Sukses

Lifestyle

Pilihan Hidup Itu Terus Bertumbuh, Meski Lebih Memusingkan Saat Kita Dewasa

Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Hidup kita dikelilingi oleh pilihan, sejak dulu. Terkadang, tanpa kita sadari, jika kita mau menengok kembali ke belakang, ada banyak pilihan-piihan kecil yang dibuat dan menjadi suatu keputusan besar yang lahir di kemudian hari. Dalam benak kita kini sering bergumam, “Selama hidup 25 tahun ini, aku belum mampu memberikan keputusan berarti, ya begini-begini saja piihan dalam hidupku," misalnya. Hei, coba gali lagi memorimu lebih dalam.

Sejak kecil, telah banyak pilihan yang kau putuskan sendiri. Saat SD, mungkin kamu diberi pilihan apakah mau belajar dengan rajin ataukah bermain saja sepuasmu? Bagimu, pilihan tersebut adalah hal yang sepele. Namun ternyata, pilihan itu diberi sesuai dengan keadaanmu, waktu itu. Pas sesuai takarannya. Karena ia pun bertumbuh, sama seperti usiamu.

Beranjak mulai memasuki usia dewasa, hidup pun menjadi lebih variatif, begitu pula dengan pilihan di dalamnya. Dan pilihan itu mulai berkompromi tak hanya atas kehendakmu, tapi juga melibatkan orang di sekelilingmu. Terlebih ketika semua jenjang pendidikan yang didambakan oleh orangtuamu telah berhasil kamu lalui. Selanjutnya, ada beberapa pilihan yang terbentang di tanganmu, apakah kamu akan bekerja meniti karier, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, atau mungkin… menikah?

Ilustrasi./Copyright pixabay.com/sevenminutechannel

Seorang gadis yang telah menempuh gelar sarjana memutuskan memilih pilihan yang pertama, meniti kariernya dari nol. Dari pilihan itu mulailah bermunculan berbagai rintang dalam hidupnya. Mencari pekerjaan di era sekarang, butuh perjuangan yang lebih, persaingan semakin ketat. Pilihannya kemudian bertambah, akankah dia memilih untuk terus berjuang atau menyerah begitu saja? Ketika ia sudah hampir memilih untuk menyerah, terbayang dalam benaknya pilihan selanjutnya. Apakah ia akan terus menerus bergantung kepada orang tuanya, hingga kapan? Lantas, ia pun menetapkan hatinya untuk memilih terus berjuang.

Setelah hampir kurang lebih delapan bulan, apa yang ia perjuangkan pun menemukan titik terangnya. Namun, pilihan itu datang kembali. Ada dua tawaran pekerjaan yang datang padanya. Pekerjaan pertama, adalah pekerjaan yang sangat sesuai dengan apa yang ia inginkan saat itu, sedangkan tawaran pekerjaan kedua agak sedikit melenceng dari jalur keinginannya. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya ia memilih tawaran yang kedua, tentunya hasil kompromi antara dirinya dan orang di sekitarnya.

Tak berhenti sampai di situ, dengan pilihan yang telah ia ambil, berbagai persoalan telah siap menantinya. Ia telah berdamai dengan pilihan yang diambil sebelumnya. Dan kini, ia dipertemukan dengan seorang atasan yang sifatnya “unik” katanya. Menguras tenaga, pikiran, waktu ditambah pula hatinya. Hal yang harus ia lalui atas pilihan yang telah ia ambil kini. Jika ia mau menghitung jerih payah yang ia kucurkan, mungkin ia bisa lakukan. Tapi, hal tersebut tidak ia pilih. Mengungkit apa yang telah kita berikan hanyalah membuat diri ini lelah sendiri. Toh, ia melakukan pekerjaannya semata-mata dengan ikhlas, semua ia lakukan demi keluarga dan tentu sebagai ladang ibadah ia dengan Tuhan-Nya. Lantas, ia memutuskan untuk lebih bersabar menjalani hari-harinya.

Memang, ada pilihan lain di hadapannya. Bisa saja ia pergi untuk berpindah ke pekerjaan lainnya, dengan segala hal yang lebih baik yang bisa ia peroleh. Namun, dari pilihannya untuk bersabar ia bisa menemukan banyak hal lain yang membuatnya semakin dewasa atas pilihan-pilihan dalam hidup selanjutnya. Ia dipertemukan oleh teman-teman yang men-supportnya menjadi pribadi yang lebih baik, yang tangguh dan berani menghadapi tantangan dalam hidup. Dengan kondisinya yang sekarang, meskipun pekerjaannya sedikit melenceng dari apa yang ia inginkan di awal, tapi ternyata ia bisa mempelajari banyak ilmu-ilmu baru yang menambah wawasannya. Hingga kini, memang ia masih harus terus bersabar. Namun, sabar itu ia landasi dengan rasa syukur atas apa yang telah ia peroleh sekarang.

Setiap kesempatan akan mengajukan banyak sekali pilihan dalam hidup. Entah itu pilihan kecil atau besar. Sekecil apapun pilihan itu, tentunya akan berdampak besar dalam hidup kita. Bedanya, periode kapan dampak itu muncul yang kita tidak ketahui. Akankah dampak itu datang secepat kita memilih keputusan itu, atau mungkin ia masih menuntunmu perlahan, membawamu berproses sesuai dengan kesiapanmu menerima mereka sebagai dampak atas apa yang telah menjadi pilihanmu. Biarkan setiap pilihan itu memiliki maknanya tersendiri.

 

(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading