Sukses

Lifestyle

Demi Sekolah, Kami Rela Mempertaruhkan Nyawa

Apakah Anda sering mengeluh tentang macet, jalan becek dan jadi malas pergi ke sekolah atau kampus? Belajarlah dari anak-anak pemberani ini! Hujan dan becek tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan mereka. Masih banyak wilayah di Indonesia yang memiliki medan berat dan berbahaya sebagai jalan satu-satunya menuju sekolah. Hal ini sangat menyedihkan mengingat pendidikan adalah bekal masa depan.

Bayangkan, anak-anak Sekolah Dasar harus menyeberangi jembatan dengan tingkat keamanan yang sangat rendah, setiap hari. Di bawah jembatan, ada saluran air dengan jarak ratusan meter yang membahayakan nyawa jika tergelincir dan jatuh dari jembatan. Fakta menyedihkan ini bahkan dimuat dalam media online di Inggris, yaitu Dailymail.co.uk. Bersyukurlah jika selama ini Anda telah menempuh pendidikan dengan mudah.

Tekan tombol di bawah untuk melihat perjuangan anak-anak pemberani ini.

(vem/yel)

Demi Pendidikan

Sulitnya menempuh pendidikan di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh kemiskinan. Beberapa anak yang bisa bersekolah masih harus berjuang karena fasilitas transportasi dan jalan yang tidak bersahabat. Hal ini membuat sebuah situs mancanegara menyajikan realita yang membuat hati kita miris.

Foto-foto dalam artikel ini diambil dari sebuah situs di Inggris, dailymail.co.uk. Mereka menuliskan bahwa anak-anak di Indonesia harus mempertaruhkan hidup demi bisa menempuh pendidikan di sekolah. Sebuah fakta yang sangat menyedihkan, karena disaat pemerintah gencar menata program pendidikan, masih banyak anak yang kesulitan untuk pergi ke sekolah.

Jembatan yang Anda lihat ini menghubungkan desa Suro dan desa Plempungan di pulau Jawa. Jembatan ini sebenarnya dibangun bukan untuk transportasi manusia, tetapi untuk saluran air yang ada di bawahnya. Karena jauhnya jarak jika berjalan melalui jalan biasa. Masyarakat sekitar meletakkan sebuah papan kecil di tengah sebagai sarana transportasi yang sebenarnya membahayakan nyawa.

Jembatan Berbahaya

Jalan biasa yang harus ditempuh warga hampir 5 km, sehingga jembatan ini menjadi akses yang lebih cepat. Walau tentu saja.. membahayakan bagi nyawa. Meskipun tahu bahwa jembatan ini berbahaya, anak-anak sekolah lebih suka menggunakannya sebagai pemotong jalan. Akses jadi lebih cepat dibandingkan berjalan sejauh 5 km untuk mencapai sekolah.

Anak-anak tampak berani mengayuh sepeda atau berjalan seorang diri di tengah jembatan. Tidak ada jaminan keamanan sama sekali, mereka harus berjalan di atas bilah papan kecil. Sementara di kanan kiri adalah lubang jembatan. Salah langkah sedikit saja, nyawa taruhannya. Karena di bawah jembatan adalah saluran air dengan tinggi ratusan meter.

Tidak hanya untuk anak sekolah, jembatan ini menjadi akses orang dewasa untuk mengangkut makanan, hasil sawah, pertanian dan sebagainya antar dua desa. Sebagai pulau terpadat di dunia dengan 137 jiwa, akses transportasi di pulau Jawa masih sangat kurang.

Bersyukurlah..

Anda mungkin pernah melihat di berita, bahwa perjuangan anak-anak sekolah tidak hanya dari artikel ini. Awal tahun, kita melihat sendiri bagaimana sebuah jembatan gantung di kabupaten Lebak runtuh. Anak-anak di sana harus menyeberangi jembatan dengan satu tali di atas sungai yang deras. Kisah yang seolah tidak ada akhirnya. Semoga pemerintah kita lebih tanggap, sehingga semua anak di Indonesia bisa mendapat pendidikan dengan layak, aman dan nyaman.

Jika selama ini Anda masih sering mengeluh macet sepulang dari kantor, jalanan ke kampus becek karena hujan dan sebagainya.. coba berkaca pada anak-anak ini dan anak di seluruh Indonesia yang harus berjuang keras demi pendidikan. Jika selama ini Anda sudah mendapatkan pendidikan dengan mudah, bersyukurlah, Anda tidak harus mempertaruhkan nyawa demi bisa membaca atau berhitung.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading