Sukses

Lifestyle

Aku Hamil Setelah 5 Tahun Menikah, Tapi Kenapa Suamiku Seolah Tak Peduli?

Terkadang pengorbanan kita tak dihargai seperti yang kita harapkan. Seperti kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Kisah Pahlawan dalam Hidupmu ini. Membuat sebuah pengorbanan jelas bukan hal yang mudah.

***

Dear, sahabat vemale, pengorbanan mungkin kadang nggak terlihat dengan mata orang lain, bahkan orang terdekat kita sekalipun. Dari cerita ini sebenarnya aku juga ingin sedikit mencurahkan isi hati yang terpendam. Sebenarnya pengorbanan ini bukan hanya sejak aku mulai diet untuk program hamil. Tapi sejak aku menikah.

Aku menikah di tahun 2013 dengan seorang duda, yang punya satu anak. Setelah menikah aku ikut tinggal bersama suami. Sejak saat itu, aku bekerja selama 5 hari seminggu dan pulang pergi setiap hari menempuh jarak 90 km. Sebenarnya, aku sudah meminta dengan suami supaya kita tinggal di kota tempat aku bekerja. Namun anak dari suamiku tidak mau, akhirnya aku diminta mengalah.

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Setelah 3 tahun menikah aku pun belum juga dikaruniai anak. Setelah ke dokter, aku divonis PCOs karena pola hidup yang kurang olahraga dan obesitas. Disarankan oleh dokter agar aku melakukan olahraga rutin agar berat badanku berkurang, sehingga bisa memperbaiki hormon dan siklus menstruasi bisa normal. Menyadari aku nggak cukup waktu untuk olahraga rutin, ya sudahlah memasrahkan semua pada yang Maha Kuasa. Setelah itu, aku stop ke dokter, sampai pada akhirnya aku dimasukkan ke salah satu grup diet oleh kakakku. Di situ awalnya aku hanya mengamati postingan dan komentar, ternyata banyak yang bisa hamil setelah mengikuti program diet.

Mulai pertengahan Januari aku mulai program dietku dengan BB awal 64 kg. Di awal masa diet memang sangat sulit, dengan berbagai sindiran dari teman-teman sekantor, saudara bahkan tetangga. Namun untungnya suami mendukungku. Akhirnya aku bisa turun sebanyak 11 kg dalam waktu 2,5 bulan. Hal ini cukup drastis, banyak perubahan selain tubuhku mulai kurus, tapi siklus menstruasiku juga mulai teratur setiap bulan. Namun sayangnya, belum juga hamil.

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Sampai di bulan Juli, aku terlambat menstruasi 4 hari, dengan hati was-was aku pun memberanikan testpack dari sisa stok yang tinggal 1 buah. Dan ternyata aku mendapatkan strip dua garis merah. Berasa nggak percaya, masih syok. Seminggu kemudian aku ke dokter dan melakukan USG ternyata memang benar aku hamil.

Saat ini dengan usia kehamilan kurang lebih dua bulan, aku merasakan tekanan batin dari dalam diriku dan juga keluargaku. Karena sudah lama menantikan kehamilan ini, dan juga pengorbanan dan usaha, aku diminta untuk tinggal di kota tempat aku bekerja. Sebenarnya aku sangat ingin, karena risiko perjalanan jauh yang kutempuh setiap hari akupun takut terjadi sesuatu dengan kehamilanku.

Aku pun memberanikan diri bicara dengan suamiku, minta untuk pindah rumah ke kota tempatku bekerja untuk mengantisipasi hal terburuk. Namun suamiku masih berat dengan anaknya, yang juga butuh perhatian, dan pendampingan setiap hari karena sudah kelas 3 SMA dan mendekati ujian.

Ilustrasi./Copyright pexels.com

Sahabat Vemale, aku bimbang, aku harus bagaimana? Aku merasa seolah-olah suamiku tidak peduli dengan kondisi kesehatan kehamilanku. Atau ini hanya perasaanku saja? Keluargakupun memaksa aku untuk pindah, karena menurut mereka anak sudah besar dan di rumah masih ada nenek yang bisa menjaga. Aku pun tidak bisa memaksa suamiku untuk menuruti keinginanku. Hanya rasa sesak yang selalu datang saat merasakan sakit di bagian perut dan akhir-akhir ini mulai muncul flek.

Apakah pengorbananku akan sia-sia? Penantian 5 tahun ini. Hanya doa dan harapanku pada Yang Maha Kuasa agar aku masih bisa bekerja dengan sehat dan tidak terjadi apa-apa dengan kehamilanku. Mohon doanya ya sahabat Vemale.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading