Sukses

Lifestyle

Merawat Mama yang Sakit Gagal Ginjal, Lelahku Jadi Bentuk Baktiku Padanya

Kadang dalam hidup ini, perempuan punya peran istimewa sebagai seorang penjaga. Meski kadang ujian hidup begitu berat tapi seorang perempuan bisa begitu tangguh menjalaninya. Seperti kisah sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #JagainKamu ini. Ada cerita yang begitu menyentuh hati di dalamnya. Lomba menulis kali ini dipersembahkan oleh Softex Daun Sirih, yang selalu #JagainKamu para perempuan Indonesia.

***

Saya tinggal di rumah mama, berempat dengan suami, seorang puteri kecil kami bernama Adibah dan ibuku. Ibuku sudah hampir 6 tahun ini sakit gagal ginjal sehingga harus menjalani cuci darah 2 kali dalam seminggu. Dan beliau juga sudah hampir 2 tahun ini ada komplikasi jantung koroner. Tapi hebatnya, mama tidak pernah mengeluh dan tidak merasa putus asa. Beliau selalu mendekatkan diri kepada Allah, bertawakal kepada-Nya.

Aku senang melihat semangat mama untuk bisa sembuh kembali. Mama adalah orangtua tunggal dalam keluarga kami karena bapak telah lama pergi meninggalkan kami sejak tahun 2003. Aku adalah anak bungsu dalam keluarga ini. Aku punya 1 orang kakak laki-laki dan 2 orang kakak perempuan namun mereka tinggal terpisah dengan kami. Ibuku sendiri yang memilih, beliau ingin tinggal serumah dengan aku.

Mama menjalani cuci darah setiap hari Rabu dan Sabtu pagi. Dulu waktu aku belum ada anak, aku selalu menemani mama di RS bila sedang cuci darah, dari pukul 05.30 sampai 12.00 siang. Lalu saat aku sudah melahirkan, Adibah yang kala itu masih bayi, bisa aku titipkan ke kakakku yang nomor 3, kalau aku lagi mengantar dan menjaga mama di RS. Kebetulan kakakku yang nomor 3 ini tipe orang yang tidak pernah tahu prosedur mengurus pasien di RS, juga dia orangnya sangat pemalu dan tidak percaya diri, alhasil aku lah yang selalu mengurus mama di RS.

Copyright unsplash.com/viet vang

Kakakku yang pertama, kakak laki-laki, tipe orang yang sangat cuek kalau mama lagi sakit sehingga dia tidak pernah menjaga mama di RS. Kalau kakakku yang nomor 2, dia bekerja tapi kadang kalau dia lagi ada waktu, dia bisa juga gantian sama aku untuk mengantar atau menemani mama di RS. Meskipun aku sudah punya anak, keseringan aku yang jagain mama di Rumah Sakit tapi aku melakukan semua ini ikhlas demi kesehatan mama.

Sampai akhirnya kakakku nomor 2 akhirnya memutuskan tinggal di Jepara, Jawa Tengah, karena tinggal di rumah suaminya di sana, sekalian anaknya mondok pesantren di Jepara. Namun kakakku yang nomor 2 dan nomor 3 jadi tidak akur karena suatu masalah intern di dalam keluarga kami. Menyebabkan kakakku yang nomor 3 jadi enggan datang ke rumah kami karena dia juga ikut marah dengan mama, padahal rumahnya tidak begitu jauh dari rumah mama, yang kami tempati.

Kalau kakak laki-laki yang nomor 1, dia seolah lupa dengan mama, tidak pernah datang ke rumah untuk sekadar menengok keadaan mama, padahal dia juga masih tinggal di daerah Depok sama seperti kami. Tapi tak apalah, mereka tidak pernah datang ke rumah kami untuk menengok mama. Yang penting masih ada aku dan suamiku. Kami sudah berkomitmen akan menjaga dan merawat mama, dengan segenap kasih sayang, mencurahkan waktu dan tenaga, demi kesehatan mama. Meskipun kami punya anak yang masih balita, tapi itu tak menjadi penghalang untuk kami dalam merawat mama.

Copyright unsplash.com/peter bucks

Kini anakku, Adibah, sudah berusia 16 bulan dan sekarang sedang aktif-aktifnya, tetap aku dan suami yang momong dan mengurusnya karena kami tidak pakai jasa nanny. Pekerjaan rumah pun aku kerjakan seorang diri karena kami tidak memakai jasa ART. Aku pikir, daripada uangnya untuk gaji ART atau nanny, lebih baik uangnya untuk beli susu dan diapers-nya Adibah, dan lebih baik untuk ongkos mama bolak-balik ke RS dan untuk beli obat mama yang kebetulan ada yang tidak di-cover oleh BPJS, sehingga harus kami beli sendiri di apotik.

Lagipula aku tidak bekerja, aku hanya seorang ibu rumah tangga. Yang bekerja hanya suamiku, dia berwiraswasta dengan membuka usaha cuci steam di rumahnya di daerah Jagakarsa. Aku berusaha dengan bijak mengatur anggaran rumah tangga kami untuk keperluan rumah, keperluan Adibah dan keperluan mama. Alhamdulillah ada saja rezeki yang Allah berikan kepada kami.

Yang penting, kami tidak pernah lupa untuk bersyukur dan tidak pernah putus berdoa semoga Allah kasih kami jalan, kasih kami kelapangan dalam mencari rezeki, kasih kami kesabaran dan kesehatan biar bisa mengurus mama dan Adibah. Karena kami tahu, mengurus dan merawat orangtua itu juga suatu ibadah dan memang sudah kewajiban saya dan suami sebagai anak. Kami tidak pernah mengeluh ataupun merasa terbebani.

Mama sangat menyayangi Adibah. Adibah cucu ketiga mama. Saya juga mengajarkan kepada Adibah dari sejak dini agar dia selalu menghormati nenek, menyayangi nenek, mau berbagai dengan nenek dan mau menjaga nenek. Meskipun mama sudah sakit, saat Adibah lahir di bulan Januari 2017 yang lalu, tapi mama ikut andil mengurus Adibah waktu baru lahir. Tapi saya juga tetap mengingatkan mama agar beliau tidak capek-capek.

Copyright unsplash.com/mari lezhava

Mama membantu saya dalam mengurus Adibah seperti mengganti popok Adibah dan meninabobokan supaya Adibah tidur pulas. Itu saja, karena saya juga tidak mau merepotkan mama terlalu banyak. Bagi saya, mama dan Adibah adalah prioritas utama dalam hidup saya. Saya berharap selalu bisa menyenangkan hati mama dan Adibah, serta menjaga dan merawat mereka.

Segenap cinta dan kasih sayang saya untuk #JagainKamu. Semoga lelahku menjadi berkah dan menyongsong masa depan yang cerah, bersama orang-orang yang aku sayangi. Keluarga adalah segalanya bagiku. Tanpa mereka, hidupku tidak ada artinya apa-apa dan aku bukanlah siapa-siapa. Adanya Adibah, membuatku merasakan hebatnya jadi seorang ibu. Dan adanya mama membuatku merasakan jadi anak yang berbakti. Dari mereka, aku belajar banyak hal. Belajar bersabar, saling pengertian dan saling berbagi.

Terima kasih Ma, yang sudah merawat aku dari aku masih kecil, sampai sekarang aku ada di posisi jadi seorang ibu. Dan izinkan aku, Ma, untuk mengurus dan membahagiakanmu. Love you, my mom and love you, my daughter.

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading