Sukses

Lifestyle

Mengubah Nasib, Mantan Buruh Pabrik Ini Sekarang Jadi Selebgram Hits

Setiap wanita punya kisah hebatnya masing-masing. Banyak inspirasi yang bisa didapat dari cerita seorang wanita. Seperti tulisan dari sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Rayakan Hari Perempuan Sedunia ini.

***

Setiap wanita adalah pejuang, baik itu bagi dirinya sendiri, bagi masa depannya, bagi harkat dan martabatnya, ataupun bagi kehidupan orang di sekitarnya. Setiap wanita memiliki kecantikan dan potensi masing-masing. Kali ini saya akan berbagi kisah, tentang saya yang bukan dari keluarga berada. Yang otomatis menjadikan saya hidup di lingkungan yang bukan buruk, hanya kurang baik, dengan orang-orang di lingkungan tersebut tidak menjunjung pentingnya pendidikan sampai pentingnya harga diri bahkan pentingnya berbuat baik.

Bahkan di bangku sekolah menengah pertama saya sudah memiliki pacar, hingga saya duduk di bangku sekolah menengah atas, pacar saya tersebut berniat menikahi saya, dan di sana terbesit pikiran, bagaimana kehidupan saya setelah menikah di saat lulus SMA? Saya melihat lingkungan saya, saya tak mau sama dengan beberapa orang yang saya kenal yang bahkan harus kehilangan keluarganya karena memilih hidup bersama lelaki yang justru meninggalkannya dengan cerai? Menikah muda? Cerai di usia muda? Saya merasa takut dengan itu semua sehingga saya putuskan untuk benar-benar menjauh dengan pria itu. Bahkan saya memutuskan mengganti nomor ponsel saya dan berbagai cara saya lakukan untuk benar-benar menjauh dari dia yang dekat dengan saya selama lima tahun.

Menjadi buruh karena tak bisa kuliah./Copyright pexels.com

Lulus SMA saya belum terbesit untuk kuliah, keluarga saya pun tidak ada yang mendorong saya untuk memilih sesuatu apapun itu saya tidak punya arah pasti bahkan tujuan. Saya akhirnya bekerja di salah satu pabrik, ya saya menjadi buruh di sana di usia 17 tahun 5 bulan, pergi gelap pulang gelap, shift pagi ataupun malam dan menerima gaji.

Hingga ada seorang pria yang menghubungi saya. Rupanya dia mendapat nomor ponsel saya dari teman lama saya. Dia pernah melihat saya dan ingin mengenal lebih dekat lagi. Kami pun dekat, namun jauh. Jauh karena dia adalah pria tampan rupawan dari keluarga berada. Ia kuliah di salah satu kampus negeri bergengsi, awalnya tak ada jarak berarti namun seiring berjalan waktu jarak itu terasa mulai dari gaya hidup dan apa yang kita bicarakan. Saya kurang nyambung dengan apa yang ia ceritakan, hingga ia berkata, "Aku suka perempuan yang bukan hanya bisa di dapur dan di ranjang, aku suka perempuan cerdas apalagi mengutamakan pendidikan," lalu ia menjauh dan tidak bisa dihubungi lagi.

Di saat itu saya berpikir bukankah saya ingin lepas dari lingkungan saya? Saya harus bisa menjadi wanita yang berhasil, belum terlambat untuk masuk kuliah. Saya mendaftarkan diri di universitas swasta bergengsi di ibu kota padahal saya tinggal bukan di ibu kota dan saya mendaftar kelas malam. Saya pun mendapatkan beasiswa potongan biaya per semester karena rapor SMA saya memiliki nilai yang memuaskan tapi dengan syarat IPK saya harus selalu di atas 2,75. Ayah dan ibu saya pun mendukung jika gaji saya tiap bulan saya alokasikan untuk biaya pendaftaran kuliah yang bisa dicicil tersebut.

Fokus kuliah./Copyright pexels.com

Tepat di bulan Juli waktunya perpanjangan kontrak bagi karyawan dengan kinerja baik, saya justru tidak mengambilnya karena di bulan Agustus saya masuk kuliah, sedangkan di pabrik ini bekerja sistem shift. Tidak memungkinkan saya bekerja di sini sembari kuliah di sana. Saya resign padahal saya belum tahu akan kerja di mana saat saya kuliah nanti.

Ternyata Tuhan membuka jalan, ya Tuhan membuka jalan bagi tiap orang yang mempunyai niatan baik. Saya diterima bekerja di suatu perusahaan di ibu kota. Saya diterima di posisi yang juga diisi oleh rekan kerja yang sudah lulus D3 ataupun sarjana.

Kerja kantoran? Kuliah? Bahkan kini saya bisa menyetir mobil, ya, saya kursus menyetir. Ini semua seperti mimpi yang jadi kenyataan bagi saya. Bahkan di kampus saya menemukan teman-teman baik dan mengantarkan saya menjadi seorang vlogger.

Kini menjadi selebgram./Copyright pexels.com
Bahkan si tampan nan rupawan itu menjadi follower saya sekarang. Saya tak membencinya sama sekali, saya justru senang dan berterimakasih, karena jika tidak ada pukulan keras ditinggal pujaan hati mungkin saya tidak dapat menjadi seperti sekarang ini.

Di usia 23 tahun ini saya menjelma menjadi wanita hits kekinian, dan menerima beberapa produk endorsement. Kini saya tengah menyusun skripsi sambil mencoba peruntungan di bisnis online.

Dan saya senang menginspirasi lingkungan saya, mengubah pola pikir anak-anak berusia di bawah saya bahwa jangan takut gagal jangan takut mencoba. Kita pasti bisa asal kita berusaha, bahwa gadis kampung seperti saya ini juga bisa menjadi gadis metropolitan, tentunya dengan cara yang baik ya.






(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading