Sukses

Lifestyle

Remaja Ini Tetap Semangat Sekolah Meski Sakit Kulit Parah

Ketika tubuhmu sehat dan tanpa sakit sedikit pun, alangkah malunya jika kamu malas belajar, malas bekerja dan tidak mau mensyukuri nikmat bahagia yang telah diberikan Tuhan. Perlu kita tahu, ada banyak orang di luar sana yang hidup dengan segala keterbatasannya tapi tetap semangat dalam meraih cita, berbuat baik hingga senantiasa membuat orang-orang di sekitar mereka bahagia.

Dikutip dari laman dailystar.co.uk, seorang remaja berusia 19 tahun bernama Mei Xiao yang menderita kondisi kulit langka telah membuat jutaan hati orang di dunia merasa tersentuh dan terharu oleh kisahnya. Mei yang berasal dari Provinsi Anhui, China ini menderita penyakit langka yang disebut sebagai epidermolysia bullusa. Sebuah kondisi yang menyebabkan kulit menjadi gampang rapuh, terluka, lecet dan mengelupas.

Mei sakit kulit parah dan mengharuskannya memakai kain kasa di seluruh tubuhnya | Photo: Copyright dailystar.co.uk

Untuk menghindari kondisi yang lebih parah, orang tuanya selalu membungkus kulit tubuh Mei menggunakan kain kasa. Setiap hari, sedikitnya selama 3 jam sang ibu dengan sangat hati-hati memasangkan kain kasa ke kulit buah hatinya tersebut. Sang ibu juga tak lupa mengobati luka di tubuh Mei menggunakan salep dan beberapa obat herbal. Setidaknya, remaja 19 tahun itu membutuhkan 16 rol kain kasa untuk membungkus kulit tubuhnya.

Tak hanya membungkus tubuh dengan kain kasa, setiap hari Mei juga harus minum berbagai obat, mengurangi iritasi dengan memakai salep dan minum antibiotik. Dari beberapa laporan yang ada, 50% bagian tubuhnya telah kehilangan jaringan epidermis sehingga membuat kulitnya rentan terinfeksi oleh berbagai hal di sekitarnya.

Meski sakit, Mei tak pernah mengeluh. Ia tetap semangat dalam menjalani hidup bahkan ia selalu semangat untuk sekolah | Photo: Copyright dailystar.co.uk

Walau tubuhnya sangat lemah dan sakitnya parah, Mei adalah remaja yang kuat serta pantang menyerah. Ia tetap pergi ke sekolah dan menuntut ilmu demi masa depannya. Setiap hari, sang ibu akan mengantarnya ke sekolah. Lulus dari SMA, Mei melanjutkan studinya di salah satu universitas ternama di China. Ia melanjutkan studi dengan berfokus di bidang vokasi dan teknik.

Kondisi tangannya yang semakin menyusut dan tidak sekuat dulu tak menyurut niatnya untuk terus belajar atau membuatnya lambat dalam mencatat setiap pelajaran yang ia terima dari para gurunya.

(vem/mim)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading