Sukses

Lifestyle

Bekerja Sebagai Pemulung & Berangkat Haji, Kisah Kakek Ini Menyentuh Hati

Tidak ada usaha dan doa yang sia-sia selama kedua hal itu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Apapun segala keterbatasan yang ada dalam diri kita, rasanya mencapai cita-cita yang tulus dilakukan dari hati karenaNya bukan suatu hal mustahil untuk terwujud. Seperti apa yang dialami oleh kakek berusia 70 tahun asal Probolinggo, Jawa Timur yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung ini.

Melansir dari laman  jatim.kemenag.go.id, kakek yang bernama Miskat ini akhirnya bisa mewujudkan cita-citanya untuk berangkat ke tanah suci demi menunaikan ibadah haji. Sejak usianya masih muda, kakek Miskat selalu berdoa dan berusaha agar ia bisa beribadah di tanah suci Mekkah.

Setiap hari, kakek Miskat bekerja mencari nafkah dengan mencari kardus, botol serta barang bekas lainnya. Dari pagi hingga sore hari, kakek Miskat tak kenal lelah untuk terus memulung dan mencari barang bekas yang bisa ia jual kembali.

Kakek Miskat, calon jamaah haji dari Probolinggo, Jawa Timur/copyright jatim.kemenag.go.id

Dari pekerjaannya ini, tak banyak uang yang bisa dibawa pulang. Terkadang Rp15 ribu sampai Rp30 ribu. Uang itu pun harus dibagi-bagi dengan teliti agar bisa mencukupi kebutuhannya serta keluarganya. Dari uang ini juga, ia harus menyisihkan sebagian untuk ditabung dan dipakai berangkat Haji.

"Saya makan di warung, sekali makan lima ribu. Sehari dua kali. Ya lama nabungnya, kalau punya uang, kan buat makan. Kalau tidak punya ya kadang menabung Rp3 ribu, Rp5 ribu, sepunyanya," ungkap Miskat.

Baca juga: Penjual Nasi Aking Naik Haji, Semua Berkat Kesabaran, Doa & Ikhtiar

Pada tahun 2010, terkumpul uang sebanyak Rp3 juta. Miskat pun memberanikan diri datang ke H. Saiful, salah satu pemilik KBIH di Proboloinggo dan menyampaikan niat baiknya untuk berangkat haji. Uang yang ia bawa saat itu lusuh dan terikat dalam sebuah karet. Karena uangnya belum cukup, Miskat lantas didaftarkan dengan dana talangan dengan jaminan pemilik KBIH.

Tapi setahun sebelum keberangkatannya ke tanah suci, Miskat belum juga melunasi dana talangan itu. Beruntung, dana talangan itu bisa dilunasinya dengan tempo hingga 3 tahun selanjutnya. Empat bulan menjelang keberangkatannya, Miskat sakit sesak dan tak bisa bekerja memulung. Meski begitu, ia begitu semangat pergi ke tanah suci untuk beribadah di rumah Allah dan ziarah kubur ke malam Rasulullah.

Saat ini sendiri, kakek Miskat bisa mewujudkan mimpinya untuk berangkat ke tanah suci. Ia terdaftar di kloter 38 calon jamaah haji di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.





(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading