Sukses

Lifestyle

Lindungi Korban Kekerasan Seksual dengan Memahami Mitos Tentang Perkosaan

Kekerasan terhadap perempuan kerap terjadi. Mulai di rumah, di jalanan kerap terjadi baik kepada perempuan atau anak perempuan. Mirisnya pelaku kekerasan ini banyak dilakukan oleh orang terdekat korban bahkan yang ia cintai. Well, banyak anggapan bahwa perkosaan terjadi karena korban yang menyebabkan kejahatan itu terjadi.

Hmm, parahnya banyak mitos yang berkembang tentang kasus perkosaan yang justru merugikan korban. Berikut adalah 11 mitos tentang perkosaan yang harus kamu ketahui.

  1. Pelaku adalah orang tidak berpendidikan. Faktanya pelaku perkosaan tidak mengenal latar belakang pendidikannya.
  2. Pelaku pemerkosaan memiliki gangguan mental. Nyatanya, pelaku secara sadar melakukan perkosaan dan tidak mengalami gangguan mental sama sekali.
  3. Pelaku tidak mendapat kepuasan seksual. Faktanya, pelaku perkosaan tidak ada masalah dengan kehidupan seksualnya. Bahkan hubungannya dengan pasangannya berjalan dengan baik.
  4. Korban perkosaan memakai pakaian yang terlalu ketat dan menonjolkan bentuk tubuhnya. Faktanya banyak korban perkosaan memakai pakaian yang tertutup dan formal.
  5. Karena cantik maka boleh diperkosa. Nyatanya, siapa saja bisa menjadi korban perkosaan. Tidak peduli bagaimana bentuk tubuh korban, warna kulit, suku maupun agamanya.
  6. Korban perkosaan berada di tempat yang sepi. Faktanya perkosaan bisa terjadi di mana saja, di jalan, sekolah, kantor bahkan di rumah.
  7. Ada anggapan korban menikmati, faktanya korban perkosaan ada yang histeris dan mengalami trauma yang berat.
  8. Korban hanya mengkhayal jika diperkosa. Faktanya, korban enggan melaporkan kasus perkosaannya karena merasa malu, takut dan trauma.
  9. Pelaku perkosaan tidak dikenal korban. Banyak pelaku perkosaan adalah orang terdekat korban bahkan seseorang yang dicintainya.
  10. Karena mabuk seseorang akhirnya memperkosa. Ladies, alkohol dan narkoba bukan pembenaran atas pelaku pemerkosaan.
  11. Dalam pernikahan tidak ada perkosaan. Ada istilah marital rape, yaitu saat hubungan intim menjadi pemaksaan di dalam rumah tangga. Hal ini dapat melukai fisik maupun mental pasangan.

Ladies, demikian 11 mitos tentang perkosaan. Berhenti menyalahkan korban pelecehan seksual. Seharusnya korban mendapat perlindungan dan dukungan bukan menghakiminya dengan menganggap hal buruk yang terjadi padanya karena kesalahannya.

(vem/apl)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading