Sukses

Beauty

Gula, Si Manis Perusak Penampilan

Vemale.com - Gula, si manis yang selalu ada di setiap rumah sebagai pemanis alami. Mudah didapatkan, murah dan semua orang suka padanya. Ya, si manis yang menggoda lidah dan disukai (terutama) oleh anak-anak dan wanita ini memang selalu menjadi panganan yang ada dalam keseharian, kehadirannya sulit ditolak apalagi dihilangkan. Coba perhatikan, hampir semua masakan dibubuhi gula, cek label makanan kemasan, ada gula di sana sini. Kita semua, tumbuh bersama gula. Pikirkan juga mengapa jus buah kemasan pabrik lebih lezat dan menggiurkan (padahal tertulis 100% buah asli pada kemasan) dibanding jus buah buatan sendiri? Makin Enak, Makin Banyak Gula "Gula memiliki rasa yang sangat enak, dan semakin banyak gula diproduksi, semakin banyak yang kita konsumsi," ujar George Bray, M.D., seorang kepala clinical obesity and metabolism division dari Pennington Biomedical Research Center, Louisiana. Sejak tahun 1970, jumlah gula yang terdapat dalam makanan kemasan meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena gula mudah didapat dan murah. Dampak dari hal tersebut, banyak perusahaan pengolah makanan kemasan yang berlomba-lomba menghasilkan produk yang lebih enak dengan menambahkan gula yang semakin banyak. Berdasarkan hasil dari American gobbles, sebanyak 43.800 kalori dari gula (termasuk pemanis dari gula jagung dan madu) lebih banyak ditemukan pada makanan kemasan dibandingkan makanan kemasan yang diproduksi pada tahun 1977. Berpengaruh Pada Kenaikan BMI Dengan bertambahnya jumlah gula yang kita konsumsi (secara tidak sadar) pada berbagai makanan kemasan dan makanan siap saji, tubuh tidak serta merta langsung beradaptasi. Tubuh kita tidak dilengkapi pertahanan untuk menangani pasokan konsumsi gula yang semakin meningkat. Pada wanita, kenaikan konsumsi gula sebanyak 20% akan menaikkan body-mass index (BMI) sebanyak 2 - 3 poin. Hal ini tentu berkaitan dengan kelebihan berat badan, bahkan pencetus obesitas. Wanita memang lebih banyak menjadi korban dari gula, karena seperti yang kita tahu, wanita suka menikmati makanan manis dalam berbagai ragam bentuk makanan olahan. Tidak hanya itu, bahkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Minnesota Twin Cities selama 27 tahun menemukan bahwa kenaikan konsumsi gula erat kaitannya dengan bertambahnya risiko terkena diabetes, penyakit jantung dan sindrom metabolisme. Bijaksana Mengonsumsi Gula Lalu bagaimana dengan konsumsi sehari-hari? Bahkan gula lebih akrab menemani Anda pada saat Ramadhan dengan sederet makanan dan minuman pembuka manis pelepas dahaga? Konsumsi gula yang terlalu banyak pada saat berbuka puasa, apalagi sebagai makanan awal justru dapat membuat lonjakan tajam gula darah yang tidak mendapat asupan selama berpuasa. JADWAL PUASA BULAN SUCI RAMADHAN 1432 H Anda tentu boleh menikmati makanan dan minuman manis untuk berbuka puasa. Pilih kurma segar (bukan manisan kurma) atau jus buah segar buatan sendiri tanpa gula. Gula alami yang ada pada buah-buahan segar lebih bersahabat karena tidak menyebabkan lonjakan kenaikan gula darah secara tajam. Jika tidak ada keduanya? Pilih air mineral sebagai pembuka ketimbang jus buah kemasan, kolak atau makanan manis lainnya. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam dan tetap jaga kesehatan Anda! [initial] Gula Juga Sebabkan Jerawat Berdatangan 3 Kebiasaan Makan Penyebab Kegemukan Banyak Minum Kopi Picu Halusinasi
(vem/wsw)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.
    Ramadan adalah bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan puasa selama satu bulan penuh.

    Ramadan

Loading