Sukses

Lifestyle

Sudah Disakiti Tapi Ingin Dia Kembali, Salahkah Aku Telanjur Mencintai?

Waktu terus bergulir meninggalkan aku dalam kesendirian. Selalu saja begini, luka yang kuderita tak sedikit pun mengering, malah kian hari kian parah selalu berdarah dan bernanah.

Mungkin itulah gambaran luka dalam relung hatiku. Jika aku teringat tentangnya hatiku teriris, pedih sekali rasanya. Namun tidak dapat dipungkiri lagi, inilah takdir dari perjalanan cintaku penuh dengan luka dan dibanjiri air mata.

Angan-angan tak seindah kenyataan bahkan lebih buruk dari yang kubayangkan. Tuhan, haruskah aku bertahan menggenggam cintaku?

Menggenggam cinta./Copyright pexels.com

Senyuman yang menyejukkan itu kini telah hilang, sungguh aku amat merindukannya. Canda tawa yang kian renyah kini hilang pergi tanpa pamit. Jujur sampai detik ini rasa cinta itu masih sama, tak sedikit pun cintaku berkurang untukmu. Tapi ketulusan ini tidak pernah dihargai, selalu saja aku yang mengalah dan selalu aku yang bersalah.

Jika ini jalannya aku akan hadapi itu, aku percaya ada keindahan menantiku di ujung sana. Bukan sekali dua kali engkau menyakiti melainkan berulang kali. Kenapa? Padahal aku tak pernah mencoba untuk melukaimu. Sebisa mungkin aku mencoba untuk memenuhi keinginanmu. Aku tidak ingin kamu marah, sedih apalagi terluka. Setiap hari kucoba untuk mencari kekuranganku dan setiap hari pula kuputar otakku untuk mencari cara agar bisa menutupi kekuranganku.

Aku ingin menjadi wanitamu yang utuh, aku ingin menjadi wanitamu yang sempurna yang dapat membuatmu bangga dan bahagia karena memilikiku. Sangat disayangkan cintamu tidak seperti yang kuharapkan. Begitu mudah kau tinggalkan aku, kau meninggalkanku ketika sayangku sedang merekah indah di dalam kalbu. Tanpa basa-basi kau ingkari janji suci mencari pelengkap hati yang lain. Tahukah kamu kala itu aku seperti ditusuk sembilu? Sakit sekali.

Mungkin aku bodoh./Copyright lovethispic.com

Aku hampir kehilangan harapan hidup. Tangisku tak kunjung henti setiap hari. Melihat kau bersama orang lain itu adalah hal yang sangat memilukan dalam hidupku. Setiap bahagiamu bersamanya adalah duka nestapa bagiku. Aku lelah berduka dan aku lelah merindukanmu.

Saat aku terpuruk kau hadir kembali membawa setangkai harapan yang sempat layu. Kau siram harapan itu dengan kesegaran yang membuatnya kembali merekah bersama senyuman bahagiaku kala di sampingmu. Aku tidak ingin kamu pergi lagi, aku takut kehilanganmu. Kukira selamanya kau akan menemaniku, tapi lagi-lagi harapan tak sesuai kenyataan.

Telanjur mencintai./Copyright curiano.com

Aku semakin tak mengerti dengan cintamu. Lagi-lagi dan lagi kau meninggalkan aku. Namun cintaku tak berhenti sampai di situ, sampai kini walaupun mataku tak pernah melihat bayangmu lagi aku tetap mencintaimu. Banyak orang yang geram denganku karena aku terlalu bodoh berharap pada lelaki sepertimu.  Sungguh aku tak peduli dengan yang mereka katakan. Jika kebodohan dapat mengembalikanmu padaku maka akan kulakukan.  

Secara logika memang aku teramat bodoh. Cinta yang membuatku bodoh dan membutakan semua pandanganku. Itulah perjuanganku untukmu semua akan kulakukan demi kamu. Tuhan, aku tidak tahu apakah sikapku ini benar atau salah. Aku hanya membuktikan bahwa aku benar-benar mencintainya.

Masih mencintainya./Copyright pexels.com

Aku tak kuasa lagi menahan rindu ini. Rindu yang kurasakan semakin hari semakin dalam dan sudah bersarang di benakku. Kurasakan rindu ini membunuhku perlahan. Tapi tidak berhenti di situ, cinta ini tetap untukmu. Walaupun kini aku tak tahu dirimu masih mengingatku atau tidak. Aku juga tidak tahu apakah dirimu sekarang masih berada di bumi atau tidak.  

Hingga wajahku keriput, rambutku memutih aku akan tetap menunggumu.  Karena aku percaya orang yang sudah banyak berjuang ialah yang akan jadi pemenang. Aku percaya akan memenangkan hatimu. Inilah aku dan cerita cintaku, terkesan berlebihan namun inilah realita yang kuhadapi. Cinta yang tak akan habis oleh waktu walau waktu terus mengikis. Cinta ini bukanlah cinta biasa, inilah cinta istimewa  yang abadi untuk kau sang dambaan hati walaupun acap kali melukai.



(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading