Sukses

Lifestyle

Terlahir sebagai Wanita Itu Takdir, Bisa Dewasa Berpendidikan Itu Anugerah

Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Mengawali tulisan ini terlebih dahulu saya ingin memperkenalkan diri saya. Nama saya Eva Faozia Rahmi, saya anak pertama dari empat bersaudara. Sejak lulus di bangku SMA saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Saya hidup di lingkungan masyarakat yang sebagian besar memandang seorang perempuan tidak perlu terlalu tinggi dalam mengenyam pendidikan karena setelah menikah tugas utamanya adalah mengurus rumah tangga. Namun, saya mempunyai pandangan yang berbeda terkait hal tersebut.

Bagi saya pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi seorang perempuan. Karena di samping harus mahir dalam mengurus rumah tangga setelah menikah, perempuan pun harus dapat menjadi pendidik utama bagi anak-anaknya kelak. Sebagaimana ungkapan yang sering saya dengar terkait peran perempuan di dalam sebuah keluarga adalah “al-ummu madrastul uulaa” yang bermakna bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Di sini jelas bahwa seorang perempuan harus berpendidikan. Karena nantinya akan menjadi seorang ibu yang berperan sebagai gudang ilmu, pusat peradaban dan wadah yang menghimpun sifat-sifat akhlak mulia untuk anak-anaknya. Peran yang sangat penting ini, menuntut seorang perempuan untuk membekali dirinya dengan ilmu yang memadai, maka seorang ibu harus terus bergerak meningkatkan kualitas dirinya. Untuk mencetak generasi yang berkualitas, diperlukan pendidik yang berkualitas pula. Hal itu menegaskan seorang ibu tak boleh berhenti belajar.

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Saya adalah satu-satunya anak yang melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang perguruan tinggi. Ketiga adik saya memutuskan untuk bekerja dan sebagian lagi memutuskan untuk menikah setelah lulus dari SMA. Keluarga saya dapat dibilang merupakan keluarga dengan penghasilan menengah ke bawah. Hal inilah yang menjadikan alasan bagi ketiga adik saya untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Saya menyadari akan kesulitan hidup yang keluarga saya alami dan saya bertekad untuk mampu mengubah semuanya menjadi lebih baik dengan memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sejak di bangku sekolah saya mempunyai prestasi akademik yang baik, sehingga orangtua saya sangat mendukung saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Meskipun, dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan dan seadanya mereka selalu berusaha mendukung saya untuk mencapai cita-cita. Terkadang dalam kondisi yang sangat sulit, hati saya mengatakan untuk berhenti karena tidak kuasa melihat sulitnya perekonomian keluarga dan lebih baik memutuskan untuk bekerja. Namun, saya selalu berpikir kembali bahwa saya harus lebih baik dari orangtua saya dan saya adalah anak pertama yang nantinya harus bisa menjadi contoh bagi adik-adik saya.

Akhirnya setiap dalam kondisi seperti itu, saya selalu berusaha untuk bangkit karena hidup tidaklah ditentukan oleh seberapa besar maupun kecil kekayaan yang dimiliki oleh orangtua. Menyadari tingginya biaya kuliah, saya pun berusaha meringankan beban orangtua dengan bekerja sebagai guru bantu dan guru privat di sela-sela kosongnya jadwal perkuliahan. Alhamdulillah ketika duduk di semester 3 saya mendapatkan beasiswa prestasi dan akhirnya dapat menyelesaikan kuliah sampai selesai.

Setelah menyelesaikan jenjang pendidikan S1, saya mengajar di suatu sekolah. Kecintaan saya terhadap dunia pendidikan menjadikan rutinitas pembelajaran di kelas merupakan hal yang sangat menyenangkan. Selama lima tahun berjalan mengajar, keinginan untuk menjadi seorang pengajar yang handal dan kompeten di bidangnya dan kecintaan saya terhadap Ilmu Biologi mendorong saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang magister. Akhirnya saya melanjutkan pendidikan jenjang magister Pendidikan Biologi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung pada tahun 2017.

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Saat ini saya duduk di semester 2 dan tahun depan saya sudah mulai merancang proposal penelitian untuk tugas akhir (TESIS). Besar harapan saya dapat menyelesaikan semuanya dengan baik agar dapat lebih banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat. Selesai menempuh jenjang magister nanti saya akan mengajar di kampus tempat saya mengeyam pendidikan S1. Semoga semuanya berjalan dengan lancar dan semua kegiatan yang saya lakukan selalu mendapat ridho orangtua dan Allah SWT.

Saya tidak pernah menyesal dengan keputusan yang saya ambil untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena “My Life My Choice”, hidupku adalah pilihanku. Saya memilih untuk menjadi perempuan yang sukses dan berpendidikan serta tidak pantang menyerah dengan sulitnya keadaan. Perjalanan hidup mengajarkan saya akan pentingnya sebuah keputusan yang diambil, karena keputusan yang kita sambil saat ini akan menentukan akan seperti apa kita ke depannya. Keputusan mengutamakan pendidikan merupakan jalan bagi saya dalam mengubah hidup menjadi lebih baik karena dalam prosesnya sudah banyak hal yang mengubah saya maupun keluarga menjadi lebih baik.

Selain itu, ke depannya besar harapan saya untuk dapat mencetak calon-calon generasi perubah bangsa melalui pendidikan. Karena masa depan bangsa ada di tangan kita semua dan kita bertanggungjawab dalam mengubah masa depan Bangsa ini ke arah yang lebih baik. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca agar dapat mengambil keputusan terbaik dalam menjalani hidup karena “My Life My Choice” hidupku adalah pilihanku.

Ketika kita memutuskan untuk hidup sukses maka energi-energi positif untuk meraih kesuksesan itu akan datang dan membangkitkan kita setiap kali kondisi sulit datang. Dan semoga dengan banyaknya orang yang membaca tulisan itu akan semakin banyak yang terinspirasi dan melanjutkan hidupnya sesulit apapun keadaannya. Karena bagaimana kita ke depannya tergantung dari bagaimana kita saat ini. Jadikan masa lalu sebagai cermin bagi diri untuk mengambil hikmah terbaik, jadikan saat ini sebagai ikhtiar terbaik dalam merancang masa depan dan jadikan masa depan sebagai harapan terbaik.





(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading