Sukses

Lifestyle

Meski Belum Dapat Karier Impian, Hidup Tetap Harus Dijalani Sebaik Mungkin

Setiap wanita punya kisah hebatnya masing-masing. Banyak inspirasi yang bisa didapat dari cerita seorang wanita. Seperti tulisan dari sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Rayakan Hari Perempuan Sedunia ini.

***

Selain ingin menjadi seorang lifestyle journalist dan berkecimpung di segala hal yang berkaitan dengan penulisan, aku juga memiliki cita-cita menjadi fotografer kecantikan sejak 2015 lalu, tepatnya saat aku fokus menggeluti mata kuliah fotografi di kampus. Menurutku, fotografer perempuan memiliki nilai estetika yang lebih baik dibandingkan lelaki dan tentu saja, membuat para model perempuan merasa lebih nyaman apabila fotografer harus melakukan kontak fisik dengan mereka. Sederhananya, seperti membantu stylist merapikan rambut atau baju mereka.

Selama dua tahun, aku sangat menikmati belajar fotografi. Aku mempelajari segala jenis fotografi seperti jurnalistik, fashion, wedding dan mengambil beberapa pekerjaan yang berkaitan dengannya. Aku sangat puas karena bisa mendapatkan uang jajan tambahan dan membahagiakan ibu yang selalu mengatakan bahwa aku harus memiliki masa depan yang lebih baik dari dirinya.

Belajar fotografi./Copyright pexels.com

Satu bulan mendekati sidang tugas akhir, aku bertekad bahwa aku harus melanjutkan karierku sebagai fotografer. Mencari link di mana pun dan menambah wawasan seputar fotografi agar ilmuku bertambah. Hingga suatu hari, ada benjolan merah yang cukup besar muncul di pipi kananku. Awalnya, aku kira benjolan tersebut hanya jerawat biasa, karena wajahku memang sensitif dan gampang sekali berjerawat. Aku masih santai dan menjalani rutinitas seperti biasa. Bahkan, dua minggu menjelang sidang, aku masih aktif motret dan begadang demi memenuhi hasil yang diinginkan klien. Pernah sekali saat memotret, benjolan tersebut tidak sengaja terbentur kamera. Ya ampun, sakit sekali!

Dua minggu usai sidang, tepatnya pada September 2017, benjolan tersebut tak kunjung mengecil. Aku mulai khawatir dan akhirnya memutuskan pergi ke dokter kulit langgananku. Tidak sampai lima menit, ia mengatakan padaku bahwa benjolan tersebut adalah Kista Ateroma dan tidak ada cara lain untuk menyembuhkan kista tersebut selain operasi.

“Tapi Dok, aku takut operasi,” ujarku sambil menangis. Dokter menenangkan diriku dengan mengatakan bahwa kista ateroma di pipi kananku datang karena gaya hidup yang tidak seimbang. Maksudnya, selain konsumsi sayur, buah serta air putih yang sangat minim, aku juga sering begadang dan gampang stres. Untungnya, dokter sangat baik dengan mengatakan padaku bahwa operasi tidak akan dilakukan dalam waktu dekat karena aku harus konsumsi antibiotik untuk mengecilkan benjolan kista terlebih dahulu selama dua minggu dan nantinya harus konsultasi dengan dokter bedah plastik mengenai operasi.

Antibiotik pemberian dokter kulit langgananku berhasil mengecilkan kista tersebut. Aku juga mulai menerapkan gaya hidup sehat seperti konsumsi air putih, buah dan sayur tiap hari. Namun, aku kembali merenungkan apa yang membuat aku bisa terkena kista. “Apa karena fotografi?” Ah, terdengar konyol banget, kan? Tetapi aku memang sering begadang demi editing foto dan gampang stres karena hasilnya yang belum sesuai dengan kemauanku. Perfeksionis, kalau kata adikku.

Tuhan mendengarkan semua doa kita./Copyright pexels.com

“Tuhan mendengarkan segala doa kita, sekali pun tidak diucapkan dalam keadaan yang tidak khusyuk," ujar Yani Lauwoie, perempuan inspiratif yang pernah menjadi atasanku di tempat magang dulu. Beberapa kali aku katakan pada diriku sendiri bahwa setelah kista ini diangkat, aku tidak akan pernah “menyakiti” diriku lagi. Bagiku, kista ini sudah menjadi teguran besar dalam hidup bahwa aku terlalu sibuk menekuni karier hingga lupa satu hal, kesehatan.  

Entah bagaimana, sepertinya “doa” tersebut dikabulkan oleh Tuhan. Sebulan sebelum operasi, aku mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai Creative Content Officer di perusahaan startup ibukota. Pekerjaan kantoran yang santai, pikirku sehingga akhirnya aku menerima pekerjaan tersebut dan cukup puas karena jam kerjanya teratur dan tidak ada kegiatan berat yang harus aku jalani. Jujur, pada saat itu perasaanku campur aduk. Aku harus mengikhlaskan impianku sebagai fotografer dan fokus terhadap pekerjaan baru. Sedih, rasanya. Ini bukan kemauanku tetapi Tuhan sudah mengatur skenarionya, hingga Januari 2018 lalu, kista yang menempel pada pipi kananku resmi diangkat.

Dua hari istirahat setelah operasi, aku kembali menjalani rutinitas alias mulai ngantor lagi. Bekerja di perusahaan startup adalah tantangan tersendiri bagiku karena walaupun sudah memiliki title yaitu Creative Content Officer, banyak sekali pekerjaan di luar pekerjaan utamaku yang harus aku lakukan, termasuk mengurus kebutuhan produksi dan menjadi Video Producer.

Masih bisa bergelut dengan dunia fotografi./Copyright pexels.com

Aku banyak bekerjasama dengan para fotografer dan videografer. Sekilas, aku iri dengan peralatan yang mereka bawa. “Dulu aku juga melakukan itu,” ujarku. Dengan peralatan canggih dan mahal, mereka terlihat sangat profesional hingga suatu hari, satu orang di antara mereka mengatakan hal ini padaku, “Nanti bantuin set up ya, soalnya gue cuma bisa megang alat dan estetika gue kurang banget,” aku terdiam, padahal jam terbang dia sudah tidak bisa dihitung dengan jari, tetapi ia tetap meminta bantuan untuk itu. Tidak hanya itu, aku sering mendapat tugas untuk direct fotografer dan videografer di lokasi.

Mungkin saat ini Tuhan belum mengizinkanku untuk kembali menekuni karier di bidang fotografi, tetapi Ia memberikanku kesempatan untuk bekerjasama dengan orang-orang yang menekuni bidang tersebut, bahkan aku juga directing dan briefing mereka. Kalau kata seniorku, secara tidak langsung aku telah menjadi Art Director. Jadi, tidak hanya fotografi, aku juga mempelajari hal lain yang menambah pengetahuanku di industri kreatif. Sungguh mengasyikkan dan tak terduga!

Seakan “hidup kembali” pasca operasi, aku cukup menikmati momen ini. Namun, aku tidak akan menolak apabila kesempatan berkarier di bidang yang kugeluti dulu kembali datang. Masih ada mimpi yang harus kukejar, ada perjuangan yang tidak boleh berakhir dan ada doa yang selalu kupanjatkan kepada-Nya. Not just possible, I’m totally possible!





(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading