Sukses

Beauty

Beauty And It's Mental Skepticism

Vemale.com - Cosmopolitan
Industri fashion, beauty, periklanan sampai media cetak banyak memakai model size zero yang memiliki wajah dan tubuh yang sempurna. Stereotype ini menyakitkan bagi banyak wanita yang tak memiliki gen serupa. Banyak yang tak sadar bahwa persepsi cantik itu sebetulnya memang from the eye's of the beholder. Balik lagi dengan penilaian masing-masing, kan? Tapi kalau penilaian Anda hanya sekadar ketakutan yang tak masuk akal, jangan ragu untuk menyerahkan diri ke psikolog atau psikiater. Apakah Anda pernah mendengar Body Dysmorphic Disorder (BDD) atau obsesi memiliki bentuk wajah dan tubuh yang sempurna? Kisah Bayya bisa menjadi contoh. Ia memiliki wajah yang manis. Tapi entah mengapa, ia merasa hidungnya kurang seimbang. Setiap menit ia wajib mengobservasi hidungnya di cermin. Ia pun menolak bertemu dengan orang karena merasa buruk rupa. Jika perlu ia akan memakai masker untuk menutupi kondisinya. Operasi plastik pun dilakukan dan tetap saja ia merasa tak sempurna. Ia semakin kecewa dan mencoba untuk bunuh diri. Tapi siapa sangka kalau ia mengalami BDD. Penyebab timbulnya BDD sampai sekarang belum ditemukan secara pasti. Namun penelitian menyatakan kadar Serotonin dalam otak yang tak seimbang akan menimbulkan perilaku seperti ini. Penelitian lainnya juga menyimpulkan bahwa orang yang perfeksionis, introvert, labil dan sensitif bisa terkena BDD. Trauma masa lalu yang hebat, diskriminasi serta image dari media juga memicu gejala ini. Bila dibiarkan saja, akan membahayakan si penderita. Anda bisa lihat contoh yang dialami selebritis ini. Uma Thurman mengaku mengalami BDD karena merasa tubuhnya sangat gemuk. Rachel Zoe sebagai personal stylist para selebriti Hollywood rela menguruskan badannya demi fashion hingga tulang dadanya begitu jelas menonjol. Michael Jackson, Jocelyn Wildenstein, dan penyanyi band Dead or Alive, Pete Burns malah mengubah total bentuk wajahnya. Pete sempat mencoba bunuh diri karena operasinya gagal. Operasi plastik yang dilakukan secara intensif tidak membantu penderita BDD. TREAT THE DEVIL BDD sebagian besar ditemukan pada perempuan. 70% dari gejalanya timbul saat usia remaja di bawah 18 tahun dan akan semakin memuncak di umur 30 tahun. Kelainan ini bisa dirawat dengan pengobatan yang tepat. Penelitian menemukan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat membantu mengurangi BDD sampai 82%. CBT adalah terapi berpikir dengan bantuan psikiater yang berfokus pada penyelesaian masalah penderita dengan mengubah pola pikir yang negatif menjadi positif. Selain itu, perawatan dengan obat golongan SRRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) untuk menaikkan kadar Serotonin pada otak telah menunjukkan problema yang dialami penderita BDD hilang secara perlahan. Kompleksnya pikiran manusialah yang membuatnya tak pernah merasa puas. Tapi seandainya Anda menyadari bahwa ketidaksempurnaan itu merupakan sesuatu yang unik, mungkin Anda bisa memiliki hidup yang lebih bahagia. Kita bisa meniru artis dengan tubuh ekstra seperti Jennifer Hudson yang selalu pede. Malah Gabourey Sidibe, pemeran film Precious jika ditanya kenapa ia memiliki percaya diri yang tinggi, ia berkata, "Pada suatu hari saya memutuskan bahwa saya ini cantik dan saya menjalani hidup ini seolah-olah memang saya cantik. Saya memakai warna yang saya suka, menggunakan make up yang membuat saya cantik, dan itu semua sangat membantu. Tidak ada hubungannya dengan bagaimana dunia ini melihat Anda, yang terpenting adalah apa yang Anda lihat." GEJALA BDD Perhatikan tanda-tanda di bawah ini yang patut dicurigai:
  • Seperti kesurupan, memandangi kaca berkali-kali untuk meneliti tiap lekuk wajah ataupun tubuhnya.
  • Mencoba untuk menutupi apa yang dianggap jelek seperti memakai make up berlebih, baju yang kebesaran ataupun atribut kamuflase lainnya
  • Terlihat amat sangat berlebihan dalam merawat tubuhnya seperti menyisir rambut, memegang kulit atau bagian tubuh lainnya hingga berujung pada munculnya Obsessive Compulsive Disorder (OCD) yang tak bisa mengontrol diri untuk selalu melakukan apapun berulang-ulang kali
  • Sering kali membandingkan dirinya dengan orang lain atau dengan idolanya, dan selalu merasa kurang dan tidak menarik
  • Rasa tidak percaya diri yang kronis dan susah bersosialisasi Menolak untuk keluar kamar atau hanya keluar di saat merasa aman atau sudah malam
  • Terobsesi dengan diet, olahraga, perawatan kulit, sampai operasi plastik namun tidak akan membuatnya puas
  • Mengalami depresi berat dan cenderung ingin bunuh diri
  • [initial]
Source: Cosmopolitan, Maret 2010, halaman 98 Provided by:
(Cosmo/bee)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

    Loading