Sukses

Lifestyle

Menikah Bukan Alasan untuk Berhenti Bermimpi, Ini Kisah Suksesku dan Suami

Nama saya Mawar, seorang perempuan 27 tahun yang mencoba peruntungan di kota Jakarta. Saya berasal dari kepulauan kecil di ujung barat Sumatera Utara, Pulau Nias tercinta. Putri Bungsu dari 7 orang bersaudara dengan 5 orang saudara laki-laki dan 1 orang saudari perempuan. Berawal dari kehendak mencapai keberhasilan dan cita-cita untuk sukses, setelah lulus SMA saya memberanikan diri untuk mengikuti perkuliahan di salah satu kampus di Jakarta dan lulus kisaran tahun 2011 dan hingga saat ini berkarya kecil-kecilan di DKI Jakarta.

Bercita-cita Jadi Pengusaha
Sewaktu kita masih belajar di sekolah dasar maupun menengah sering kali kita mendengar pertanyaan klasik dari guru, apa cita-citamu nak? Teman-teman lain ada yang bercita-cita jadi dokter, ada yang jadi polisi, pegawai negeri sipil dan bermacam-macam cita-cita unik. Entah mengapa saya selalu menjawab berbeda, ingin jadi pengusaha sukses.

Rupanya cita-cita tersebut terus tertanam dalam benak saya sehingga secara sengaja maupun tidak sengaja, dalam berbagai aktivitas di perkuliahan saya selalu berpikiran bagaimana mendapatkan nilai tambah dari segala aktivitas yang sekeliling saya. Ketika teman-teman sedang sibuk berpacaran, saya sebaliknya sibuk cari kerja tidak mengikat di luar jadwal perkuliahan, pernah menjadi penjaga toko komputer, admin di salah satu perusahaan online, bahkan pernah mengajar privat untuk anak sekolah dasar.

Tantangan Setelah Lulus Sekolah
Tahun 2011 saya lulus perkuliahan dengan nilai memuaskan. Seperti mayoritas lulusan sarjana yang mengalami masa-masa transisi dari mahasiswa menjadi karyawan, saya pun merasakan hal yang serupa. Pasca lulus kuliah saya sibuk cari kerja kesana kemari. Memang tidaklah mudah mendapatkan kerja yang sesuai dengan keinginan kita. Sempat mengalami kegalauan karena ada tantangan berat, yaitu orang tua tidak mengirimkan uang belanja lagi setelah lulus kuliah tersebut. Bagi orang tua kami, tanggung jawab mereka membiayai adalah sampai lulus kuliah, setelah itu bergerak dan berusaha sendiri, itu adalah tantangan yang sangat sulit ketika masih belum mendapatkan pekerjaan  di Jakarta.

Tantangan setelah lulus kuliah lebih berat./Copyright dok. Akhirmawati Zendrato

Setelah berjuang dan ikut komunitas-komunitas kerohanian, akhirnya berkat dukungan salah satu teman komunitas, saya direkomendasi untuk bekerja sebagai admin disalah satu perusahaan properti besar di Jakarta. Tidak sampai 1 bulan setelah direkomendasikan tersebut, saya pun akhirnya mendapatkan pekerjaan. Tetapi bekerja sebagai karyawan bukan lah cita-cita saya, sehingga setiap hari hati saya selalu bertanya-tanya usaha apa yang akan saya buat, tentu saja mempertimbangkan modal dan jenis produk.

Akhirnya Ketemu Pasangan Hidup yang Cocok
Bagi saya, pasangan hidup bukan lah seseorang yang harus memiliki kriteria mapan atau kaya atau “bertanggungjawab” seperti bahasa-bahasa umum yang sering kita dengar ketika seseorang anak gadis akan mencari pasangan hidup. Kriteria saya cuma satu dalam hal mencari pasangan hidup yaitu COCOK. Cocok dengan saya dan cocok dengan dia, itu saja.

Akhir tahun 2013 setelah melewati berbagai proses perkenalan dan pendekatan, akhirnya saya mendapatkan seseorang yang bagi saya cocok tersebut. Seseorang yang banyak memberikan inspirasi dan selalu mengajak saya berpikiran dan berwawasan luas dengan keluar dari “kotak” kecil kebiasaan yang selama ini menjadi rutinitas. Bahkan ketika kami sampai memutuskan untuk berkomitmen menikah, kami belum mengetahui dan belum menanyakan berapa gaji masing-masing. Karena bagi kami gaji dan jabatan bukanlah sesuatu yang mutlak ketika hendak memutuskan untuk menikah, tetapi cinta tulus dan kemauan berjuang bersama-sama. Inilah laki-laki yang selama ini saya tunggu dan saya merasa cocok, titik. Kami pun memutuskan untuk menikah pada bulan November tahun 2014 dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan.

Raih Kesempatan yang Ada, Ciptakan Peluang Sendiri
Hari demi hari kami lalui dengan semangat setelah menikah. Akan tetapi saya merasa ada yang belum tercapai cita-cita saya, yaitu menjadi pengusaha sukses. Gaji saya dan suami untuk kami berdua cukuplah dalam membiayai kehidupan sehari-hari serta membeli aset secukupnya. Akan tetapi hal ini tidak menjadi tolak ukur bagi pemikiran saya dalam mencapai sukses. Bagi saya, sukses adalah saat ketika kita memiliki usaha sendiri dan kita tidak lagi bekerja pada perusahaan orang lain.

Hari demi hari kami terus mencari ide bisnis yang akan kami mulai bersama. Mencari inspirasi dari Google, buku, jaringan pertemanan kemudian membandingkan dengan bakat yang saya miliki. Setelah melalui proses panjang akhirnya kami memutuskan membuka usaha warung makan di kantin salah satu mall besar di kota Bekasi.

Sebelum membuka usaha ini, tidaklah sedikit pertimbangan yang kami buat, di mana saya dan suami masih bekerja pada perusahaan lain. Pertanyaan yang muncul sangat banyak seperti, siapa karyawannya, bagaimana cara memasaknya, bagaimana modalnya, bagaimana resep dan lain sebagainya. Seiring berjalan waktu sambil melakukan survei sana-sini, kami akhirnya mendapatkan angin segar, modal , karyawan, lokasi sudah tercukupi. Tinggal satu lagi, bagaimana resep, di mana pilihannya adalah waralaba atau buat sendiri dan ini lah tantangan beratnya.

Muncullah inspirasi yang kuat sekali ketika saya memasak sop ayam dan suami saya makan pada sore hari yang tenang. Tiba-tiba suami saya mengatakan, "Bagaimana kalau kita buka sop ayam saja, seperti ini?" Dimana sop ayam jarang kita temukan di Jakarta maupun di Bekasi, yang banyak adalah soto ayam. Langsung saya jawab dengan 1 kata, ok!

Sop Ayam Sahabat./Copyright dok. Akhirmawati Zendrato

Sop Ayam Sahabat
Kami pun membuat perencanaan matang, memanfaatkan teori-teori manajemen yang didapatkan pada saat kuliah. Lalu setelah semua siap, kamu pun akhirnya membuka 1 kantin yang kami namakan “SOP AYAM SAHABAT” pada awal tahun 2016. Sengaja kami pilih kantin mall karena modalnya terukur sementara pembelinya selalu ada setiap harinya yaitu karyawan dan pengunjung mall.

Sudah 3 bulan usaha di kantin mall tersebut mulai bertahan dengan omset lumayan kami pun membuka cabang lainnya di mall lain sehingga saat ini sudah ada 2 cabang yaitu di SOP AYAM SAHABAT di Kantin Karyawan MALL KELAPA GADING dan Sop AYAM SAHABAT di SUMMARECON MALL BEKASI.

Puji Tuhan, sebagian cita-cita saya tercapai, menjadi pengusaha wanita. Sekarang saya sudah tidak bekerja di perusahaan orang lain lagi. Dan itulah yang saya sebut sebagai KESEMPATAN, yaitu kemampuan memanfaatkan sumber daya yang ada walaupun tidak sempurna menjadi sebuah peluang untuk menciptakan sesuatu yang memiliki nilai lebih. Kesempatan tidak sering datang dan memang kesempatan itu tidak ada, kecuali kita menciptakannya sendiri, tentu saja dengan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Salam,

Mawar

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading