Sukses

Lifestyle

Menikah Muda dengan Pria yang 13 Tahun Lebih Tua, Ini yang Kemudian Kualami

Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Aku memutuskan untuk menikah muda bukan karena paksaan dari orang tua. Tetapi aku sendiri yang mengambil keputusan ini. Aku memutuskan menikah pada tahun 2012. Pada saat itu umurku 23 tahun dan suami 36 tahun. Memang perbedaan umur kami cukup jauh, yaitu 13 tahun. Karena aku lebih nyaman dan merasa aman dengan pasangan yang lebih tua, jadi memutuskan pilihan pada dia untuk dijadikan pasangan seumur hidup.

Dengan perbedaan yang cukup jauh tidak menutup kemungkinan adanya masalah dalam memahami diri satu sama lain dan perbedaan pendapat serta pola pikir. Tapi itu sudah menjadi proses kehidupanku ke depan, karena ini adalah keputusan sendiri.

Ada hal lain yang akhirnya membuat kami memutuskan menikah pada tahun itu, yaitu karena umur produktif suamiku. Kami tidak mau saat memiliki anak dan anak kami sudah besar, suami sudah tidak produktif bekerja lagi, dari mana kami bisa membiayai anak-anak nanti? Selain itu,  salah satu impianku adalah pada saat anak sudah besar, aku ingin masih bisa pergi bersama mereka seperti teman.

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Melahirkan Saat Usia Kandungan Baru 8 Bulan
Puji Tuhan sebulan setelah kami menikah aku dinyatakan hamil. Saat hamil, aku masih bekerja di sebuah toko komponen elektronik di bagian administrasi keuangan. Untuk ke toko aku harus melewati tangga, karena kondisi seperti itu aku jadi kecapekan. Sehingga tahun 2013, aku harus melahirkan anak pertama dengan umur kandungan baru 8 bulan. Puji Tuhan anakku sehat dan berat badannya cukup, sehingga tidak mengharuskan masuk ke dalam inkubator untuk perawatan.

Setelah anakku berumur tiga bulan, aku kembali bekerja dengan membawa anak ke toko. Karena keterbatasan kami yang tidak dapat menyewa pengasuh. Tentu saja bukan sesuatu yang mudah membawa anak sambil bekerja. Dengan berjalannya waktu, aku sudah bisa menjalani dan mengatasi semua.

Setelah anak pertama berumur satu tahun, aku dinyatakan hamil kembali. Jujur ini membuat aku kaget karena jarak yang cukup dekat, dan berarti harus meninggalkan pekerjaan karena tidak mungkin membawa dua anak saat bekerja. Tentu saja ke depannya aku harus beradaptasi kembali dengan keadaan yang ada.

Awalnya aku berpikir akan merasa lelah untuk mengurus dua anak. Tapi aku diingatkan kembali, bahwa ini adalah keputusan yang sudah diambil dan harus dijalani. Tahun 2015 anakku yang kedua lahir, dan masih diberi kesempatan untuk bekerja dari rumah. Tetapi aku sangat kewalahan untuk bekerja sambil mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah. Akhirnya tahun 2016, aku memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi full time mommy.

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com

Tak Ada yang Perlu Disesali
Setelah memiliki dua anak dan tidak bekerja kembali, banyak yang berpikir kalau aku sudah menyia-nyiakan masa muda untuk mengurus anak. Ini adalah keputusan yang sudah aku pilih. Jadi tidak merasa menyesal, karena masa mudaku tidak di habiskan untuk bersenang-senang bersama teman-teman sebaya. Tapi di awal-awal pertama berhenti bekerja, aku hanya merasa stres karena tidak bertemu dengan banyak orang dan harus diam di dalam rumah. Tetapi dengan berjalannya waktu, aku pun mencari sesuatu kesibukan yang dapat dilakukan di rumah.

Walaupun aku di rumah, tapi aku ingin tetap berproduktif. Jadi aku memilih menjadi blogger dan penjual produk secara online. Walaupun aku tidak bertemu langsung dengan orang lain, tetapi aku tetap bisa berkomunikasi dengan orang lain secara online.

Inilah pilihan hidupku, untuk menikah muda dengan pasangan yang lebih tua dan menjadi full time mommy dengan dua orang anak. Saat kesulitan dan masalah datang, jangan pernah berpikir bahwa sudah mengambil keputusan yang salah dalam hidup. Tapi tetap harus menjalani dengan rasa syukur dan positif. Jadi jangan pernah menyesal dengan keputusan yang sudah dipilih, masalah yang ada bisa kita atasi dengan mencari jalan keluar.




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading