Sukses

Lifestyle

Gemuk Setelah Punya Anak: Meski Banyak yang Mencibirku, Suamiku Tetap Cinta

Tubuh jadi lebih gemuk setelah memiliki anak? Kisah sahabat Vemale yang diikutsertakan dalam Lomba My Body My Pride ini mungkin juga pernah dialami oleh sebagian wanita yang kini sudah menjadi ibu. Dari kisah ini, ada makna dan pelajaran penting yang bisa kita peroleh.

***

Sahabat Vemale, banyak istilah mengungkapkan kecantikan di zaman sekarang ini. Bahkan mungkin setiap perempuan berlomba-lomba untuk menjadi cantik, bagaimana pun caranya. Menghabiskan banyak uang, operasi plastik, sedot lemak dan banyak jenis perawatan lainnya. Diet ketat bahkan sampai terkena penyakit anoreksia, sungguh miris dengan tren kecantikan di zaman sekarang. Semakin kurus jadi patokan untuk semakin cantik, atau bokong besar hasil implant, payudara kencang hasil silikon, bibir tebal hasil dari suntikan, sungguh “Beauty is Pain”.

Saya ibu satu anak dan alhamdulillah akan menyusul satu anak lagi yang sedang saya kandung, dan saya masih bekerja. Sangat sering olokan demi olokan yang saya dapat dari rekan kantor terutama rekan yang perempuan yang masih single, “Besar sekali badanmu!” Rasanya sudah biasa sampai saya pun tidak terlalu menanggapinya, apalagi sejak proses melahirkan jelas badan tidak akan seindah dahulu.

Sempat terpikirkan untuk menjaga makan dan diet, syukur saya memiliki suami yang tidak pernah mempermasalahkan dengan perubahan tubuh menjadi melar, bahkan suami saya memberikan jawaban yang luar biasa, “Untuk apa kamu diet, dengan tubuh begini saja sudah cantik.” Komentar yang bikin melting banget dan suami lebih menyarankan saya untuk menjaga makanan agar ASI anak kami lebih tercukupi nilai gizinya.

Beruntung suami pengertian./Copyright pixabay.com

Menurut saya fase kecantikan itu sudah lewat dengan tubuh indah. Tapi bukan berarti saya tidak menjaga penampilan, pilihan hidup saya kecantikan hanya untuk suami. Saya akan cantik jika saya sedang dengan suami. Terlebih lagi fase melahirkan yang menyakitkan, bayangkan saja selulit dimana–mana, memberikan ASI membuat payudara longgar, perut melar, tapi itulah wanita dengan kelebihan berjihad dengan cara melahirkan.

Saya lebih memilih kecantikan atau memberikan gizi terbaik buat anak, dan menurut saya kecantikan yang paling baik adalah lisan dan perbuatan, buat apa kita susah payah menjaga kecantikan dengan modal besar tapi hanya untuk pujian orang lain? Apakah itu berpengaruh dengan kehidupan kita? Itu semua hanya topeng untuk terkesan cantik.

Banyak para istri yang memamerkan kecantikan di medsos misalnya, ujung–ujungnya hanya membuat masalah, dengan istilah memancing pujian dari orang, tidak menutup kemungkinan akan ada laki–laki nakal yang akan menggoda dan memuji. Saya masih ingat nasihat ayah saya, “Jadilah perempuan yang mahal." Tapi bukan berarti matre. Maksudnya adalah jangan hanya kecantikan yang menjadi patokanmu. Saat umur meninggi, saat rambut memutih, saat kulit menua dan keriput, semua itu akan hilang.

Sekarang kalau ada teman-teman yang mengejek atau mencibir tubuh gemuk saya, hadapi saja dengan senyuman. Lebih banyak bersyukur dengan tubuh yang diberi lengkap. Masih banyak orang di luar sana yang memiliki kekurangan, masih beruntung kita diberi organ tubuh lengkap dan kesehatan yang baik.

Bersyukurlah dengan nikmat yang ada, karena tubuh ini juga tidak akan abadi. Nikmatilah hidupmu dengan caramu, dengan kebanggaanmu, dengan prestasimu. Bagi saya prestasi yang terbaik yang pernah saya dapat dalam kehidupan ini adalah menjadi ibu. Kamu akan melepaskan semua kecantikanmu demi melahirkan si buah hati. Kecantikan hati yang tidak ada tandingannya dengan kecantikan tubuhmu. Dan saya bangga dengan tubuh yang saya punya ini, karena tubuh inilah yang telah melahirkan anak–anak yang Insya Allah berguna untuk dunia dan akhirat.




(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading