Sukses

Lifestyle

Pentingnya Tetap Punya Sahabat Perempuan di Akhir Usia 20an

Bicara umur akhir 20an, agaknya ada dua problematika wanita yang paling sering jadi trending topic: masalah karier dan juga masalah pasangan hidup. Belum menemukan pasangan hidup yang pas hingga usia menjelang 30, bagi kita yang tinggal di negara timur, terkesan amat sangat bahaya atau sudah warning. Masalah karier, bisa dibilang inilah usia-usia rawan. Kalau mau stay di sebuah perusahaan atau mau resign atau mau banting setir, inilah saatnya yang tepat, agar nanti kelat saat usia 40-an sudah mapan dan berdikari. Tapi, bagaimana jika kedua hal tersebut masih samar-samar dan belum jelas? Galau dobel kuadrat!

Itulah gunanya sahabat di titik-titik krusial dalam hidup, bukan? Sahabat-sahabat cewek, akan sangat bisa mempengaruhi keputusan kita di fase yang penting ini. Berteman dengan berbagai latar belakang dan karakter yang berbeda, akan memberikan kita pandangan hidup yang berbeda. Pandangan yang berbeda itu akan memperkaya perspektif kita terhadap masalah apa pun yang sedang dihadapi.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com
Seperti juga di fase ini. Tentang nikah. Jodoh. Bagi girls squad yang anggotanya banyak yang sudah pada nikah, lalu yang sudah menikah akan menjadi sibuk dengan keluarga barunya, yang single pun jadi merasa tersisih. Kadang-kadang, wanita single membentuk sub-sub girls squad karena yang mama-mama muda pada sibuk dengan suami dan anaknya. Permasalahannya adalah ketika yang single tinggal sendirian maka akan merasa kesepian.

Girls, harusnya kalau kita nantinya menikah dan punya anak, jangan lupakan sahabat ya. Karena mereka, lho, kamu ada di fase sekarang ini. Ingat saat galau-galaunya pas masih single, masih pacaran, jelang nikah, bahkan saat mau melahirkan. Mereka yang single mungkin memang masih belum waktunya menikah, tapi bukan berarti hidupnya tanpa beban. Hanya beda permasalahan saja. Yang sudah menikah beban pikiran ada pada keluarga kecilnya. Yang belum, masih tentang menemukan the Mr. Right atau mungkin masalah pribadi lainnya.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Problem krusial lainnya lagi adalah karier. Masalah karier, kadang-kadang menjadi masalah yang mungkin nomor dua setelah urusan nikah atau jodoh. Sebab, ada anggapan bahwa wanita sebagai istri, kan tinggal ikut suami. Tapi, belum tentu juga demikian. Bagi wanita yang sudah menikah, juga masih menjadi permasalahan: apakah sebaiknya menjadi full time mother atau ibu bekerja? Bagi yang masih single pun, pertanyaannya seputar mau ganti kerja atau stay?

Dan, hati-hati mengenai karier, isu ini tidak kalah sensitifnya dengan masalah pernikahan. Jangan memandang hidup orang lain selalu lebih enak, lebih baik, sehingga kesannya menggampangkan dan memandang hidup kita sendiri begitu-begitu saja dan stagnan. Awas, bisa-bisa yang dianggap hidupnya enak tersinggung, lho. Bekerja di perusahaan multinasional ataupun bekerja di pemerintahan tampaknya memang sudah cukup mapan dan tanpa beban. Masyarakat pasti berpikir orang-orang yang bekerja di dalamnya sudah pasti bahagia sebab hidupnya terjamin. Benarkah? Bisa jadi lho opsi-opsi resign ada di benak sahabat-sahabat yang bekerja di dalamnya. Siapa tahu?

Ilustrasi./Copyright unsplash.com

Intinya, sih, di umur-umur rawan ini, kita harus mampu bersikap lebih bijak dan lebih waspada. Sahabat-sahabat yang kita kenal, seiring bertambah usia, juga terus berkembang dari sisi psikis dan pemikiran. Sahabat-sahabat kita pun tidak semua sikapnya sama seperti tahun-tahun awal bersahabat. Pokoknya, jangan sampai isu-isu sensitif menjadi boomerang bagi persahabatan kita. Seyogyanya, fase kritis dapat dimanfaatkan dengan baik untuk dapat saling support agar para anggota girls squad dapat melewati fase yang penting dengan selamat. Dan, tetap bersahabat awet sampai nenek-nenek nanti.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading