Sukses

Lifestyle

Untuk Ibu yang Mengadu Nasib di Negeri Orang, Cepatlah Pulang Bu!

Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba Menulis Surat untuk Ibu ini benar-benar menyentuh. Menggambarkan betapa besar rindu seorang anak pada ibu yang saat ini berada di negeri orang.

***

Surat kecil ini kuperuntukkan untuk seorang ibu yang jauh di sana. Seorang ibu yang mengais rezeki demi anak-anaknya di negeri orang penuh suka dan duka cita.

Saat waktu mulai berputar lagi hari ini, aku sedang merenung dan berpikir bagaimana menjadi seorang anak yang bisa membahagiakan kedua orang tua, terutama ibu. Meski sejak kecil ibu jarang mendampingi, ibu tetap jadi kebanggaan kami semua.

Aku sadari detik demi detik, masa demi masa semakin jauh nan di sana, kau tetap memperjuangkan nasib anak-anakmu. Hari ini tepatnya di bulan yang indah dan yang penuh dengan cahaya bintangmu, aku sebagai anak yang hanya bisa mendoakan keberadaanmu di sana. Meski terkadang ada rasa putus asa karena jarak dan waktu memisahkan kehidupan seorang ibu dan anaknya.

Rasa kasih, sayang, cinta dan seluruh pengorbananmu patut kuberi junjungan yang tinggi bagaikan dunia dan seisinya. Perjuangan dan jerih payahmu tak bisa digantikan oleh peran siapapun. Memilikimu adalah hal yang sangat kusyukuri hingga dewasa ini. Merindukanmu merupakan hal biasa yang selalu terucap di benakku.

Aku merindukanmu, Bu./Copyright pixabay.com

Sebelum aku bisa melihat indahnya dunia ini, kau berjuang selama 9 bulan untuk bisa melahirkan seorang anak yang nantinya dapat berguna bagi siapapun yaitu bangsa dan negaranya. Saat itulah kau tak pernah lelah, mengeluh bahkan menjerit saat dalam perutmu kesakitan. Jika dibayangkan betapa besarnya perjuanganmu, mungkin sebesar lautan dan luasnya samudera ini.

Terkadang meski kau tidak bisa selalu makan enak, kau tetap berusaha menjaga pola makan yang bergizi. Kau harus menjaga kesehatanmu agar nantinya keluar anak yang dapat memuliakanmu kelak kau menua nanti. Meski kadang tidur tidak nyenyak dan kurang nyaman, ibarat kata "buat mlumah aja sakit, apalagi mengkurepā€¯ kau tetap saja tak pernah mengeluh bahkan kau tetap tersenyum dan bersyukur atas nikmat Allah yang diberikan karena bisa tidur dengan calon anakmu nanti.

Ketika hari itu tiba, kau bisa melihat indahnya kehidupan yang baru bersama anakmu. Mengurus, membimbing, serta mendidiknya menjadi kebahagiaanmu. Sejak dulu kau tak pernah lelah mengurus anakmu ini. Mengajarinya dari yang tadinya tidak mengerti hal baik dan buruk hingga dia mengerti. Kau juga tak pernah sedikit pun marah ketika anakmu ini berbuat ulah yaitu selalu menangis meminta mainan, dan selalu membuatmu kerepotan. Pengorbananmu tetap berjalan mengikuti langkah kaki dan detak jantung yang sedang berdebar kencang, hingga anakmu sekarang dewasa ini.

Rasa kasih sayang dan cinta terhadap anak-anakmu tak pernah berkurang sedikit pun. Kau tetap berjuang demi kesuksesan anak-anakmu. Adanya kendala perekonomian di suatu keluarga itu selalu menjadi permasalahan utama, sehingga menuntut kau harus menginjakkan kakimu di negeri orang untuk mengais rezeki demi keluargamu menjadi keluarga yang bahagia dunia dan akhirat.

Perjuangan ibu sungguh luar biasa./Copyright pixabay.com

Jarak yang jauh dan waktu yang terus berputar tak menghalangi perjuanganmu. Kau tetap menjalani kehidupan sendirian saat ini, karena kau saat ini sedang mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk membiayai pendidikan anak-anakmu serta mencukupi segala kebutuhannya agar kelak nantinya kau dapat berkumpul bersama keluargamu. Tanpa sedikit rasa kecewa kau tetap berjuang melawan arus kejamnya dunia ini.

Hari ini aku sebagai anak ingin mengungkapkan bahwa kau adalah wanita sangat patut dimuliakan derajatnya. Kau patut menerima derajat penghargaan yang sangat tinggi, karena kau telah dinyatakan lulus menghadapi semua rintangan dan ujian yang ada, mulai dari kau mengandung hingga melahirkan anakmu di dunia saat ini.

Tidak ada kata terindah selain terima kasih sebesar-besarnya untukmu yang hingga saat ini masih sendirian dan berjuang demi mutiaramu ini. Wahai ibu, kedatanganmu adalah hal yang kutunggu-tunggu, mulai terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari aku ingin kau berada di hadapanku, dengan memberikan sebuah ciuman di keningku sebagai gantinya sekian lama tahun ini.

Surat kecilku ini belum cukup untuk menceritakan semua tentangmu. Karena ceritamu bahkan riwayatmu tak akan pernah terselesaikan. Kau tetap di benakku selamanya.

Ibu kau adalah wanita yang begitu baik, jujur, dan lemah lembut dan tak pernah lelah dengan segala apapun yang terjadi di skenario kehidupan ini. Kau sosok orang yang benar-benar patut dimuliakan bagaikan mutiara yang tidak bisa dibeli oleh siapapun.

Kau juga bagaikan bunga mekar yang harumnya tak pernah ada habisnya. Selain itu kau juga bagaikan intan permata yang tidak bisa dimiliki oleh siapapun. Hari ini meski terpisah jarak yang jauh, aku hanya ingin memberimu satu janji bahwa nanti kelak kau pulang dari negeri orang kau akan tetap menjadi sosok seorang ibu, pahlawanku, penyemangatku yang kuberi derajat kemuliaan sesuai dengan perjuanganmu yang tiada tara.

Cepatlah pulang ibu, kutunggu ibu di depan pintu rumah. Salam dari anakmu di kejauhan.

Selamat Hari Ibu. I will love you forever, my mother. You are the best mom for my life. Surga di bawah telapak kakimu, wahai Ibu.




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading