dan suamiku terjadi hanya karena beliau tidak mau melihat anaknya Bram sedih bila berpisah denganku.  Mereka selalu mengacuhkan aku, bahkan ketika suamiku akan mengantarkan aku berobat ke rumah sakit untuk memeriksakan kistaku, ibu mertuaku dengan sengaja memaksa suamiku untuk mengantarkannya ke mall. Aku tahu itu adalah sebuah wujud ketidaksukaan beliau ketika putranya menunjukkan perhatiannya ke aku. Akhirnya aku mengalah dan membiarkan suamiku mengantar ibu mertua.

Ilustrasi./Copyright pixabay.comSuatu ketika aku memutuskan mengikuti progam hamil agar cepat memiliki momongan tetapi di depanku, adik tiri iparku berkata pada suamiku bahwa untuk apa ingin cepat memiliki anak, "Makanya kamu jangan  bodoh menikahi Mbak Laras." Bahkan Bapak mertua tiriku juga ikut-ikutan berkata bahwa menikahiku adalah sebuah kebodohan besar karena ternyata setahun setelah menikah, suamiku ingin berhenti bekerja karena tidak cocok dengan pekerjaannya dan beliau berkata bila laki-laki sudah menikah akan susah mendapatkan pekerjaan lagi yang bagus.  Setiap hari tidak pernah aku mendengar kata-kata perhatian dari keluarga suamiku. Hanya kata-kata cacian, hinaan dan umpatan kasar yang menyakiti hati yang aku dengarkan. Namun aku mengerti semua cobaan ini akan berakhir suatu hari nanti. Sabar adalah kekuatan seorang perempuan. Tidak ada yang mampu mengerti kesabaran seorang perempuan yang tiada batasnya namun kesabaran akan menjadi suatu kekuatan yang tidak semua kaum laki-laki miliki. Banggalah jadi seorang perempuan karena semua ujian yang kita hadapi dengan sabar membuktikan bahwa kita adalah seorang perempuan.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading