Sukses

Lifestyle

Usianya Baru 14 Tahun, Tapi Aplikasi Buatannya Sudah Jadi Sorotan

Emma Yang, di usianya yang masih belia sudah bisa membuat terobosan baru. Gadis berusia 14 tahun ini membuat aplikasi untuk para penderita Alzheimer. Semua bermula dari pengalaman pribadi.

Dikutip dari nextshark.com, ketika Emma berusia sekitar 8 tahun, neneknya mulai menunjukkan gejala penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer merupakan kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara. Umumnya perubahan perilaku pada penderita ini disebabkan oleh gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif atau perlahan-lahan.

Nenek Emma mengidap Alzheimer./Copyright youtube.com/Timeless App

Emma pun memutuskan untuk menggunakan kemampuan coding (pengodean) untuk membuat perubahan. Saat ia sudah cukup mahir coding, ia pun membuat aplikasi khusus untuk para penderita Alzheimer. "Aku memiliki pengalaman pribadi soal bagaimana penyakit itu tak hanya memengaruhi penderitanya tapi juga keluarga dan teman-temannya," papar Emma pada Fast Company.

Emma membuat aplikasi untuk membantu pasien Alzheimer./Copyrigth nextshark.com

Saat berusia 11 hingga 12 tahun, Emma memiliki ketertarikan tinggi menggunakan teknologi untuk kepentingan sosial, membantu orang-orang di seluruh dunia. Terlebih dengan pengalamannya sendiri memiliki nenek yang mengidap Alzheimer, ia pun bertekad untuk membuat aplikasi inovatif.

Emma pun membuat aplikasi yang diberi nama Timeless. Dengan aplikasi ini, penderita Alzheimer bisa menggulir (scroll) foto orang-orang yang dicintainya. Menggunakan teknologi pengenalan wajah (facial recognition), aplikasi ini juga bisa memberitahu pengguna soal identitas seseorang yang ditemuinya dan hubungan yang mereka miliki. Kalaupun identitasnya tak bisa langsung diketahui, aplikasi akan langsung mengambil fotonya dan berusaha mengidentifikasinya secara otomatis.

Membuat aplikasi inovatif./Copyright youtube.com/TEDx Talks

"Aku sudah melihat banyak hal tentang bagaimana kecerdasan buatan dan pengenalan wajah terus berkembang dan diaplikasikan di area yang lebih banyak lagi, khususnya di perawatan kesehatan," ujar Emma.

Para mentor di perusahaan teknologi Kairos pun membantu Emma untuk memasukkan proprietary facial recognition software di aplikasinya. Emma juga belajar pengodean untuk iPhone untuk pertama kalinya agar teknologinya bisa diakses lebih banyak pengguna.

Aplikasi Timeless./Copyright nextshark.com

Fitur lain yang ada di aplikasi antara lain pengingat soal jadwal harian, layar kontak sederhana yang menampilkan nama dan foto anggota keluarga, dan halaman "me" yang berisi detail soal pasien yang menjadi pengguna aplikasi yang terdiri dari info nama lengkap, usia, nomor telepon, dan alamat.

Dengan aplikasi ini, pengguna juga akan mendapat notifikasi bila berusaha menelepon satu nomor berulang kali yang biasanya sering dilakukan oleh penderita Alzheimer. Notifikasi seperti, “Are you sure you want to call? You just called less than five minutes ago," akan muncul bila pengguna menelepon seseorang berulang kali.

Beberapa fitur aplikasi pun ada yang dibuat khusus untuk perawat pasien. Seperti fitur untuk mengisi info acara di kalender harian, mengisi beberapa foto yang bisa digunakan algoritma pengenalan wajah untuk berusaha mengidentifikasi orang-orang terdekat pasien.

Timeless masih terus akan dikembangkan./Copyright youtube.com/TEDx Talks

Melalui aplikasi buatannya, Emma yakin bisa memberi banyak manfaat khususnya pada pasien yang baru berada di tahap awal gejala Alzheimer. "Di pasaran tidak ada aplikasi yang benar-benar membantu pasien Alzheimer dengan kehidupan sehari-harinya," jelas Emma. "Seringkali orang berpikir aplikasi ini tak akan membantu, atau orang tua tidak akan bisa menggunakan teknologi. Tapi kenyataannya, saat kita memperkenalkan teknologi kepada mereka dengan tepat, tak ada yang mustahil dan dapat memberi banyak manfaat pada hidup mereka," paparnya lagi.

Saat aplikasi ciptaan Emma masih terus dikembangkan. Penyakit Alzheimer sendiri merupakan penyakit yang menyerang 50 juta orang di seluruh dunia dan belum ada obatnya. Perawatan dengan menggunakan obat dan non-obat pun masih digunakan untuk menangani gejala kognitif dan perilaku pada pasien. Aplikasi Timeless ini pun nantinya diharapkan bisa memberi dampak yang signifikan pada para penggunanya bila sudah bisa diimplementasikan dengan baik.

Wah, luar biasa sekali sosok Emma ini. Di usianya yang baru 14 tahun sudah bisa membuat aplikasi untuk membantu orang banyak. Semoga dengan aplikasinya tersebut, Emma juga bisa membantu meringankan hidup neneknya yang menderita Alzheimer, ya ladies.




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading