Sukses

Lifestyle

Tetap Semangat, Ibu Siti Jual Koran demi Biaya Sekolah 4 Anaknya

Saat ini mencari informasi sangat mudah. Cukup pakai gadget dan sambungan internet, kita bisa mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Memang di masa serba canggih ini, kita sangat dimanjakan dengan fasilitas internet. Apalagi ketika ingin mengetahui sebuah berita, dengan internet kita bisa langsung mendapat info berita lengkapnya. Berbeda dengan dahulu saat kita harus menunggu koran terbit untuk bisa mendapat berita.

Kemajuan teknologi dan cepatnya arus informasi yang kita peroleh membuat banyak orang yang meninggalkan media cetak. Namun, pedagang media cetak seperti pedagang koran tetap optimis. Masih ada keyakinan bahwa media cetak akan terus dinikmati masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh pedagang koran Siti Nurseha ini.

Dari kejauhan kita bisa melihat lapak ibu berusia 53 tahun ini penuh dengan koran dari berbagai media. Panasnya cuaca stasiun Pasar Minggu kala itu tidak menyurutkan kegigihannya dalam berdagang.

"Pertama dagang itu karena nerusin dagangan Bapak, daripada stres di rumah mending saya dagang bisa ketemu pembeli atau temen-temen yang lagi dagang juga, jadi hiburan," ujar Ibu Siti saat ditemui tim Vemale.com.

Foto: copyright Vemale/Anisha Saktian Putri

Walaupun, kini mencari informasi dapat dengan mudah didapatkan lewat gadget, Ibu Siti tetap yakin bahwa koran masih banyak diminati masyarakat. "Alhamdulilah yang cari koran masih banyak, walaupun tidak sebanyak dulu. Soalnya sudah ada pelanggan, anak sekolah atau kuliah masih suka cari koran untuk tugas-tugasnya," ungkapnya.

Walaupun penghasilannya tidak banyak seperti dahulu, Ibu Siti bercerita bahwa ia mampu membantu suaminya untuk menyekolahkan empat anaknya dan membuat dapur ngebul.

Sehari-hari Ibu Siti berangkat dari rumahnya di kawasan Cilodong, Depok menuju Pasar Minggu tempatnya berjualan menggunakan Miniarta pukul empat subuh. Biasanya, Ibu Siti menutup lapaknya hanya sampai pukul 12 siang saja.

"Kalau koran kan dicari pagi saja, jadi jam 12 saya udah pulang. Kalo dagangan nggak habis ya pulangin ke agen koran," tambahnya.

Berjualan koran bukan tanpa tantangan. Menurutnya, hujan menjadi hambatan terbesarnya dalam berjualan. "Koran yang terbuat dari kertas, kalau kena hujan jadi basah nggak bisa dibaca lagi, terkadang saya merugi karena agen suka nggak mau nerima jika basah. Namun untuk Satpol PP Ibu tidak bermasalah karena barang yang dijual tidak membuat sampah," tuturnya.

Ke depannya, Ibu Siti berharap agar koran masih tetap dicari meski kemajuan teknologi dan internet makin pesat. Ia berharap usahanya tidak gulung tikar. Kita doakan yang terbaik untuk Ibu Siti dan keluarganya, ya Ladies.

(vem/asp/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading