Sukses

Lifestyle

Benar Adanya, Hidup Bisa Berubah Saat Menemukan Teman-Teman yang 'Klik'

Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Kocok-Kocok Ceria ini mungkin juga kamu rasakan. Ketika menemukan teman-teman yang klik, hidup bisa berubah jadi lebih baik.

***

Malam itu tanggal 27 April 2017, tepat di belakang panggung pertunjukan kampus, kami saling berpandangan, menyembunyikan rasa tegang yang menyelimuti masing-masing dari kami. Bahkan setelah momen doa yang biasa kami lakukan pun, kami saling menguatkan bahwa semua akan berjalan dengan baik di atas panggung nanti. Ya, malam itu bisa dibilang merupakan ‘panggung pertama’ bagi kami, 9 orang sahabat yang menamakan diri sebagai “Saman Ceria”. Kami bukanlah anggota UKM  resmi milik kampus. Kami bisa dibilang hanyalah girls squad yang ingin mengembangkan diri bersama. Tidak ada leader dalam squad kami, kami hanya melakukannya bersama-sama. Berlatih bersama, merasakan lelah dan tangis bersama, tertawa bersama, berdiri di panggung yang sama dan mengembangkan diri bersama-sama. Kami bukan hanya sekadar partner on stage, banyak narasi yang terjadi sebelum kami berada di atas panggung bersama. Berlatih untuk kompak, menyatukan banyak kepala tak semudah yang kami bayangkan, bahkan tak jarang perdebatan kecil terjadi, namun hal-hal seperti itulah yang justru semakin memperkuat persahabatan di antara kami yang telah terjalin sejak dua tahun lalu, sejak kami baru memasuki tahap awal dunia perkuliahan ini.Membayangkan kembali awal pertemuan kami, rasanya seperti sebuah takdir Tuhan yang sangat kusyukuri. Saat itu, hari pertamaku merasakan tahap baru dalam hidupku. Aku yang saat itu masih polos dan pendiam memilih untuk duduk di barisan depan bangku perkuliahan. Saat itu, aku ingin sekali menyapa teman-teman baruku, namun niat itu terhenti karena aku tidak tahu bagaimana caranya untuk bisa mengenal mereka.

Aku terlalu takut untuk hanya sekadar ‘say hello’ pada mereka, sebab semuanya terlihat sangat dingin pada saat itu. Hingga pada akhirnya, saat break mata kuliah, tiba-tiba seorang teman yang duduk di sampingku mengajakku untuk pergi ke kantin bersamanya. Dia tak hanya mengajakku saja, namun mengajak teman-teman lain yang duduk berdekatan dengan kami untuk ikut serta. Setibanya di kantin, kami semua duduk kaku dalam satu meja panjang. Hanya saling berpandangan dan berdiam diri. Hingga akhirnya, dia memecah keheningan dengan mengajak kami untuk saling berkenalan. Lina, dengan lantang dia menyebutkan namanya. Disusul olehku, Fia, Anggun, Reny, Luluk, Heny, Nia dan Shela. Seusai berkenalan, kami berbincang-bincang banyak hal mulai dari latar belakang mereka, cerita kehidupan SMA mereka dulu, suka duka ospek, dan banyak hal lagi. Ternyata, mereka tak sedingin yang aku bayangkan, ternyata itu hanya pikirku sebab aku belum mengenal mereka. Dan sejak saat itu, kami bersembilan selalu mengambil tempat duduk yang berdekatan saat berada di kelas.

Bahagia saat menemukan teman yang klik./Copyright shutterstock.comDan semenjak saat itu juga kami menjadi semakin dekat. Bukan hanya saat di kelas, kami juga selalu bersama saat di luar aktivitas kelas. Kami biasa mengerjakan tugas kuliah bersama, hang out bersama atau hanya sekadar ngobrol dan bermalas-malasan di kamar kos Nia yang telah menjadi basecamp resmi bagi kami. Entah mengapa, apapun yang kami lakukan, walau hanya sekadar ngobrol, akan terasa sangat seru dan menyenangkan. Bisa dibilang mereka adalah salah satu alasan mengapa kehidupan kuliahku jauh dari kata membosankan. Tidak ada kata kesepian, galau, ataupun sedih, sebab ada 8 orang gadis cantik yang selalu menemaniku selama dua tahun ini. Entah ini semacam takdir atau apa, kami selalu berada di kelas yang sama sejak semester 1 hingga semester 5 ini. Dan selama itu pula banyak hal yang terjadi, entah itu hal yang menyenangkan ataupun hal yang menyedihkan, kami melaluinya bersama dengan saling mendukung dan menguatkan. Mereka adalah teman yang selalu ada dalam setiap kondisi. Dan hal itulah yang membuatku bersyukur sebab jika salah satu dari kami sedang tertimpa masalah, entah itu masalah akademik di kampus, putus cinta, patah hati ataupun permasalahan lainnya, anggota lain akan ada untuk mendengarkan keluh kesah, memberi nasehat atau saran dan menguatkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Begitu pula sebaliknya, jika salah satu dari kami sedang berbahagia, maka anggota lain pun ikut berbahagia dan merayakannya. Bisa dibilang kami selalu ada untuk satu sama lain selama 5 semester ini.

Teman yang selalu ada dalam suka dan duka./Copyright id.pinterest.com/kathleensanksSelama 5 semester yang kami habiskan bersama-sama ini juga membuat kami saling memahami karakter masing-masing. Tentu saja, masing-masing dari kami memiliki karakter yang berbeda sebab 9 kepala akan memiliki 9 karakter yang berbeda pula. Namun perbedaan karakter itu, justru membuat persahabatan kita semakin berwarna. Ada Lina dengan karakternya yang lugas, ceplas-ceplos dan pemberani yang membuatnya maju lebih dulu jika ada orang yang berlaku buruk pada salah satu dari kami. Nia yang kalem, santai dan sabar yang selalu menjadi penengah saat ada pertengkaran diantara kami. Anggun yang fasionable, pengatur kostum kami saat perform saman. Ada Fia yang keibuan, penasihat sekaligus pemberi saran saat kami ada masalah. Heny yang bijak dan selalu melihat dari berbagai sudut pandang. Luluk dan Reny yang humoris, pencair suasana dan penghibur saat kami semua tegang atau bersedih. Ada Shela yang perfeksionis dan jago make up, dan berkedudukan sebagai make up artis utama kami sebelum perform. Dan terakhir ada aku sendiri  yang banyak berubah setelah mengenal mereka, aku yang awalnya pendiam menjadi lebih berani berbicara dan mengungkapkan apa yang ingin kusampaikan dengan baik. Terkadang, perbedaan karakter dan cara berpikir inilah yang menyebabkan timbulnya perdebatan kecil di antara kami, tak jarang perdebatan itu berubah menjadi kesalahpahaman yang berujung pada pertengkaran. Namun kami selalu bisa mengatasinya dan justru hal-hal seperti itu membuat persahabatan kami menjadi semakin erat. Seperti kata Irish Proverb “A good friends are like four-leaf clover: hard to find and lucky to have,” seperti itu pula yang kurasakan pada mereka. Aku merasa beruntung memiliki mereka, dan bersyukur sebab saat aku lelah pada masalah yang ada aku masih bisa berkata, “At least I still have them.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading