Sukses

Lifestyle

Meski Tak Ada yang #JagainKamu di Perantauan, Tuhan Akan Selalu Menguatkan

Kadang dalam hidup ini, perempuan punya peran istimewa sebagai seorang penjaga. Meski kadang ujian hidup begitu berat tapi seorang perempuan bisa begitu tangguh menjalaninya. Seperti kisah sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #JagainKamu ini. Ada cerita yang begitu menyentuh hati di dalamnya. Lomba menulis kali ini dipersembahkan oleh Softex Daun Sirih, yang selalu #JagainKamu para perempuan Indonesia.

***

Hidup dan menjadi anak rantau tidaklah mudah. Aku harus berjuang dengan kerasnya kota Metropolitan. Bertahan di dunia kerja IT juga tidaklah mudah. Zaman semakin maju dan persaingan kerja juga ketat. Aku harus dituntut setiap hari harus semakin lebih pintar. Aku juga harus bangun pukul 04.30 untuk memasak agar aku bisa membawa bekal makan siang ke kantor. Selain bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan terhindar dari micin, membawa bekal membuatku lebih irit. Setidaknya aku bisa mengirim uang ke orangtua meskipun itu sedikit.

Nangis? Sudah hal biasa aku lakukan. Entah itu nangis karena rindu orangtua hingga rindu rumah. Atau pun saat aku merasa pada titik jenuh, lelah dengan rutinitas kerja. Tapi aku harus kuat menghapus air mataku sendiri dan kembali tersenyum kepada orang-orang. Menunjukkan pada dunia bahwa aku baik-baik saja. Dan aku sering berbohong pada diriku sendiri. Berusaha tersenyum padahal hatiku sedang sakit. Berusaha memaafkan saat di sekelilingku banyak yang menyakiti perasaanku. Dan terkadang aku harus pintar mencari perhatian, memuji mereka yang aku anggap sebagai senior. Demi apa? Agar aku bisa disayangi. Agar mereka mau mengajariku tentang pekerjaan yang belum sepenuhnya bisa aku pahami.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/jasper graetsch

Lelah...
Terkadang aku merasakan itu. Lelah dengan rutinitas kerja. Lelah dengan berpura-pura. Tapi aku harus bertahan dengan semua ini. Karena apa? Karena aku sudah berjanji untuk membanggakan mereka. Mereka adalah bapak, mama, dan saudara-saudaraku.

Aku hanya perlu melewati ini semua. Toh, hampir 11 bulan aku sudah berhasil menjaga diriku menjadi anak rantau. Ya, itu yang aku lakukan untuk menjaga diriku. Aku akan membiarkan diriku menangis tapi di menit berikutnya, aku akan menghapus sendiri air mataku. Aku akan memberikan senyuman terbaikku, menutupi keadaan hatiku yang sebenarnya. Aku rela bangun pagi demi makanan yang sehat. Aku hanya ingin dunia tahu bahwa aku baik-baik saja. Oh ya, satu lagi caraku untuk menjaga diri.

Ilustrasi./Copyright unsplash.com/lerbscher amandine

Berdoa.

Ya, aku selalu berdoa tiap malam agar dalam tiap langkah kakiku di mana pun itu, aku selalu dilindungi oleh Tuhan. Toh, aku bisa berdiri sampai detik ini bukan karena aku terlalu pintar menjaga diri. Semua karena Tuhan yang menguatkan aku untuk bertahan melewati hari-hari menjadi anak rantau.

Percayalah, menjaga diri sebagai anak rantau itu tidak mudah.







(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading