Sukses

Lifestyle

Salam Perpisahan Terakhir Ibu

Kali ini bukan menceritakan diriku sendiri namun ada sosok terpenting di hidupku dan dia benar–benar menginspirasi di hari-hariku. Mereka menjadi tokoh utama di kehidupanku ini tak memandang berapa usia mereka berapa lama bersama yang terpenting adalah mereka berperan luar biasa dalam menuntun hidupku sampai sekarang ini.

Kuakui bahwa diri ini sangatlah kurang dalam mengasihi dan menyayangi mereka, dahulu saat kecil masih polos sekali ketika mereka memberikan kasih sayang terhadapku. Dan ketika memasuki usia 19 tahun ini baru menyadari kehadiran mereka di hidupku sangat berarti. Memang sangatlah terlambat karena ketidakpekaan dalam memahami isi hatinya. “Maafkan” kata yang setiap hari selalu diselipkan di dalam doa sujudku. Ayah memperjuangkan pendidikanku sampai ke perguruan tinggi, bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang dikeluarkan hanya untuk anaknya. Kerja keras untuk membesarkan anak sepertiku, kurasa sangat sulit. Meski usianya sudah tak muda lagi, tangan keriputnya selalu bergerak tanpa henti untuk kelangsungan hidupku tanpa memandang sedang sakit atau lelah dalam bekerja.

Ilustrasi./Copyright unsplash.comMemang kali ini aku belum menjadi sosok yang membahagiakan di keluarga ini. Terus mengatakan, “Sabar Ayah, esok akan kubalas semua pengorbananmu, walaupun itu tidak akan seluruhnya terbalas,” dan saat ini mulai berpikir tentang umur ayah yang sudah makin menua. Namun, sikap kerja kerasnya dan semangatnya mencari rejeki selalu ada. Hal yang bisa dilakukan hanyalah mendoakan mereka apapun itu doaku selalu untuk orang tua. Dan impian terbesarku untuk kebahagiaan keluarga kecilku ini.15 tahun ibu menemaniku di dunia, singkat bukan? Dan sangat disadari itu adalah waktu yang sungguh banyak sekali kenangan, hidup berharga ketika ibu berada di sisi saya. Namun kenangan itu hanyalah tinggal kenangan. Sungguh menyesal dahulu selalu merengek untuk membelikan sepatu setiap naik kelas, menyadari itu adalah hal yang sungguh kekanak–kanakan.

Ilustrasi./Copyright unsplash.comKetika ayah bekerja di Jakarta, aku tinggal hanya berdua dengan ibu, sehingga menjadi sangat bergantung dengan ibu waktu itu, dan menjadikan pribadi yang manja dan kurang mandiri. Waktu berlalu cepat tanpa disadari, ibu yang pekerja keras dan rajin beribadah suatu hari ibu mendapat cobaan dari Tuhan ibu saya mengidap penyakit kanker. Perjuangan ibu menghadapi kenyataan itu ditanggung sendiri, anakmu ini tidak tahu seberapa sakitnya untuk melawannya. Anak kecil yang merengek tadi mendadak menahan rengekannya demi menenangkan kecemasan seorang ibu. Setelah ibu bertahan selama berbulan-bulan akhirnya ia berkata, “Ibu besok sembuh, jangan menangis jangan lupa makan, ikhlaskan ibu." Tidak kusadari itu adalah salam perpisahan terakhir dengan ibu, malam gelap ibu meninggalkanku pergi, ketika sedang terlelap tidur. Hati sangat remuk bahwa Tuhan lebih sayang dengan ibuku dan mengingat itu adalah hal terakhir pesan untukku. Memang yang bernyawa akan kembali kepada- Nya, kalimat itu memaksaku untuk mengikhlaskan ibu. Penyesalan selalu ada karena belum bisa berbuat apa apa untuk ibu di dunia. Berdoa adalah hal terbaik. Maafkan aku ibu. Perjuanganmu pengorbananmu akan kuteruskan. Akan kujaga ayah di dunia seperti kamu menjagaku kemarin.

Ilustrasi./Copyright unsplash.comYa, mungkin tulisan itu sedikit membosankan, namun saya ingin menuliskan dan menceritakan perjuangan ayah dan ibu yang belum pernah diceritakan selama ini, aku ingin menghargai jasa-jasa perjuangan mereka dalam membesarkanku tanpa mengeluh. Dan masih banyak di luar sana yang sedang memperjuangkan anak anaknya juga, melalui tulisan ini juga ingin menyampaikan perasaanku yang belum pernah diutarakan sebelumnya yaitu rasa sayang kepada mereka, tentang apapun itu dan aku menyesali waktu yang kusia sia kan tanpa membuat kenangan dengan mereka dan saat ini belum bisa berbuat apa-apa untuk mengubah hidupku menjadi lebih baik. Ingin berpesan juga bahwa perjuangan ayah ibu tidak akan bisa terbalaskan jadi hormati sayangi dan cintai ayah ibu seperti rumah yang melindungi dari dinginnya air hujan dan panasnya sinar matahari. Jujur saya sedikit tersendu ketika menulis ini, memang benar perasaan saya terbawa cerita. Semoga melalui tulisan ini dapat menjadi inspirasi untuk kita semua, yang masih bandel sama orangtua bisa sadar bahwa orangtua lah yang menjadikan kita ada di sini yang menjadikan kesuksesan dalam pekerjaan saat ini, sebelum waktu yang memisahkan sebaiknya ukir kenangan kenangan indah bersama mereka. Terima kasih.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading